APSI Nganjuk

My photo
Kabupaten Nganjuk, Jawa Timur
Sebagai Media Informasi Pendidikan & Pembelajaran (Dari Kita Untuk Semua) Kontak: 082143737397 atau 085735336338

Wednesday, December 5, 2012

PEMBELAJARAN TEMATIK

A.  Dasar Penerapan Pembelajaran Pembelajaran Tematik

 

Penerapan pembelajaran tematik untuk kelas 1 – 3 Sekolah Dasar mengacu kepada Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 22 tahun 2006 tentang Standar Isi untuk satuan Pendidikan Dasar dan Menengah. Lampiran Peraturan Menteri tersebut Bab II, Bagian B tentang Struktur Kurikulum Pendidikan Umum, butir 1.c. dinyatakan bahwa pembelajaran kelas 1 – 3  SD dilaksanakan melalui pendekatan tematik. 

 

B.   Pengertian Pembelajaran Tematik

Pembelajaran tematik adalah pembelajaran terpadu yang mengggunakan tema untuk mengaitkan beberapa mata pelajaran.

Batasan waktu dan cakupan materi kegiatan siswa di sekolah  didasarkan pada tema yang dikembangkan, bukan didasarkan pada jadwal mata pelajaran.

     

C.  Karateristik Pembelajaran Tematik

Pembelajaran tematik memiliki karakteristik-karakteristik sebagai berikut:

1.   Berpusat pada siswa

Pembelajaran tematik berpusat pada siswa.  Hal ini sesuai dengan pendekatan belajar modern yang lebih banyak menempatkan siswa sebagai subjek belajar, sedangkan guru lebih banyak berperan sebagai fasilitator yaitu memberikan kemudahan-kemudahan kepada siswa untuk melakukan aktivitas belajar.

2.   Memberikan pengalaman langsung

Pembelajaran tematik dapat memberikan pengalaman langsung kepada siswa Dengan pengalaman langsung ini, siswa dihadapkan pada sesuatu yang nyata (konkrit) sebagai dasar untuk memahami hal-hal yang lebih abstrak.

3.   Pemisahan mata pelajaran tidak begitu jelas

Fokus pembelajaran diarahkan kepada pembahasan tema-tema yang paling dekat berkaitan dengan kehidupan siswa

4.   Menyajikan konsep dari berbagai mata pelajaran

Pembelajaran tematik menyajikan konsep-konsep dari berbagai mata pelajaran dalam suatu proses pembelajaran. Dengan demikian. Siswa mampu memahami konsep-konsep tersebut secara utuh. Hal ini diperlukan untuk membantu siswa dalam memecahkan masalah-masalah yang dihadapi dalam kehidupan sehari-hari.

5.   Bersifat fleksibel

Pembelajaran tematik bersifat luwes (fleksibel) dimana guru dapat mengaitkan bahan ajar dari satu mata pelajaran dengan mata pelajaran yang lainnya, bahkan mengaitkannya dengan kehidupan siswa dan keadaan lingkungan dimana sekolah dan siswa berada.

6.   Hasil pembelajaran sesuai dengan minat dan kebutuhan siswa

Siswa diberi kesempatan untuk mengoptimalkan potensi yang dimilikinya sesuai dengan minat dan kebutuhannya.

7.   Menggunakan prinsip belajar sambil bermain dan menyenangkan

 

D.  Keuntungan  Pembelajaran Tematik   

1. Siswa mudah memusatkan perhatian pada suatu tema tertentu

2. Siswa mampu mempelajari pengetahuan dan mengembangkan berbagai kompetensi dasar antar mata pelajaran dalam tema yang sama

3. Pemahaman terhadap materi pelajaran lebih mendalam dan berkesan

4.Kompetensi dasar dapat dikembangkan lebih baik dengan mengkaitkan mata pelajaran lain dengan pengalaman pribadi siswa

5. Siswa mampu lebih merasakan manfaat dan makna belajar karena materi disajikan dalam konteks tema yang jelas.

6. Siswa lebih bergairah belajar karena dapat berkomunikasi dalam situasi yang lebih nyata, untuk mengembangkan suatu kemampun dalam satu mata pelajaran sekaligus mempelajari mata pelajaran lain.

7. Guru dapat menghemat waktu karena mata pelajaran yang disajikan secara tematik dapat dipersiapkan sekaligus.

 

E   Filosofi pembelajaran

Filosofi buku pembelajaran tematik merupakan perpaduan antara aliran progresivisme, konstruktivisme, dan humanisme, sesuai dengan landasan filosofis pembelajaran tematik yang diterbitkan oleh Pusat Kurikulum Departemen Pendidikan Nasional tahun 2006.

Aliran progresivisme memandang proses pembelajaran perlu ditekankan pada pembentukan kreativitas, pemberian sejumlah kegiatan, suasana yang alamiah, dan memperhatikan pengalaman siswa.

Aliran konstruktivisme  memandang bahwa pengetahuan adalah hasil konstruksi  atau bentukan manusia. Manusia mengkonstruksi pengetahuannya melalui interaksi dengan obyek, fenomena, pengalaman dan lingkungannya.  Pengetahuan tidak dapat ditransfer begitu saja dari seorang guru kepada siswa, tetapi harus diinterprestasikan sendiri oleh masing-masing siswa. Pengetahuan bukan sesuatu yang sudah jadi, melainkan suatu proses yang berkembang terus menerus. Jawaban siswa atas suatu persoalan adalah jawaban yang ”masuk akal bagi siswa” saat itu.
Jika ada jawaban salah, bukan disalahkan, tetapi ditanyakan bagaimana ia mendapatkan jawaban itu.

Keaktifan  siswa yang diwujudkan  oleh rasa ingin tahunya sangat berperan dalam perkembangan pengetahuannya.

Aliran humanisme melihat siswa dari segi keunikan/kekhasannya, potensinya, dan motivasi yang dimilikinya.

Keterpaduan ketiga aliran tersebut tampak pada beberapa hal berikut:

 

1. Satuan pembelajaran harian terdiri dari serangkaian kegiatan siswa, bukan kegiatan guru, bukan pula  sub pokok bahasan. Hal ini sesuai dengan pendekatan  pembelajaran modern yang lebih banyak menempatkan siswa sebagai subyek belajar, sedangkan guru lebih banyak berperan sebagai fasilitator yaitu memberikan kemudahan-kemudahan kepada siswa untuk melakukan aktivitas belajar.

2.  Rumusan kegiatan menggunakan kata kerja yang mencerminkan   hasil yang diharapkan dan yang dapat diamati hasilnya Dengan rumusan tersebut guru akan mudah memantau kualitas proses pembelajaran dan hasilnya.

3. Kegiatannya bersifat konstruktif yang memungkinkan siswa membangun pengetahuannya sendiri, bukan kegiatan yang bersifat mentransfer pengetahuan dari guru kepada siswa. Kegiatannya sangat variatif dan kreatif yang memungkinkan lahirnya peneliti-peneliti kecil.

4. Uraian pada setiap kegiatan tidak dimaksudkan sebagai materi pembelajaran yang harus ”dihafal”  atau ditirukan siswa, melainkan sumber belajar yang membuat  siswa memperoleh pengalaman.

 

      Penekanan pembelajaran tematik bukan banyaknya fakta dan konsep yang diketahui oleh siswa, melainkan tahu cara mempelajari sesuatu. Siswa belajar tentang bagaimana  cara belajar.

 

 

5. Sebagian besar  kegiatan  siswa dituntut untuk melakukan,  sehingga hasil belajarnya dapat lebih maksimal, sesuai dengan kerucut pengalaman berikut ini:

                                                                       (Peter Sheal, 1989)

6. Siswa diberi kesempatan untuk mengekpresikan atau mengkomu nikasikan gagasannya dalam kotak ’Sekarang Aku Tahu’  sehingga siswa dirangsang untuk berpikir secara produktif. Dalam hal ini peran guru betul-betul sebagai fasilitator, motivator, dan mentor yang perannya dapat dianalogikan sebagai tukang kebun.

 

 

F.  Tema

      1. Penentuan Tema

          Pembelajaran disebut tematis bila antara mata pelajaran satu dengan lainnya saling terkait bahkan terpadu, bukan hanya judulnya saja, tetapi terutama pada prosesnya.    Maka tematisnya suatu pembelajaran disebut terletak pada proses pembelajarannya. Dengan pemikiran tersebut maka tema dan alokasi waktu dapat ditentukan lebih dahulu.

         Pemilihan tema memperhatikan prinsip-prinsip tema, antara lain:

·     Memperhatikan lingkungan yang terdekat dengan siswa

·     Dari yang termudah menuju yang sulit

·     Dari yang sederhana menuju yang kompleks

·     Dari yang konkret menuju  yang abstrak

·     Tema yang dipilih harus memungkinkan terjadinya proses berpikir dalam diri siswa

Baca Selanjutnya- PEMBELAJARAN TEMATIK

Friday, October 26, 2012

KOMPETENSI PENGAWAS SEKOLAH

 

clip_image002

Kompetensi pengawas sekolah/madrasah yang tersirat dan tersurat dalam Permendiknas No 12 tahun 2007,terdiri atas enam(6) dimensi kompetensi yang dikembangkan menjadi 36 kompetensi inti,yang terdiri dari:

 

1. KOMPETENSI KEPRIBADIAN

Kompetensi kepribadian pengawas sekolah/madrasah adalah kemampuan pengawas sekolah dalam menampilkan dirinya atau performance diri sebagai pribadi yang:

(1) bertanggungjawab dalam melaksanakan tugas pokoknya

(2) kreatif dalam bekerja dan memecahkan masalah

(3) ingin tahu hal-hal baru tentang ilmu pengetahuan, teknologi dan seni

(4) memiliki motivasi kerja dan bisa memotivasi orang lain dalam bekerja

Makna dari kompetensi kepribadian sebagaimana dikemukakan di atas adalah sikap dan perilaku yang ditampilkan pengawas sekolah dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya mengandung empat karakteristik di atas. Ini berarti sosok pribadi pengawas sekolah harus tampil beda dengan sosok pribadi yang lain dalam hal tanggung jawab, kreatifitas, rasa ingin tahu dan motivasi dalam bekerja. Sosok priba­di tersebut diharapkan menjadi kebiasaan dalam perilakunya.

 

2. KOMPETENSI SOSIAL

Kompetensi sosial pengawas sekolah adalah kemampuan pengawas sekolah dalam membina hubungan dengan berbagai pihak serta aktif dalam kegiatan organisasi profesi pengawas (APSI).

Kompetensi sosial pengawas sekolah mengindikasikan dua keterampilan yang harus dimiliki pengawas sekolah yakni(1) keterampilan berkomunikasi baik lisan atau tulisan termasuk keterampilan bergaul dan(2) keterampilan bekerja dengan orang lain baik secara individu maupun secara kelompok/ organisasi.Keterampilan ini mensyaratkan tampilnya sosok pribadi pengawas yang luwes, terbuka, mau menerima kritik serta selalu memandang positif orang lain. Kompetensi kepribadian dan kompetensi sosial pengawas sekolah seba-gaimana dijelaskan di atas hanya tambahan dari kompetensi kepribadian dan kompetensi sosial guru dan kepala sekolah Karena pengawas sekolah/madrasah berasal dari guru atau kepala sekolah sehingga kompetensi kepri-badian dan kompetensi sosial guru atau kepala sekolah sudah melekat pada dirinya.

 

3. KOMPETENSI SUPERVISI MANAJERIAL

Kompetensi supervisi manajerial adalah kemampuan pengawas sekolah dalam melaksanakan pengawasan mana­jerial yakni menilai dan membina kepala sekolah dan tenaga kependidikan lain yang ada di sekolah dalam mempertinggi kualitas pengelolaan dan administasi sekolah.

Standar administrasi dan pengelolaan sekolah secara konseptual dan operasional tersirat dan tersurat dalam rumusan kompetensi inti kepala sekolah (Permendiknas No. 13 Tahun 2007) khususnya pada dimensi kompetensi mana­jerial. Selain itu dalam kompetensi manajerial pengawas sekolah, pengawas dituntut juga untuk menguasai program dan kegiatan bimbingan konseling serta memantau pelaksa-naan standar nasional pendidikan di sekolah binaannya. Untuk itu pengawas sekolah harus menguasai teori, konsep serta prinsip tentang metode dan teknik supervisi pendidikan berikut aplikasinya dalam penyusunan program dan praktek pengawasan manajerial.

Berikut ini kompetensi inti yang harus dimliki pengawas sekolah dalam dimensi kompetensi supervisi manajerial.

(1) menguasai pengetahuan tentang metode, teknik dan prinsip-prinsip supervisi dalam meningkatkan mutu pendidikan

(2) menguasai teknik menyusun program pengawasan berdasarkan visi, misi, tujuan dan program pendidikan sekolah binaan

(3) menyusun metode kerja dan instrumen yang diperlukan untuk melaksanakan tugas pokok dan fungsi pengawa­san di sekolah binaannya.

(4) teknik menyusun laporan hasil-hasil pengawasan dan menindaklanjutinya untuk perbaikan program pengawas­an berikutnya pada sekolah binaannya

(5) membina kepala sekolah dalam pengelolaan dan administrasi satuan pendidikan berdasarkan manajemen peningkatan mutu pendidikan di sekolah

(6) membina kepala sekolah dan guru dalam melaksanakan bimbingan konseling di sekolah

(7) mendorong guru dan kepala sekolah dalam mereflek-sikan hasil-hasil yang dicapainya untuk menemukan ke-lebihan dan kekurangan dalam melaksanakan tugas pokoknya

(8) memantau pelaksanaan standar nasional pendidikan dan memanfaatkan hasil-hasilnya untuk membantu kepala sekolah mempersiapkan akreditasi sekolahnya.`

 

4. KOMPETENSI SUPERVISI AKADEMIK

Kompetensi supervisi akademik adalah kemampuan pengawas sekolah dalam melaksanakan pengawasan akade­mik yakni menilai dan membina guru dalam rangka memper­t/nggi kualitas proses pembelajaran yang dilaksanakannya agar berdampak terhadap kualitas hasil belajar siswa.

Kompetensi supervisi akademik intinya adalah membina guru dalam meningkatkan mutu proses pembelajaran. Oleh sebab itu sasaran supervisi akademik adalah guru dalam pro­ses belajar mengajar (pembelajaran). Materi pokok dalam proses pembelajaran adalah (penyusunan silabus dan RPP, pemilihan strategi/metode/teknik pembelajaran, penggunaan media dan teknologi informasi dalam pembelajaran, menilai proses dan hasil pembelajaran serta penelitian tindakan kelas). Berikut adalah kompetensi inti dari dimensi kompe­tensi supervisi akademik.

(1) menguasai konsep, prinsip, teori dasar, karakteristik dan kecenderungan perkembangan tiap mata pelajaran

(2) menguasai konsep, prinsip, teori dasar, karakteristik dan kecenderungan proses pembelajaran/pembimbingan tiap mata pelajaran

(3) membimbing guru dalam menyusun silabus mata pelajaran berdasarkan standar isi, standar kompetensi dan kompetensi dasar serta prinsip-prinsip pengem-bangan KTSP

(4) membimbing guru dalam memilih dan menggunakan strategi/metode/teknik

pembelajaran/’bimbingan setiap mata pelajaran membimbing guru dalam menyusun rencana pelaksa­naan pembelajaran tiap mata pelajaran

(5) membimbing guru dalam menyususn rencana pelaksanaan pembelajaran tiap mata pelajaran.

(6) membimbing guru dalam melaksanakan pembelajaran di laboratorium dan di lapangan

(7) membimbing guru dalam mengelola, merawat, mengem -bangkan dan menggunakan media serta fasilitas pembe-lajaran/bimbingan

(8) membimbing guru dalam memanfaatkan teknologi informasi untuk

pembelajaran/bimbingan

 

5. KOMPETENSI EVALUASI PENDIDIKAN

Kompetensi evaluasi pendidikan adalah kemampuan pengawas sekolah dalam kegiatan mengumpulkan, mengo-lah, menafsirkan dan menyimpulkan data dan informasi untuk menentukan tingkat keberhasilan pendidikan.

Materi pokok kompetensi evaluasi pendidikan adalah penilaian proses dan hasil belajar, penilaian program pendi­dikan, penilaian kinerja guru, kinerja kepala sekolah dan kinerja sekolah. Penilaian itu sendiri diartikan sebagai proses memberikan pertimbangan berdasarkan kriteria yang telah ditentukan. Oleh sebab itu ciri dari kegiatan penilaian adalah adanya obyek yang dinilai, adanya kriteria yang dijadikan indikator keberhasilan dan adanya interpretasi dan judge­ment. Setiap kegiatan penilaian akan menghasilkan data hasii penilaian yang harus diolah dan dianalisis untuk pengambilan keputusan.

Dimensi kompetensi evaluasi pendidikan terdiri atas enam kompetensi inti yakni:

(1) menyusun kriteria dan indikator keberhasilan pembela­jaran/bimbingan

(2) membimbing guru dalam menentukan aspek-aspek yang penting dinilai dalam

pembelajaran/bimbingan

(3) menilai kinerja kepala sekolah, guru dan staf sekolah dalam melaksanakan tugas pokok dan tanggungjawabnya dalam meningkatkan mutu pendidikan

(4) memantau pelaksanaan pembelajaran/bimbingan dan hasil belajar siswa serta

menganalisisnya untuk perba-ikan mutu pembelajaran/bimbingan

(5) membina guru dalam memanfaatkan hasil penilaian untuk perbaikan mutu pendidikan dan pembelajaran/ bimbingan

(6) mengolah dan menganalisis data hasil penilaian kinerja kepala sekolah, guru dan staf sekolah

 

6. KOMPETENSI PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN

Kompetensi penelitian dan pengembangan adalah kemarnpuan pengawas sekolah dalam merencanakan dan melaksanakan penelitian pendidikan/pengawasan serta menggunakan hasil-hasilnya untuk kepentingan peningkatan mutu pendidikan.

Penelitian adalah kegiatan mengumpulkan, mengolah, menafsirkan dan menyimpulkan data dan informasi untuk memecahkan masalah praktis dan atau untuk pengembangan ilmu pengetahuan. Penelitian merupakan metode ilmiah yakni memecahkan masalah dengan menggunakan logika berpikir yang didukung oleh data empiris. Logika berpikir tampak dalam prosesnya dengan menempuh langkah-langkah yang sistematis mulai dari pengumpulan data, mengolah dan menafsirkan data, menguji data sampai menarik kesimpulan. Data dikatakan empiris sebab menggambarkan apa yang terjadi di lapangan. Dalam kompetensi penelitian materi yang perlu dikuasai pengawas sekolah antara lain pendekatan, metode dan jenis penelitian, merencanakan dan melaksa­nakan penelitian, mengolah dan menganalisis data, menulis laporan hasil penelitian sebagai karya tulis ilmiah serta memanfaatkan hasil-hasil penelitian. Kompetensi penelitian bagi pengawas bermanfaat ganda yakni manfaat untuk dirinya sendiri agar dapat menyusun karya tulis ilmiah (KTI) berbasis penelitian dan manfaat untuk membina guru dan kepala sekolah dalam hal merencanakan dan melaksanakan penelitian khususnya penelitian tindakan.

Dimensi kompetensi penelitian dan pengembangan terdiri atas delapan kompetensi inti yakni:

(1) menguasai berbagai pendekatan, jenis dan metode penelitian dalam pendidikan

(2) menentukan masalah kepengawasan yang penting diteliti baik untuk keperluan tugas pengawasan maupun untuk pengembangan karir profesinya

(3) menyusun proposal penelitian pendidikan baik penelitian kualitatif maupun penelitian kuantitatif

(4) melaksanakan penelitian pendidikan untuk pemecahan masalah pendidikan dan perumusan kebijakan pendi­dikan yang bermanfaat bagi tugas pokok dan tanggung­jawabnya

(5) mengolah dan menganalisis data hasil penelitian pendidikan baik data kualitatif maupun data kuantitatif

(6) menulis karya tulis ilmiah dalam bidang pendidikan dan kepengawasan dan

memanfaatkannya untuk perbaikan mutu pendidikan

(7) menyusun pedoman/panduan dan atau buku/modul yang diperlukan untuk

melaksanakan tugas pengawasan

(8) memberikan bimbingan kepada guru tentang penelitian tindakan kelas baik

perencanaan maupun pelaksanaannya di sekolah

 

 (Sumber : Permendiknas No 12 Tahun 2007,Prof.Dr.H.Nana Sudjana:Kompetensi Pengawas Sekolah)

 

Baca Selanjutnya- KOMPETENSI PENGAWAS SEKOLAH

Idul Adha

 

image

Idul Adha identik dengan Idul Qurban, tapi qurban yang dimaksudkan kali ini bukan sekedar menyembelih hewan qurban kemudian dagingnya dibagikan kepada orang-orang yang berhak menerima. Qurban yang dimaksudkan adalah melaksanakan pengurbanan hakiki, yakni mengurbankan sebagian yang kita miliki dan cintai, baik harta benda maupun penghormatan untuk dibagikan kepada orang yang lebih membutuhkan, hal itu dilakukan semata-mata untuk melaksanakan “ta’abbudan lillah”, semata-mata mengabdi kepada Allah dalam rangka memperingati dan mengenang pengurbanan besar yang dilakukan Nabiyullah Ibrahim as beserta keluarganya. Pengurbanan mana yang tidak hanya bisa dijadikan pelajaran dalam hidup saja, namun juga mampu meningkatkan taraf kehidupan kita, baik di dunia maupun di akhirat nanti. Pengurbanan yang mampu mengangkat hasrat kemanusian, meningkatkan kapasitas hidup dan kemampuan pribadi, menjadi orang mulia baik dihadapan manusia maupun dihadapan Rabbul Izzah, demikian itu yang pernah dilakukan dan didapatkan Nabiyullah Ibrahim as beserta keluarganya.

 

Peristiwa pengurbanan besar tersebut dimulai ketika Nabiyullah Ibrahim as dengan tulus ihlas dan ridho melaksanakan perintah Allah yang tidak logis, yakni menempatkan sebagian anggota keluarga tercinta di tanah Mekkah Al-Mukarromah yang saat itu belum berpenghuni, tanah tandus tidak berkehidupan, tidak ada air tidak ada makanan, supaya nantinya di tanah itu manusia mendirikan sholat dan beribadah kepada Allah SWT. Siti Hajar dan Isma’il, salah satu Istri dari dua istri tercinta dan satu-satunya putra yang masih dalam susuan, mereka berdua harus ditinggalkan begitu saja oleh Nabiyullah Ibrahim as di tanah yang terpencil dan terasing tersebut, berdua harus mempertahankan hidup dalam sendirian dengan bekal hidup yang pas-pasan.

 

Peristiwa tersebut diabadikan Allah SWT dengan firman-Nya dalam bentuk kalimat doa yang dipanjatkan Nabi Ibrahim AS di dalam kitab suci al-Qur’an al-Karim:

 

رَبَّنَا إِنِّي أَسْكَنْتُ مِنْ ذُرِّيَّتِي بِوَادٍ غَيْرِ ذِي زَرْعٍ عِنْدَ بَيْتِكَ الْمُحَرَّمِ رَبَّنَا لِيُقِيمُوا الصَّلَاةَ فَاجْعَلْ أَفْئِدَةً مِنَ النَّاسِ تَهْوِي إِلَيْهِمْ وَارْزُقْهُمْ مِنَ الثَّمَرَاتِ لَعَلَّهُمْ يَشْكُرُونَ

 

Ya Tuhan kami, sesungguhnya aku telah menempatkan sebahagian keturunanku di lembah yang tidak mempunyai tumbuhan di dekat rumah Engkau (Baitullah) yang dihormati, ya Tuhan kami (yang demikian itu) agar mereka mendirikan shalat, maka jadikanlah hati sebagian manusia cenderung kepada mereka dan beri rezkilah mereka dari buah-buahan, mudah-mudahan mereka bersyukur.(QS.Ibrahim/37)

Pengorbanan yang dimaksud secara kongkrit tergambar dalam bentuk keihlasan dalam memperjuangkan hidup dan menjalani penderitaan yang amat sangat dalam rangka mempertahankan kehidupan yang dilakukan oleh seorang ibu bersama anaknya yang masih dalam susuhan, berdua dalam kesendirian ditengah luasnya padang pasir yang tidak berpenghuni. Meskipun Siti Hajar yakin Allah tidak akan menelantarkan hidupnya, namun melaksanakan keyakinan tersebut ternyata tidak segampang seperti ketika diucapkan. Sebagaimana ketika dia berkata kepada suaminya disaat detik-detik suaminya akan meninggalkan dirinya berdua : “Wahai suamiku, apakah engkau diperintah Allah dalam hal ini?”. Dalam pertanyaan yang ketiga kalinya baru Nabi Ibrahim as menjawab meski tanpa menoleh, karena takut hatinya terpengaruh sehingga berakibat buruk, berubah pendirian dan tidak mampu melaksanakan perintah tidak logis itu: “Benar wahai Istriku, aku diperintah Allah untuk melakukan ini”. Siti Hajar kemudian berkata: “Wahai suamiku, jika ini memang perintah Allah, maka lakukan saja, aku yakin Allah tidak akan menelantarkan kami berdua disini”.

 

Melaksanakan keyakinan hati ternyata tidak semudah seperti saat mengucapkannya di bibir. Siti Hajar berdua ternyata harus menghadapi penderitaan yang amat sangat, sampai-sampai nyawanya berdua hampir direnggut kematian. Ketika bekal makanan yang ditinggalkan suaminya sudah habis, padahal air tidak mungkin bisa didapat ditempat yang kering itu, sedangkan anak yang digendongan menangis tiada henti minta disusui, padahal air susu sudah tidak keluar lagi karena perut sudah lama tidak terisi, maka sang Ibu mencoba mencari pertolongan. Dengan sisa tenaga yang ada Siti Hajar berlari-lari kecil antara dua bukit yang ada di sekitar tempat itu, bukit Shofa dan Marwa. Dari atas dua bukit tersebut dia melihat kesana-kemari, berharap dapat menemukan manusia yang bisa memberikan pertolongan kepadanya, namun sampai 7X pulang pergi, hasilnya tetap nihil juga, Sang Ibu yang sedang kelelahan dan lemas karena kelaparan itu tidak juga menjumpai seorangpun yang bisa memberikan pertolonggan kepadanya. Peristiwa ini diabadikan Allah dengan firman-Nya:

 

إِنَّ الصَّفَا وَالْمَرْوَةَ مِنْ شَعَائِرِ اللَّهِ فَمَنْ حَجَّ الْبَيْتَ أَوِ اعْتَمَرَ فَلَا جُنَاحَ عَلَيْهِ أَنْ يَطَّوَّفَ بِهِمَا وَمَنْ تَطَوَّعَ خَيْرًا فَإِنَّ اللَّهَ شَاكِرٌ عَلِيمٌ

 

Sesungguhnya Shafaa dan Marwah adalah sebahagian dari syi`ar Allah. Maka barangsiapa yang beribadah haji ke Baitullah atau ber-`umrah, maka tidak ada dosa baginya mengerjakan sa`i antara keduanya. Dan barangsiapa yang mengerjakan suatu kebajikan dengan kerelaan hati, maka sesungguhnya Allah Maha Mensyukuri kebaikan lagi Maha Mengetahui.(QS.al-Baqoroh/158)

Pengurbanan berikutnya merupakan pengurbanan yang lebih dahsyat lagi, bahkan sama sekali tidak masuk di akal sehat. Betapa tidak, seorang ayah atas isyarat mimpi harus menyembelih satu-satunya putra tercinta. Perintah Allah tersebut berawal dari bisikan yang mengusik tidur Abal Anbiya’ Ibrahim As. Allah memberikan wahyu lewat Ru’yah Shodiqoh kepada nabi-Nya agar menyembelih putra semata wayangnya yang bernama Ismail. Ketika Ibrahim terjaga dari tidurnya, ia mengira apa yang mengganggu tidurnya hanyalah bisikan setan sebab sangat tidak mungkin Allah Swt yang Maha penyayang dan pengasih memerintahkannya untuk menyembelih putra yang telah lama dinanti-nantikannya tersebut. Namun demikian Nabi Ibrahim As, mencoba merespon perintah Allah tersebut dengan akalnya, namun kemudian dia menampik perintah tersebut lantaran tidak bisa diterima logika. Akan tetapi ketika Allah kembali mengusiknya dengan mimpi yang sama sampai tiga kali. Nabi Ibrahim Khalilullah ini mencampakkan akalnya dan menerima perintah Allah tersebut dengan hati dan imannya secara Taabbudan Lillah, yakni sebagai wujud ketundukan dan kepatuhan kepada Allah Swt.

Peristiwa tersebut diabadikan Allah Ta’ala dalam firman-Nya dalam bentuk dialog antara ayah dan anak:

فَلَمَّا بَلَغَ مَعَهُ السَّعْيَ قَالَ يَا بُنَيَّ إِنِّي أَرَى فِي الْمَنَامِ أَنِّي أَذْبَحُكَ فَانْظُرْ مَاذَا تَرَى قَالَ يَا أَبَتِ افْعَلْ مَا تُؤْمَرُ سَتَجِدُنِي إِنْ شَاءَ اللَّهُ مِنَ الصَّابِرِينَ

Maka tatkala anak itu sampai (pada umur sanggup) berusaha bersama-sama Ibrahim, Ibrahim berkata: “Hai anakku sesungguhnya aku melihat dalam mimpi bahwa aku menyembelihmu. Maka fikirkanlah apa pendapatmu!” Ia menjawab: “Hai bapakku, kerjakanlah apa yang diperintahkan kepadamu; insya Allah kamu akan mendapatiku termasuk orang-orang yang sabar”.(QS.Ash-Shofat/102)

Subhanallah !! Dihadapan kematian dengan pedang di tangan ayahnya sendiri seorang anak dengan tulus berkata : “Hai bapakku, kerjakanlah apa yang diperintahkan kepadamu; insya Allah kamu akan mendapatiku termasuk orang-orang yang sabar”. Dihadapan anak tercinta yang sedang berbaring lemas dipangkuannya dan menyiapkan lehernya untuk digorok oleh tangannya sendiri, seorang bapak mampu melakukan hal itu semata-mata karena melaksanakan perintah Allah yang hanya diterima melalui mimpi. Ya Allah !!! siapakah yang sanggup melakuan pekerjaan yang tidak logis itu selain para kekasih-Mu, selain orang-orang yang matahatinya cemerlang karena telah diterangi nur ma’rifat kepada-Mu sehingga mampu menerima perintah dengan cara tidak logis dan sekaligus melaksanakannya meski harus melakukan pekerjaan yang tidak logis pula, maka pantas mereka berdua kemudian mendapatkan penghormatan abadi dan ridho-Mu, bahkan menjadi lambang pengorbanan dan perjuangan hidup sepanjang zaman.

 

Sehingga dikala dengan sabar dan penuh keikhlasan Nabi Ibrahim As menjalankan perintah Allah tersebut, Allah bangga kepadanya. Sedetik sebelum mata pedang yang sudah diasah tajam itu menyentuh leher anak yang sudah terpejam matanya, dengan kuasa-Nya Allah Swt mengganti tubuh anak tersebut dengan seekor kambing kibas dari surga. Sebuah indikasi dan pelajaran yang amat berharga bahwa apabila orang bisa bersabar dalam menghadapi ujian dan musibah dan ridho serta ikhlas dalam menjalaninya, meski nyawa taruhannya, maka bukan saja akan mendapat pahala, namun juga Allah akan memberikan ganti yang lebih baik dan sempurna. Bahkan tidak hanya itu saja, pengurbanan besar yang dilakukan dua manusia mulia tersebut ternyata tidak sia sia, tidak hilang begitu saja ditelan zaman, namun terbukti telah menjadi pondasi yang kokoh kuat atas bangunan kota Mekkah al-Mukarromah dan keberkahan Allah yang dicurahkan di atasnya sampai saat sekarang.

Disamping hal penting tersebut, Ibadah qurban juga mengandung pesan kepada kita agar memiliki jiwa sosial dan peka terhadap penderitaan sesama serta pembangunan mental spiritual yang tangguh. Ungkapan rasa syukur atas segala anugerah yang diwujudkan dengan menasarufkan sebagian harta yang kita miliki dengan membeli dan menyembelih hewan qurban serta pendistribusian dagingnya kepada kalangan fuqoro wal masaakin agar di hari raya ini mereka dapat menikmati kegembiraan yang sama, disamping merupakan simbol agar kita mau berbagi kepada sesama serta ikut meringankan beban hidup orang lain yang bisa membangun kekuatan persaudaraan antara sesama umat, juga menguatkan jiwa kita secara pripadi dalam menghadapi tantangan dan kompetisi hidup yang rasanya seakan tidak berkesudahan, terlebih apabila hal yang sangat positif tersebut tidak hanya bisa dilakukan pada hari-hari tertentu saja, seperti hari Idul Adha sekarang ini, tetapi juga setiap saat dan kesempatan yang ada, saat kita diberi kemampuan dan kelebihan oleh Allah Swt.

Ujian hidup yang dicanangkan dalam peristiwa sejarah tersebut dinyatakan Allah dalam firman-Nya: “Sesungguhnya ini benar-benar merupakan suatu ujian yang nyata”.(QS.ash Shafaat/108). Maksudnya, keberhasilan hidup yang didambakan oleh setiap jiwa yang merdeka, kebahagiaan yang diharapkan oleh setiap manusia yang hatinya sehat, ternyata tidak datang dengan sendirinya turun dari langit, melainkan harus ditempuh dan diperjuangkan melalui porses ujian yang tidak ringan, demikianlah pelajaran yang dapat kita petik dari peristiwa sejarah kemanusian ini, dan itu merupakan sunnatullah yang tidak ada berubahan untuk selamanya, baik berlaku bagi orang-orang terdahulu maupun kemudian, bahkan berlaku bagi kita semua. Ujian hidup tersebut juga dinyatakan Allah dengan firman-Nya:

 

وَلَنَبْلُوَنَّكُمْ بِشَيْءٍ مِنَ الْخَوْفِ وَالْجُوعِ وَنَقْصٍ مِنَ الْأَمْوَالِ وَالْأَنْفُسِ وَالثَّمَرَاتِ وَبَشِّرِ الصَّابِرِينَ

 

Dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. Dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar. (QS. Al-Baqoroh/155-157)

Baca Selanjutnya- Idul Adha

inilah Kiat-Kiat untuk Bahagia

 

Yang Lalu Biar Berlalu
Mengingat dan mengenang masa lalu, kemudian bersedih atas nestapa dan kegagalan didalamnya merupakan tindakan bodoh dan gila. Itu, sama artinya dengan membunuh semangat, memupuskan tekad dan mengubur masa depan yang belum terjadi.
Bagi orang yang berpikir, berkas-berkas masa lalu akan dilipat dan tak pernah dilihat kembali. Cukup ditutup rapat-rapat, lalu disimpan dalam 'ruang' penglupaan, diikat dengan tali yang kuat dalam 'penjara' pengacuhan selamanya. Atau, diletakkan di dalam ruang gelap yang tak tertembus cahaya. Yang demikian, karena masa lalu telah berlalu dan habis. Kesedihan  tak akan mampu mengembalikannya lagi, keresahan tak akan sanggup memperbaikinya kembali, kegundahan tidak akan mampu merubahnya menjadi terang, dan kegalauan tidak akan dapat menghidupkannya kembali, karena ia memang sudah tidak ada.
Jangan pernah hidup dalam mimpi buruk masa lalu, atau di bawah payung gelap masa silam. Selamatkan diri Anda dari bayangan masa lalu! Apakah Anda ingin mengembalikan air sungai ke hulu, matahari ke  tempatnya terbit, seorok bayi ke perut ibunya, air susu ke payudara sang ibu, dan air mata ke dalam kelopak mata? Ingatlah, keterikatan Anda dengan masa lalu, keresahan Anda atas apa yang telah terjadi padanya, keterbakaran emosi jiwa Anda oleh api panasnya, dan kedekatan jiwa Anda pada pintunya, adalah kondisi yang sangat naif, ironis, memprihatinkan,
dan sekaligus menakutkan.
Membaca kembali lembaran masa lalu hanya akan memupuskan masa depan, mengendurkan semangat, dan menyia-nyiakan waktu yang sangat berharga. Dalam al-Qur'an, setiap kali usai menerangkan kondisi suatu kaum dan apa saja yang telah mereka lakukan, Allah selalu mengatakan, "Itu adalah umat yang lalu." Begitulah, ketika suatu perkara habis, maka selesai pula urusannya. Dan tak ada gunanya mengurai kembali bangkai zaman dan memutar kembali roda sejarah.
Orang yang berusaha kembali ke masa lalu, adalah tak ubahnya orang yang menumbuk tepung, atau orang yang menggergaji serbuk kayu. Syahdan, nenek moyang kita dahulu selalu mengingatkan orang yang meratapi masa lalunya demikian: "Janganlah engkau mengeluarkan mayat-mayat itu dari kuburnya." Dan konon, kata orang yang mengerti bahasa binatang, sekawanan binatang sering bertanya kepada seekor keledai begini, "Mengapa engkau tidak menarik gerobak?"
"Aku benci khayalan," jawab keledai.
Adalah bencana besar, manakala kita rela mengabaikan masa depan dan justru hanya disibukkan oleh masa lalu. Itu, sama halnya dengan kita mengabaikan istana-istana yang indah dengan sibuk meratapi puingpuing yang telah lapuk. Padahal, betapapun seluruh manusia dan jin bersatu untuk mengembalikan semua hal yang telah berlalu, niscaya mereka tidak akan pernah mampu. Sebab, yang demikian itu sudah mustahil pada asalnya.
Orang yang berpikiran jernih tidak akan pernah melibat dan sedikitpun menoleh ke belakang. Pasalnya, angin akan selalu berhembus ke depan, air akan mengalir ke depan, setiap kafilah akan berjalan ke depan, dan segala sesuatu bergerak maju ke depan. Maka itu, janganlah pernah melawan sunah kehidupan!

Hari Ini Milik Anda
Jika kamu berada di pagi hari, janganlah menunggu sore tiba. Hari inilah yang akan Anda jalani, bukan hari kemarin yang telah berlalu dengan segala kebaikan dan keburukannya, dan juga bukan esok hari yang belum tentu datang. Hari yang saat ini mataharinya menyinari Anda, dan siangnya menyapa Anda inilah hari Anda.
Umur Anda, mungkin tinggal hari ini. Maka, anggaplah masa hidup Anda hanya hari ini, atau seakan-akan Anda dllahirkan hari ini dan akan mati hari ini juga. Dengan begitu, hidup Anda tak akan tercabik-cabik diantara gumpalan keresahan, kesedihan dan duka masa lalu dengan ayangan masa depan yang penuh ketidakpastian dan acapkali menakutkan.
Pada hari ini pula, sebaiknya Anda mencurahkan seluruh perhatian,kepedulian dan kerja keras. Dan pada hari inilah, Anda harus bertekad empersembahkan kualitas shalat yang paling khusyu', bacaan al-Qur'an ang sarat tadabbur, dzikir dengan sepenuh hati, keseimbangan dalam segala al, keindahan dalam akhlak, kerelaan dengan semua yang Allah berikan, erhatian terhadap keadaan sekitar, perhatian terhadap kesehatan jiwa dan aga, serta perbuatan baik terhadap sesama.
Pada hari dimana Anda hidup saat inilah sebaiknya Anda membagi aktu dengan bijak. Jadikanlah setiap menitnya laksana ribuan tahun dan etiap detiknya laksana ratusan bulan. Tanamlah kebaikan sebanyakbanyaknya ada hari itu. Dan, persembahkanlah sesuatu yang paling indah ntuk hari itu. Ber-istighfar-lah atas semua dosa, ingatlah selalu kepada- ya, bersiap-siaplah untuk sebuah perjalanan menuju alam keabadian, dan ikmatilah hari ini dengan segala kesenangan dan kebahagiaan! Terimalah ezeki, isteri, suami, anak-anak, tugas-tugas, rumah, ilmu, dan jabatan Anda ari dengan penuh keridhaan.

{Maka berpegangteguhlah dengan apa yang Aku berikan kepadamu dan hendaklah
kamu termasuk orang yang bersyukur.}
(QS. Al-A'raf: 144)
Hiduplah hari ini tanpa kesedihan, kegalauan, kemarahan, kedengkian an kebencian.
Jangan lupa, hendaklah Anda goreskan pada dinding hati Anda satu alimat (bila perlu Anda tulis pula di atas meja kerja Anda): Harimu adalah ari ini. Yakni, bila hari ini Anda dapat memakan nasi hangat yang harum Baunya, maka apakah nasi basi yang telah Anda makan kemarin atau nasi hangat esok hari (yang belum tentu ada) itu akan merugikan Anda? Jika Anda dapat minum air jernih dan segar hari ini, maka mengapa Anda harus bersedih atas air asin yang Anda minum kemarin, atau
mengkhawatirkan air hambar dan panas esok hari yang belum tentu terjadi?
Jika Anda percaya pada diri sendiri, dengan semangat dan tekad yang kuat Anda, maka akan dapat menundukkan diri untuk berpegang pada prinsip: aku hanya akan hidup hari ini. Prinsip inilah yang akan menyibukkan diri Anda setiap detik untuk selalu memperbaiki keadaan, mengembangkan semua potensi, dan mensucikan setiap amalan.
Dan itu, akan membuat Anda berkata dalam hati, "Hanya hari ini aku berkesempatan untuk mengatakan yang baik-baik saja. Tak berucap kotor dan jorok yang menjijikkan, tidak akan pernah mencela, menghardik dan juga membicarakan kejelekan orang lain. Hanya hari ini aku berkesempatan menertibkan rumah dan kantor agar tidak semrawut dan berantakan. Dan karena hanya ini saja aku akan hidup, maka aku akan memperhatikan kebersihan tubuhku, kerapian penampilanku, kebaikan tutur kata dan tindak tandukku."
Karena hanya akan hidup hari ini, maka aku akan berusaha sekuat tenaga untuk taat kepada Rabb, mengerjakan shalat sesempurna mungkin, membekali diri dengan shalat-shalat sunah nafilah, berpegang teguh pada al-Qur'an, mengkaji dan mencatat segala yang bermanfaat. Aku hanya akan hidup hari ini, karenanya aku akan menanam dalam hatiku semua nilai keutamaan dan mencabut darinya pohon-pohon kejahatan berikut ranting-rantingnya yang berduri, baik sifat takabur, ujub, riya', dan buruk sangka.
Hanya hari ini aku akan dapat menghirup udara kehidupan, maka aku akan berbuat baik kepada orang lain dan mengulurkan tangan kepada siapapun. Aku akan menjenguk mereka yang sakit, mengantarkan jenazah,
menunjukkan jalan yang benar bagi yang tersesat, memberi makan orang kelaparan, menolong orang yang sedang kesulitan, membantu yang orang dizalimi, meringankan penderitaan orang yang lemah, mengasihi mereka yang menderita, menghormati orang-orang alim, menyayangi anak kecil, dan berbakti kepada orang tua.
Aku hanya akan hidup hari ini, maka aku akan mengucapkan, "Wahai masa lalu yang telah berlalu dan selesai, tenggelamlah seperti mataharimu. Aku tak akan pernah menangisi kepergianmu, dan kamu tidak akan pernah melihatku termenung sedetik pun untuk mengingatmu. Kamu telah meninggalkan kami semua, pergi dan tak pernah kembali lagi." "Wahai masa depan, engkau masih dalam kegaiban. Maka, aku tidak
akan pernah bermain dengan khayalan dan menjual diri hanya untuk sebuah dugaan. Aku pun tak bakal memburu sesuatu yang belum tentu ada, karena esok hari mungkin tak ada sesuatu. Esok hari adalah sesuatu yang belum diciptakan dan tidak ada satu pun darinya yang dapat disebutkan." "Hari ini milik Anda", adalah ungkapan yang paling indah dalam "kamus kebahagiaan". Kamus bagi mereka yang menginginkan kehidupan yang paling indah dan menyenangkan.

Biarkan Masa Depan Datang Sendiri
{Telah pasti datangnya ketetapan Allah, maka janganlah kamu meminta agar
disegerakan (datang)nya.}
(QS. An-Nahl: 1)
Jangan pernah mendahului sesuatu yang belum terjadi! Apakah Anda mau mengeluarkan kandungan sebelum waktunya dlkAhirkan, atau memetik buah-buahan sebelum masak? Hari esok adalah sesuatu yang belum nyata dan dapat diraba, belum berwujud, dan tidak memiliki rasa dan warna. Jika demikian, mengapa kita harus menyibukkan diri dengan hari esok, mencemaskan kesialan-kesialan yang mungkin akan terjadi padanya, memikirkan kejadian-kejadian yang akan menimpanya, dan meramalkan bencana-bencana yang bakal ada di dalamnya? Bukankah kita juga tidak tahu apakah kita akan bertemu dengannya atau tidak, dan apakah hari esok kita itu akan berwujud kesenangan atau kesedihan? Yang jelas, hari esok masih ada dalam alam gaib dan belum turun ke bumi. Maka, tidak sepantasnya kita menyeberangi sebuah jembatan sebelum

sampai di atasnya. Sebab, siapa yang tahu bahwa kita akan sampai atau tidak pada jembatan itu. Bisa jadi kita akan terhenti jalan kita sebelum sampai ke jembatan itu, atau mungkin pula jembatan itu hanyut terbawa arus terlebih dahulu sebelum kita sampai di atasnya. Dan bisa jadi pula, kita akan sampai pada jembatan itu dan kemudian menyeberanginya. Dalam syariat, memberi kesempatan kepada pikiran untuk memikirkan masa depan dan membuka-buka alam gaib, dan kemudian terhanyut dalam kecemasan-kecemasan yang baru di duga darinya, adalah sesuatu yang tidak dibenarkan. Pasalnya, hal itu termasuk thulul amal (angan-angan yang terlalu jauh). Secara nalar, tindakan itu pun tak masuk akal, karena sama halnya dengan berusaha perang melawan bayang-bayang. Namun ironis, kebanyakan manusia di dunia ini justru banyak yang termakan oleh ramalan-ramalan tentang kelaparan, kemiskinan, wabah penyakit dan krmjekonomi yang kabarnya akan menimpa mereka. Padahal, semua itu hanyalah bagian dari kurikulum yang diajarkan di "sekolah-sekolah setan". {Setan menjanjikan (menakut-nakuti) kamu dengan kemiskinan dan menyuruh kamu berbuat kejahatan (kikir), sedang Allah menjanjikan untukmu ampunan daripada-Nya dan karunia.}
(QS. Al-Baqarah: 268)
Mereka yang menangis sedih menatap masa depan adalah yang menyangka diri mereka akan hidup kelaparan, menderita sakit selama setahun, dan memperkirakan umur dunia ini tinggal seratus tahun lagi. Padahal, orang yang sadar bahwa usia hidupnya berada di 'genggaman yang lain' tentu tidak akan menggadaikannya untuk sesuatu yang tidak ada. Dan orang yang tidak tahu kapan akan mati, tentu salah besar bila justru menyibukkan diri dengan sesuatu yang belum ada dan tak berwujud.
Biarkan hari esok itu datang dengan sendirinya. Jangan pernah menanyakan kabar beritanya, dan jangan pula pernah menanti serangan petakanya. Sebab, hari ini Anda sudah sangat sibuk. Jika Anda heran, maka lebih mengherankan lagi orang-orang yang berani menebus kesedihan suatu masa yang belum tentu matahari terbit di dalamnya dengan bersedih pada hari ini. Oleh karena itu, hindarilah anganangan
yang berlebihan.

1. Sadarilah bahwa jika Anda tidak hidup hanya dalam batasan hari  ini saja, maka    akan terpecahlah pikiran Anda, akan kacau semua urusan,dan akan semakin menggunung kesedihan dan kegundahan diri Anda.nilah makna sabda Rasulullah: "Jika pagi tiba, janganlah menunggu sore; dan
     jika sore tiba, janganlah menunggu hingga waktu pagi."
2. Lupakan masa lalu dan semua yang pernah terjadi, karena perhatian
    yang terpaku pada yang telah lewat dan selesai merupakan kebodohan dan
     kegilaan.
3. Jangan menyibukkan diri dengan masa depan, sebab ia masih berada
    di alam gaib. Jangan pikirkan hingga ia datang dengan sendirinya.
4. Jangan mudah terguncang oleh kritikan. Jadilah orang yang teguh
    pendirian, dan sadarilah bahwa kritikan itu akan mengangkat harga diri
    Anda setara dengan kritikan tersebut.
5. Beriman kepada Allah, dan beramal salih adalah kehidupan yang
    baik dan bahagia.
6. Barangsiapa menginginkan ketenangan, keteduhan, dan
    kesenangan, maka dia harus berdzikir kepada Allah.
7. Hamba harus menyadari bahwa segala sesuatu berdasarkan
    ketentuan qadha' dan qadar.
8. Jangan menungginilah Kiat-Kiat untuk Bahagiau terima kasih dari orang lain.
9. Persiapkan diri Anda untuk menerima kemungkinan terburuk.
10. Kemungkinan yang terjadi itu ada baiknya untuk diri Anda.
11. Semua qadha' bagi seorang muslim baik adanya.
12. Berpikirlah tentang nikmat, lalu bersyukurlah.
13. Anda dengan semua yang ada pada diri Anda sudah lebih banyak
      daripada yang dimiliki orang lain.
14. Yakinlah, dari waktu ke waktu selalu saja ada jalan keluar.
15. Yakinlah, dengan musibah hati akan tergerak untuk berdoa.
16. Musibah itu akan menajamkan nurani dan menguatkan hati.
17. Sesungguhnya setelah kesulitan itu akan ada kemudahan.
18. Jangan pernah hancur hanya karena perkara-perkara yang sepele.
19. Sesungguhnya Rabb itu Maha Luas ampunan-Nya.

Nukilan dari buku  La Tahzan DR. 'Aidh al-Qarni

Baca Selanjutnya- inilah Kiat-Kiat untuk Bahagia

Laporan On job Learning DIKLAT PENGUATAN KEPAMPUAN SUPERVISI PENGAWAS SEKOLAH TAHUN 2012

 

 

image

 

 

 

 

Lembar Pengesahan

 

Laporan Pelaksanaan Kegiatan On The Job Learning

 

Oleh                         :

 

Nama

NIP

Jenjang Pengawas

Unit Kerja

Alamat Unit Kerja

Wilayah Binaan

 

:

:

:

:

:

:

Drs.HM.KHUSNUL MA’ARIF, M.Pd

19650417 198504 1 002

Pengawas TK/SD

Dinas DIKPORA Drh Kabupaten Nganjuk

Jl Dermojoyo 19 Nganjuk

UPTD Pendidikan TK SD PLB Kec Lengkong

Kab Nganjuk

 

 

 

 

 

Disyahkan pada Tanggal :…………………..

Kepala PPPPTK PKn dan IPS Malang

 

 

 

 

______________________________

                          NIP

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

KATA PENGANTAR

 

 

Dengan memanjatkan puji syulur Alhamdulillah atas limpahan Taufiq. Hidayah dan Inayah-Nya, penulis dapat menyelesaikan kegiatan on the job learning Pendidikan dan Pelatihan Supervisi Pengawas Sekolah sekaligus penyusunan pelaporannya.

Pelaksanaan on the job learning  Pendidikan dan Pelatihan Supervisi Pengawas Sekolah merupakan tindak lanjut dari in job learning Pendidikan dan Pelatihan Supervisi Pengawas Sekolah tanggal 23 s.d 30 Mei 2012 di Batu.

Penulis menyadari bahwa pelaksanaan on the job learning Pendidikan dan Pelatihan Supervisi Pengawas Sekolah tidak akan berjalan tanpa bantuan para Kepala sekolah dan guru di wilayah binaan penulis, untuk itu di kesempatan ini penulis manyampaikan terima kasih kepada Kepala sekolah, guru di Wilayah Kecamatan Lengkong Kabupaten Nganjuk, yang sudi menjadi subyek pelatihan, semoga atas bantuannya dicatatat sebagai amal kebajikan, Amin

Penulis menyadari bahwa dengan keterbatasan daya nalar dan kemampuan dalam mengimplementasikan hasil in job learning maka hanya seperti inilah laporan yang dapat Penulis sajikan, namun penulis tetap berharap laporan ini sesuai harapan dan standar pelaporan yang ditetapkan oleh PPPPTK PKn dan IPS. 

Akhirnya dengan adanya pelatihan dan tersusunnya pelaporan ini dapat meningkatkan kwalitas kepengawasan penulis dan sekaligus dapat sebagai sarana peningkatan mutu pendidikan.

 

 

                                                                   Nganjuk, September 2012

                                                                   Penulis

 

 

 

 

DAFTAR ISI

 

 

Halaman Judul.......................................................

Lembar Pengesahan............................................................

Kata pengantar.................................................................

Daftar isi...............................................................................

Daftar Lampiran..................................................................

 

Bab. I . Pendahuluan

A.   Latar Belakang..............................................................

B.    Tujuan........................................................................

C.   Ruang Lingkup Rencana Supervisi Pengawas Sekolah

( Action Plan).................................................

D.   Waktu dan Tempat Pelaksanaan...................................

 

Bab. II. Pelaksanaan On the Job Learning

A.   Pelaksanaan Supervisi manajerial

B.    Pelaksanaan Supervisi Akedemik 2 guru

C.   Menyusun/pelaksanaan rencana Implementasi Program Induksi di Sekolah terhadap 2 guru

D.   Pelaksanaan Penilaian dan membuat laporan kinerja satu Kepala Sekolah dan dua orang guru serta analisis hasil belajar siswa dari dua orang guru.

E.    Merencanakan PKB 1 kepala sekolah dan 2 orang guru

F.    Pelaksanaan PTS minimal dua siklus.

G.   Implementasi materi ajar (LKPS 1-PPT) dan Penyusunan Frame/Storybourd (LKPS-2 PPT) dalam bentuk media presentasi atau CD pembelajaran.

 

Bab III. Kesimpulan dan Rekomendasi.

A.   Kesimpulan

B.    Rekomendasi

 

Lampiran-lampiran:

1.    Biodata Peserta Pelatihan

2.    Jadwal kegiatan On the Job Learnng

3.    Rencana Supervisi Pengawas Sekolah / Action Plan

4.    Rekaman Pelaksanaan Supervisi Pengawas Sekolah

5.    Laporan PTS

6.    Surat Keterangan Pelaksanaan kegiatan On the Job Learning dari Guru/Kepala Sekolah.

7.    Seluruh LKPS yang disusun peserta

i

ii

iii

iv

v

 

 

1

2

 

4

5

 

 

6

7

 

9

 

 

10

11

12

 

15

 

 

 

17

17

 

 

 

 

 

 

BAB.I

PENDAHULUAN

 

A.   Latar Belakang

Undang-undang Republik Indonesia Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional Tahun 2005-2025, mengamanatkan bahwa setiap upaya pembangunan harus selalu dipikirkan keterkaitan dan dampaknya terhadap pengembangan karakter. Hal itu tecermin dari misi pembangunan dan Kebudayaan yang memposisikan pendidikan karakter sebagai misi pertama dari delapan misi guna mewujudkan visi pembangunan dan Kebudayaan, yaitu terwujudnya karakter bangsa yang tangguh, kompetitif, berakhlak mulia, dan bermoral berdasarkan Pancasila, yang dicirikan dengan watak dan prilaku manusia dan masyarakat Indonesia yang beragam, beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berbudi luhur, bertoleran, bergotongroyong, berjiwa patriotik, berkembang dinamis, dan berorientasi ipteks. Implementasi pendidikan Karakter pada tingkat satuan pendidikan merupakan tanggung jawab dari semua unsur pengelola pendidikan termasuk didalamnya Pengawas Satuan Pendidikan.

Implementasi Peraturan Pemerintah Nomor 74 tahun 2008 Tentang Guru dan Permendiknas Nomor 12 tahun 2007 Tentang Standar Kompetensi Pengawas Sekolah/Madrasah, perlu didukung oleh program penguatan kompetensi pengawas sekolah  melalui kegiatan diklat supervisi pengawas sekolah yang diselenggarakan oleh Pusat Pengembangan Tenaga Kependidikan melalui Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan (PPPPTK).

Peraturan Pemerintah Nomor 74 tahun 2008 tentang Guru pasal 15 ayat (4) huruf (d) menyatakan bahwa kewajiban guru yang diangkat dalam jabatan pengawas satuan pendidikan adalah melakukan tugas pembimbingan dan diklat  profesional guru dan tugas pengawasan. Oleh sebab itu tugas pengawas satuan pendidikan adalah (1) melakukan pengawasan akademik dan pengawasan manajerial dan (2) melakukan pembimbingan dan diklat  profesional guru dalam melaksanakan tugas pokoknya yaitu merencanakan, melaksanakan, dan menilai proses pembelajaran/ pembimbingan. Dengan kata lain pengawas sekolah berkewajiban untuk meningkatkan kemampuan profesional guru dan tenaga kependidikan lainnya. Salah satu upaya untuk meningkatkan kompetensi pengawas dilakukan diklat supervisi pengawas sekolah.

Pelaksanaan diklat  pengawas sekolah yang dilaksanakan ini mengacu kepada Standar Kompetensi Pengawas Sekolah/Madrasah sebagaimana dinyatakan dalam Permendiknas Nomor 12 tahun 2007. Salah satu dimensi kompetensi pengawas sekolah yang dinilai paling relevan dengan peningkatan kompetensi guru adalah dimensi kompetensi supervisi.

Melalui peningkatan kompetensi supervisi, pengawas sekolah akan memiliki kemampuan membimbing/melatih guru dalam melaksanakan proses pembelajaran/ pembimbingan yang dapat  menumbuh-kembangkan potensi karakter siswa agar lebih kreatif, inovatif, mampu memecahkan masalah, serta berpikir kritis.

Berdasarkan pertimbangan di atas maka pada tahun 2012 Pusat Pengembangan Tenaga Kependidikan Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pendidikan dan Penjaminan Mutu Pendidikan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan melalui PPPPTK memprogramkan penguatan kompetensi pengawas sekolah melalui diklat   kompetensi supervisi pengawas.  Output dari kegiatan diklat  tersebut  adalah terwujudnya pengawas sekolah yang berkarakter, memiliki kemampuan membimbing guru agar lebih profesional dalam melaksanakan proses pembelajaran yang kreatif dan inovatif sehingga dapat menumbuh kembangkan peserta didik untuk berpikir kreatif, inovatif, mampu memecahkan masalah, berpikir kritis

 

B.  Tujuan

Tujuan kegiatan diklat supervisi pengawas sekolah adalahi:

1. Tujuan In service learning 1:

a.    Meningkatkan kemampuan dalam Pengembangan pendidikan karakter bangsa, Sistem Penilaian Kinerja (PK) Pengawas Sekolah, Supervisi Manajerial, Supervisi akademik, Strategi Pendampingan Program induksi guru pemula, Evaluasi Pendidikan (Penilaian Kinerja KS dan Guru, Penilaian hasil belajar), Strategi Pembimbingan Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan (PKB) Guru dan Kepala Sekolah, dan Penelitian Tindakan Sekolah.

b.    Mengembangkan paradigma baru kepengawasan sehingga mampu membimbing Guru dalam melaksanakan proses pembelajaran berbasis karakter yang dapat menumbuhkembangkan peserta didik untuk berpikir kritis, kreatif, inovatif, dan mampu memecahkan masalah serta membina Kepala Sekolah dalam pengelolaan sekolah;

c.     Memberikan bekal dalam menyusun Rencana Kepengawasan pada tahap On The Job Learning selama 3 (tiga) bulan.

2. Tujuan On the job learning

Mempraktekkan materi yang diterima pada kegiatan In Servis Learning I di sekolah binaan pengawas yang meliputi:

                1.   Melaksanakan Supervisi manajerial (melaporkan hasil pembinaan penyusunan program sekolah),

                2.   Melaksanakan supervisi akademik (melakukan dan melaporkan hasil pembinaan berkenaan dengan permasalah proses pembelajaran),

                3.   Menyusun rencana implementasi program induksi  guru pemula di sekolah,

                4.   Melaksanakan Evaluasi Pendidikan (Menilai dan membuat laporan penilaian kinerja Kepala Sekolah dan Guru, penilaian hasil belajar),

                5.   Merencanakan PKB Kepala Sekolah dan Guru,

                6.   Melaksanakan PTS minimal 2 siklus.

               7.   Membuat best practice (pengalaman terbaik) selama OJL

 

3. Tujuan In service learning 2:

a.    Melaporkan dan mempresentasikan hasil on the job learning (OJL) sesuai dengan rencana tindak yang disusun peserta.

b.    Mendapatkan bahan masukan berkenaan dengan pelaksanaan on the job learning.

c.    Merumuskan langkah-langkah perbaikan dan pengembangan hasil-hasil OJL.

 

C.   Ruang Lingkup Rencana Supervisi Pengawas Sekolah (Action Plan).

 

 

 

 

 

 


Ruang Lingkup Rencana Supervisi Pengawas Sekolah

(ACTION PLAN  ON THE JOB LEARNING)

DIKLAT SUPERVISI BAGI PENGAWAS SEKOLAH

NO

NAMA

KEGIATAN

METODE/ STREGI

WAKTU PELAKSANAAN

SASARAN

JENIS TAGIHAN

STAKE HOLDER

 

SARANA

LOKASI

SUMBER DANA

1.

Supervisi manajerial

Teknik Kelompok melalui pembimbingan

1-7 Juni 2012

Kepala Sekolah Binaan

melaporkan hasil pembinaan penyusunan program di 1 sekolah

Kepala sekolah, guru

Komite

Dokumen

Alat kerja (Laptop/LCD)

SDN Lengkong 2

Swadana

2.

Supervisi akademik

Teknik Individual melalui brainstorming dengan pendekatan nondirektif

8 Juni 2012

 

2 orang guru Kelas

Melakukan dan melaporkan hasil pembinaan berkenaan dengan permasalahan proses pembelajaran terhadap dua guru

Kepala sekolah

 

Dokumen

Alat kerja (Laptop/LCD)

 

SDN Lengkong 1

SDN Lengkong 3

Swadana

3.

Pendampingan program induksi di sekolah

Teknik Individual melalui brainstorming dengan pendekatan kolaboratif

9 Juni 2012

11 Juni 2012

2 orang guru Pemula

Menyusun/melaksanakan rencana implementasi program induksi di sekolah terhadap 2 guru

Kepala Sekolah

 

Dokumen

Alat kerja (Laptop/LCD)

 

SDN Lengkong 1

SDN Lengkong 3

Swadana

4.

Evaluasi pendidikan

Teknik Individual melalui evaluatif dengan pendekatan direktif

12- 16 juni 2012

 

 

 

 

 

18-20 Juni 2012

21-23 Juni

 

·       1 orang kepala sekolah dan 2 orang guru  untuk penilaian kinerja

·       2 orang guru untuk analisis hasil belajar siswa

menilai dan membuat laporan kinerja satu orang kepala sekolah dan dua orang guru serta analisis hasil belajar siswa dari dua orang guru

Kepala sekolah

 

Instrumen PK KS dan PK Guru

Dokumen hasil analisis belajar siswa

Alat kerja (Laptop/LCD)

 

SDN Lengkong 2

 

Swadana

5.

PKB

Teknik Individual melalui brainstorming dengan pendekatan kolaboratif

1318 Juli 2012

1 orang kepala sekolah dan 2 orang guru

Merencanakan PKB 1 kepala sekolah dan 2 guru orang guru

Kepala sekolah

 

Instrumen PKB KS dan Guru

Alat kerja (Laptop/LCD)

 

SDN Lengkong 2

Swadana

6.

PTS

Teknik Individual

9-14 Juli 2012

16-18 Juli  2012

 

23 Juli-11 Agst 2012

27-31 Agust 2012

Sekolah binaan

 

 

Proposal PTS

 

Penyusunan Instrumen PTS

 

Pelaksanaan PTS

 

Penyusunan Laporan PTS

Kepala sekolah

 

Dokumen

Alat kerja (Laptop/LCD)

 

 

SDN Lengkong 1

 

Swadana

7.

Menyusun bahan ajar berbasis Power Point

Teknik Individu

1 – 8 Sept 2012

1 orang guru

Menyusun bahan ajar berbasis Power Point

Kepala sekolah, guru

 

Dokumen Hasil OJL

Alat kerja (Laptop/LCD)

 

SDN Lengkong 2

-

 

D.   Waktu dan Pelaksanaan

On the job learning (OJL) dilaksanakan mulai 1 Juni sd 31 Agustus 2012

Tempat 3 Sekolah Binaan di Gugus I Kecamatan Lengkong yakni :

1.    SDN Lengkong 1

2.    SDN Lengkong 2

3.    SDN Lengkong 3

BAB. II

Pelaksanaan On the Job Learning

 

 

A.   Pelaksanaan Supervisi manajerial.

Supervisi adalah kegiatan professional yang dilakukan oleh pengawas Sekolah dalam rangka membantu kepala Sekolah, guru dan tenaga kependidikan lainnya guna meningkatkan mutu dan efektivitas penyelenggaraan pendidikan dan pembelajaran. Supervisi ditujukan pada dua aspek  yakni: manajerial dan akademik. Supervisi manajerial menitik beratkan pada pengamatan pada aspek-aspek pengelolaan dan administrasi Sekolah yang berfungsi sebagai pendukung (supporting) terlaksananya pembelajaran. Atas dasar pengertian tersebut, maka tugas pengawas adalah meningkatkan mutu kepala sekolah, guru, dan tenaga kependidikan dalam bidang manajerial, khususnya dalam menyusun RKJM dan RKT.

Adapun langkah-langkah yang ditempuh:

(1) Identifikasi, dan analisis masalah-masalah yang dihadapi kepala sekolah dan guru-guru,

(2) Perencanaan bimbingan dalam pemecahan masalah yang berhubungan dengan RKJM dan RKT,

(3) Pelaksanaan bimbingan.

    Adapun langkah langkah pelakasanaan Supervisi Manajerial adalah sbb:

1.  Identifikasi, dan Analisis Masalah

Masalah-masalah yang dihadapi Kepala Sekolah dalam penyusunan RKJM dan RKT terdapat di bawah ini.

a.       Out line RKJM dan RKT/RKAS,

b.      Penyusunan Latar belakang

c.       Maksud dan tujuan

d.      Kerangka Pemikiran

e.       Kondisi masa lalu dan masa sekarang

f.       Rencana Strategis

g.      Analisis SWOT

h.      Menyusun Program peningkatan mutu

i.        Rencana Kegiatan

j.        Rencana Kegiatan dan Anggaran Sekolah

2.  Perencanaan

  Pengawas Sekolah menyusun program pelatihan supervisi manajerial:

Metode            : Work Shop

Materi              : Penyusunan RKJM dan RKT/RKAS

Sasaran            : Kepala Sekolah

Pola Pelatihan   : 10 jam

3. Pelaksanaan

Work shop dilaksanakan:

Hari/tanggal     : Jum’at- Sabtu 1-2 Juni 2012

Tempat            : Gedung PKG Gugus 1 Kecamatan Lengkong Nganjuk

Jumlah peserta  : 3 orang Kepala Sekolah dan 3 orang operator sekolah

Hasil Pembinaan: RKJM dan RKT 1(satu) sekolah (Terlampir).

 

 

B.   Pelaksanaan Supervisi Akedemik 2 guru

Pengaws Sekolah sesuai dengan permendiknas No. 12 Tahun 2007 salah satu kompetensi pengawas sekolah adalah melakukan supervisi akademik terhadap para pendidik yang berada di sekolah binaannya. Kompetensi supervisi akademik adalah kemampuan pengawas sekolah dalam melkasanakan akademik yakni menilai dan membina guru dalam rangka meningkatkan kualitas proses pembelajaran yang dilaksanakan agar berdampak terhadap peningkatan kuwalitas siswa.

Supervisi akademik adalah serangkaian kegiatan membantu pendidik mengembangkan kemampuannya dalam mengelola proses pembelajaran untuk mencapai tujuan pembelajaran.  Supervisi akademik bukan penilaian unjuk kerja pendidik melainkan membantu pendidik mengembangkan kemampuan profesionalismenya. Dalam supervisi akademik OJL ini pengawas membantu mengembangkan kemampuan guru dan menyusun RPP yang mengintegrasikan Pendidikan Karakter Bangsa, dengan langkah-langkah: (1) identifikasi, dan analisis masalah-masalah yang dihadapi, (2) Perencanaan bimbingan dalam pemecahan masalah yang berhubungan dengan penyusunan RPP, (3) Pelaksanaan bimbingan.

 

1. Identifikasi, dan Analisis Masalah

  Masalah-masalah yang dihadapi Kepala Sekolah dalam penyusunan RPP terdapat di bawah ini.

a.     Guru-guru masih banyak menggunakan RPP hasil penyusunan guru-guru lain (membeli/ men-download).

b.      Gagap menggunakan komputer

c.      Menyusun indikator pencapaian kompetensi

d.     Menyusun tujuan pembelajaran yang masih belum sesuai standar proses

e.     Menyusun bahan ajar

f.      Keefektifan penyusunan langkah-langkah pembelajaran (pembukaan, kegiatan inti, dan penutup)

g.      Mendesain eksplorasi, elaborasi, dan konfirmasi

 

2. Perencanaan

Pengawas Sekolah menyusun program supervisi Akademik:

Metode            : Teknik Supervisi Individual

Materi              : Penyusunan RPP yang sesuai standar proses

Sasaran            : 2 orang guru

Pola Pelatihan   : 10 jam

 

3.  Pelaksanaan

Teknik Supervisi Individual dilaksanakan:

Hari/tanggal         : Jum’at 8 Juni 2012

Tempat                : SDN Lengkong 1 dan SDN Lengkong 3

Jumlah peserta     : 2 Orang guru

Hasil Pembinaan   : RPP yang mengintegrasikan Pendikar 2 orang guru (Terlampir).

 

C.   Menyusun/pelaksanaan rencana Implementasi Program Induksi di Sekolah terhadap 2 guru

Berdasarkan Permendiknas no 27 tahun 2010 tentang Program Induksi Guru Pemula  (PIGP)  dapat difahami bahwa PIGP adalah kegiatan orientasi, pelatihan di tempat kerja, pengembangan, dan praktik pemecahan  berbagai permasalahan dalam proses pembelajaran/bimbingan dan konseling bagi guru pemula pada sekolah/madrasah di tempat tugasnya. Sedangian pengertian guru pemula adalah guru yang baru pertama kali ditugaskan melaksanakan proses pembelajaran/bimbingan dan konseling pada satuan pendidikan yang diselenggarakan oleh pemerintah, pemerintah  daerah, atau masyarakat. Dengan demikian pada hakekatnya PIGP adalah kegiatan pembimbingan bagi guru pemula di sekolah/madrasah tempatnya bertugas dengan maksud agar guru tersebut dapat melaksanakan tugasnya sebagai guru dengan baik

1. Perencanaan

      Pengawas Sekolah menyusun program Induksi Guru Pemula:

Metode/teknik   : Brainstorming/Individual

Materi              : menyusun silabus dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

Sasaran            : 2 orang guru pemula

 

3.  Pelaksanaan

Pembimbingan dilaksanakan:

Hari/tanggal       : Sabtu-Senin, 9– 11 Juni 2012

Tempat              : SDN Lengkong 1 dan SDN Lengkong 3

Jumlah peserta   : 2 (dua) orang

Hasil Pembinaan : RPP, Ceklist analisis kebutuhan guru pemula, rencana pengembangan keprofesian guru pemula, daftar hadir                                        (Terlampir).

 

 

D.   Pelaksanaan Penilaian dan membuat laporan kinerja satu Kepala Sekolah dan 2 orang guru serta analisis hasil belajar siswa dari dua orang guru.

Dalam Standar Penilaian Pendidikan dinyatakan bahwa penilaian hasil belajar oleh pendidik dilakukan secara barkesinambungan, bertujuan untuk memantau proses dan kemajuan belajar peserta didik serta untuk meningkatkan efektivitas kegiatan pembelajaran. Penilaian tersebut minimal meliputi 9 (sembilan) macam kegiatan penilaian seperti yang tertuang dalam Standar Penilaian Pendidikan

Penilaian Kinerja Guru (PK Guru) dilaksanakan untuk mewujudkan guru yang profesional, karena harkat dan martabat suatu profesi ditentukan oleh kualitas layanan profesi yang bermutu. Terwujudnya kegiatan guru yang tepat di dalam kelas , dan membantu guru untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilannya, akan memberikan kontribusi secara langsung pada peningkatan kualitas hasil belajar yang dilakukan guru. Sedangkan Penilaian kinerja kepala sekolah/madrasah (PK KS/M) merupakan serangkaian proses penilaian untuk menentukan derajat mutu kinerja terhadap target kegiatan kepala sekolah/madrasah dalam melaksanakan tugas.

Sebelum pelaksanaan penilaian kinerja kepala sekolah dan guru, terlebih dahulu dilaksanakan pembimbingan kepada kepala sekolah tentang pelaksanaan PK Guru oleh pengawas sekolah yang dilaksanakan pada tanggal 12-23 Juni 2012. Setelah pembimbingan dilaksanakan, maka dilanjutkan dengan pelaksanaan penilaian kinerja 1 orang kepala sekolah dan 2 orang guru. Adapun kepala sekolah dan guru yang dinilai kinerjanya sebagai berikut di bawah ini.

1.      Kepala Sekolah

Nama                   : Suwarno, S.Pd.M.Si

Jabatan                : Kepala SDN Lengkong 2

2.      Guru

a.      Nama          :. Moh. Mujib, S.Pd

      Jabatan          : Guru Kelas V SDN Lengkong 2

b.      Nama          : A.Fathurohman Huda, S.Pd

Jabatan          : Guru Kelas IV SDN Lengkong 2

Hasil penilaian kinerja kepala sekolah dan guru tersebut di atas, serta hasil analisis belajar siswa dari 2 orang guru tersebut terdapat pada lampiran.

 

 

E.   Merencanakan PKB 1 kepala sekolah dan 2 orang guru

Setelah pengawas sekolah menilai kinerja kepala sekolah dan kepala sekolah menilai kinerja guru, maka selanjutnya hasil penilaian tersebut diidentifikasi dan dianalisis. Hasil penilain indikator kerja yang dinilai masih kurang akan dilanjutkan ke program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan (PKB). Adapun kepala sekolah dan guru yang direncanakan mengikuti PKB adalah sebagai berikut di bawah ini

1.      Kepala Sekolah

Nama                   : Suwarno, S.Pd.M.Si

Jabatan                : Kepala SDN Lengkong 2

2.      Guru

a.      Nama          :. Moh. Mujib, S.Pd

      Jabatan          : Guru Kelas V SDN Lengkong 2

b.      Nama          : A.Fathurohman Huda, S.Pd

Jabatan          : Guru Kelas IV SDN Lengkong 2

 

F.    Pelaksanaan PTS minimal dua siklus.

PTS adalah penelitian yang dilaksanakan oleh peneliti (umumnya juga praktisi) di sekolah untuk membuat peneliti lebih profesional terhadap pekerjaannya, memperbaiki praktik-praktik kerja,  melakukan inovasi sekolah serta mengembangkan ilmu pengetahuan terapan (professional knowledge).

Berdasarkan definisi tersebut, maka ciri utama PTS adalah melakukan tindakan nyata untuk memperbaiki situasi atau melakukan inovasi sekolah dalam upaya meningkatkan mutu pembelajaran sehingga menghasilkan kepala sekolah, guru, dan siswa yang mampu kreatif, inovatif, mampu menyelesaikan masalah, dan berpikir kritis.

Langkah-langkah PTS yaitu:

Perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi.

Siklus PTS meliputi empat langkah yaitu: perencanaan, pelaksanaan, pengamatan dan evaluasi, serta refleksi. Masing-masing langkah dijelaskan sebagai berikut.

Perencanaan

Perencanaan adalah langkah awal yang dilakukan peneliti saat akan memulai tindakannya. Agar perencanaan mudah dipahami oleh peneliti yang akan melakukan tindakan, maka peneliti membuat rencana tindakan yang meliputi:

(a)   rumusan masalah yang akan dicari solusinya;

(b)  rumusan tujuan penyelesaian masalah/tujuan menghadapi tantangan/tujuan melakukan inovasi;

(c)   rumusan indikator keberhasilan pemecahan penyelesaian masalah/keberhasilan menghadapi tantangan/keberhasilan melakukan inovasi;

(d)  rumusan langkah-langkah kegiatan penyelesaian masalah/kegiatan menghadapi tantangan/kegiatan melakukan inovasi;

(e)   identifikasi warga sekolah dan atau pihak-pihak terkait lainnya yang terlibat dalam penyelesaian masalah/menghadapi tantangan/melakukan inovasi;

(f)   identifikasi metode pengumpulan data yang akan digunakan;

(g)   penyusunan instrumen pengamatan dan evaluasi;

(h)   penentuan waktu dan tempat pelaksanaan;

(i)    idenifikasi fasilitas yang diperlukan.

 

Pelaksanaan (Tindakan)

Pelaksanaan adalah penerapan dari perencanaan. Hal-hal yang harus diperhatikan oleh peneliti adalah sebagai berikut.

(a)  Apakah ada kesesuaian antara rencana tindakan dengan pelaksanaannya?

(b) Hal-hal apa yang dilakukan untuk menyelesaikan masalah/menghadapi tantangan/melakukan inovasi?

(c)  Bagaimana cara melaksanakan tindakan untuk memecahkan masalah/menghadapi tantangan/melakukan inovasi?

(d)  Apakah tindakan yang dilaksanakan telah terarah pada pencapaian tujuan penelitian?

(e)  Seberapa besar pelaksanaan tindakan melibatkan warga sekolah dan atau pihak-pihak terkait lainnya?

(f)   Apa peran masing-masing warga sekolah dan atau pihak-pihak terkait lainnya dalam melaksanakan tindakan?;

Pengamatan dan Evaluasi

Pengamatan adalah pencermatan terhadap pelaksanaan tindakan. Hal-hal yang diamati adalah proses tindakan yang berlangsung selama tahap pelaksanaan PTS. Pengamatan menggunakan instrumen yang berisi indikator-indikator proses tindakan. Evaluasi adalah proses penetapan hasil pelaksanaan tindakan berdasarkan indikator-indikator tujuan PTS yang telah ditetapkan. Hasil evaluasi digunakan sebagai dasar untuk melakukan refleksi.

Refleksi

Refleksi dilakukan terhadap proses dan hasil pelaksanaan tindakan dan hasilnya digunakan sebagai dasar untuk memperbaiki rencana tindakan pada siklus berikutnya untuk meningkatkan hasil yang lebih baik.

1. Perencanaan

      Pengawas Sekolah menyusun pembimbingan penyusunan PTS

Metode/teknik   : Teknik Individual

Materi              : 1. Penyusunan Proposal PTS.

                         2. Penyusunan Instrumen PTS

                         3. Pelaksanaan PTS

                         4. Penyusunan Laporan PTS

Sasaran            : 1 orang Kepala sekolah

 

 

3.  Pelaksanaan

Pembimbingan dilaksanakan:

Hari/tanggal       : Senin, 9– 30 Juli 2012

Tempat              : SDN Lengkong 1

Jumlah peserta   : 1 Orang Kepala Sekolah

Hasil Pembinaan :   1. Proposal PTS.

                             2. Instrumen PTS

                             3. Laporan PTS

 

G.   Implementasi materi ajar (LKPS 1-PPT) dan Penyusunan Frame/Storybourd (LKPS-2 PPT) dalam bentuk media presentasi atau CD pembelajaran.

      Pengembangan bahan ajar berbasis multimedia yang dianggap paling praktis yaitu dengan memanfaatkan aplikasi office power point. Oleh karena itu, guru-guru dituntut untuk dapat memanfaatkan multimedia tersebut. Dalam mengimplementasi materi ajar LKPS 1-Ppt, maka guru-guru di wilayah binaan dilatih menyusun bahan ajar yang berbasis Power Point, dengan langkah-langkah:

(1) menjelaskan fungsi-fungsi menu/ribbon dan icon tampilan lembar presentasi,

(2) membuat frame/ storyboard,

(3) membuat bahan presentasi sederhana,

(4) membuat efek animasi pada teks dan obyek,

(5) membuat efek transition,

(6) menggunakan tab outline dan slide,

(7) mengimpor video dan audio,

(8) Membuat hyperlink pada slide,

(9) membuat menu/bahan ajar menggunakan view slide master dan view normal,

(10) mencetak lembar presentasi.

Adapun pelatihan pengembangan bahan ajar berbasis office power point dilaksanakan di wilayah binaan, sebagai berikut di bawah ini.

 

1. Perencanaan

  Pengawas Sekolah menyusun program pelatihan pengembangan bahan ajar berbasis office power point:

Metode/teknik   : work shop

Materi              : Pengembangan bahan ajar berbasis office power point

Sasaran            : guru-guru kelas 6 SD

 

3.  Pelaksanaan

Pembimbingan dilaksanakan:

Hari/tanggal     : Sabtu 4 Agustus  2012

Tempat            : Gedung PKG Gugus 1 Kecamatan Lengkong

Jumlah peserta  : 3 orang guru kelas VI

 

 

BAB. III

KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

 

 

A.     KESIMPULAN.

 

Kegiatan OJL memberikan bekal yang sangat berharga bagi Para Pengawas Sekolah karena hasil  In Service Learning 1 seperti melaksanakan Supervisi manajerial, supervisi akademik, merencanakan PIGP, melaksanakan supervisi evaluasi pendidikan, merencanakan PKB dan melaksanakan pembimbingan kepala sekolah dalam melaksanakan PTS dapat dipraktekkan secara nyata. Temuan-temuan dan kendala-kendala pelaksanaan OJL merupakan pengalaman yang sangat berharga bagi peningkatan kompetensi Pengawas Sekolah karena temuan-temuan tersebut akan dijadikan bahan diskusi dan pemecahan masalah pada In Servive Learning 2.

        Pelaksanaan OJL ini memberi pengalaman baru dalam upaya meningkatkan kemampuan Pengawas Sekolah melaksanakan paradigma baru kepengawasan sehingga diharapkan percepatan peningkatan kualitas pendidikan di wilayah binaan khususnya dan pelaksanaan pendidikan Indonersia pada umumnya cepat tercapai.

Dengan adanya kegiatan OJL ini dirasakan dapat meningkatkan 6 (enam) kompetensi minimal Pengawas Sekolah yakni kompetensi kepribadian, supervisi manajerial, supervisi akademik, evaluasi pendidikan, penelitian dan pengembangan, serta kompetensi sosial.

 

B.    Rekomendasi.

1.    Diklat Peningkatan Supervisi Pengawas Sekolah sangat banyak manfaatnya bagi para pengawas. Oleh karena itu, diklat penguatan perlu terus dilaksanakan secara berkesinambungan dan ditambah para peserta diklat khususnya dari para pengawas yang belum berkesempetan mengikuti diklat atau pengawas baru. Hal ini agar para Pengawas Sekolah memiliki kompetensi yang sesuai kopetensi pengawas yang diharapkan oleh Permendiknas No 12 Tahun 2010.

 

2. Kepada para pengambil kebijakan hendaknya Pengawas yang telah lulus        diklat Peningkatan Supervisi Pengawas hendaknya dapat difasilitasi dengan optimal agar Pengawas Sekolah dapat melaksanakan tugas di sekolah wilayah        binannya dengan efektif

 

 

Lampiran-lampiran:

1.    Biodata Peserta Pelatihan

2.    Jadwal kegiatan On the Job Learnng

3.    Rencana Supervisi Pengawas Sekolah / Action Plan

4.    Rekaman Pelaksanaan Supervisi Pengawas Sekolah

5.    Laporan PTS

6.    Surat Keterangan Pelaksanaan kegiatan On the Job Learning dari Guru/Kepala Sekolah.

7.    Seluruh LKPS yang disusun peserta

7.1.       LKPS 1. Supervisi Manajertial

7.2.       LKPS 2. Supervisi Akademik

7.3.       LKPS 3. PIGP

7.4.       LKPS 4. Evaluasi Pendidikan

7.5.       LKPS 5. Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan

7.6.       LKPS 6. Penelitian Tindakan Sekolah

7.7.       LKPS 7 . ppt

 

 

Lampiran : 4

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 


Rekaman Pelaksanaan

Supervisi Pengawas Sekolah

  

 

 

 

 

 

PENDAMPINGAN Supervisi MNAJERIAL

clip_image003

 

 

 

 

 

clip_image005

 

 

 

  

 

clip_image007

 

 

  

PENDAMPINGAN SUPERVISI AKADEMIK

 

 

 

clip_image009

 

 

  

Pendampingan Program Induksi

clip_image011

 

 

 

 Pendampingan Penyusunan RKAS

 

clip_image013

 

 

 

 

Pendampingan Evaluasi Pendidikan

clip_image015

 

 

 

 

Pendampingan Penyusunan Bahan Ajar

clip_image017

 

 

  

 

  

 

clip_image019

 

 

 

 

Pendampingan PK Guru

clip_image021p

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Baca Selanjutnya- Laporan On job Learning DIKLAT PENGUATAN KEPAMPUAN SUPERVISI PENGAWAS SEKOLAH TAHUN 2012