APSI Nganjuk

My photo
Kabupaten Nganjuk, Jawa Timur
Sebagai Media Informasi Pendidikan & Pembelajaran (Dari Kita Untuk Semua) Kontak: 082143737397 atau 085735336338

Saturday, March 30, 2013

Menengok Candi Lor dan Candi Ngetos di Kab Nganjuk

Candi Lor
clip_image002
Secara geografis Candi Lor terletak di desa Candirejo, Kecamatan Loceret, Kabupaten Nganjuk, atau kira-kira 3-4 kilometer arah selatan dari pusat kota Nganjuk. Berdasarkan bukti tertulis yang ditemukan di kompleks candi ini, dapat dikemukakan bahwa Candi Lor ini didirikan oleh Pu Sindok pada tahun 859 Caka atau 937 M sebagai Tugu Peringatan Kemenangan Sindok atas musuhnya dari Melayu.
Secara riil, candi yang menghadap ke barat ini wujudnya sudah tidak berbentuk lagi (sudah sangat rusak). Hal ini disebabkan usia bangunan yang memang sudah sangat tua, bahkan bangunan yang terbuat dari batu merah dan tumbuhnya pohon Kepuh di badan candi yang akar-akarnya mencengkeram dan menghunjam kesegala arah di badan candi sebelah selatan. Candi ini berdiri atas tanah seluas 42 x 39,4 meter 91654 meter persegi), luas soebasemen (alas) 12,4 x 11,5 meter (142,6 meter persegi) dan tinggi candi lebih kurang 9,3 meter.
Krom berpendapat, bahwa candi ini pada awalnya bertingkat dan bersifat Siwais. Dalam candi ini terdapat beberapa area diantaranya Ganesha dan Nandi. Meskipun keadaannya sudah rusak, dapat diperkirakan bahwa candi ini dahulunya mempunyai ruang dalam yang berbentuk segi empat.. Hal ini terlihat adanya sudut siku-siku yang masih tampak di sudut timur laut ruang dalam candi ini.
Sekarang ini, di sebelah barat candi terdapat dua arca yang semuanya sudah tanpa kepala, yang satu diperkirakan arca Ganesha dan yang lain Siwa Mahadewa. Di sebelah barat arca terdapat Lingga dan Yoni, yang keadaannya telah rusak (Yoni telah pecah dan Lingga tinggal sebagian). Di sebelah baratnya lagi terdapat dua buah makam yang oleh penduduk diyakini sebagai makam Yang Karta dan Yang Kerti, abdi kinasih Pu Sindok. Jika benar bahwa benda-benda tersebut asli dari Candi Lor, maka dapat disimpulkan bahwa candi Lor bersifat Siwa.
Pada tahun 1913, di sawah sekitar candi berhasil ditemukan 4 (empat) buah arca yang terbuat dari perunggu, yang menggambarkan pantheon Budhisme, yaitu :
1. Tara Musik, berukuran 7,8 cm, menggambarkan seseorang yang sedang memainkan kecapi yang terbuat dari rotan dalam ekspresi menyanyi dan menari, dengan tugas memuja Dhyani Budha.
2. Bodhisattwa, berukuran 7,8 cm. dalam Budha Mahayana Bodhisattwa dianggap sebagai calon Budha. Tiap-tiap Dhyani Buddha mesti dikelilingi oleh Bodhisattwa. Disini Shyani Budha dikelilingi oleh 4 Bodhisattwa yang disebut Vajradathu Mandala.
3. Dhupa Tara dan Puspha Tara, berukuran 9 cm. Kedua arca ini digambarkan ramping dan sangat indah. Yang satu digambarkan sama dengan Tara Musik, dan yang satunya digambarkan sebagai Dhupa Bunga.
Patung yang diketemukan di dekat Candi Lor ini sangat penting ditinjau dari segi artistik dan ikonografinya (ilmu tentang arca). Susunan pantheonnya sangat khas, yaitu mengungkapkan tradisi kerajaan dengan patung Budha yng menghadap keempat penjuru. Beberapa patung perunggu ini karena keindahannya pernah dipamerkan di Arena Pameran Benda Seni Negeri Jajahan di Paris tahun 1931. Seorang ahli sejarah kuno Indonesia, Dr. FDK. Bosch yang terpesona dengan patung tersebut membandingkan dengan patung Budha Liran Singon di Jepang. Sedangkan ciri-cirinya yang indah itu dibandingkan dengan gambaran pada naskah ikonografi Budha yang ada di Bali. Di kompleks candi ini, diketemukan pula sebuah batu bertulis (prasasti) yang kemudia telah dikenal dengan nama Prasasti Anjuk Ladang. Prasasti ini mula-mula untuk kepentingan penelitian, yang kemudian dibawa ke Kediri (kediaman Residen Kediri) dan sekarang telah disimpan di Museum Nasional dengan nomor koleksi F-59. Prasasti ini berisi maklumat dari seorang pejabat tinggi kerajaan, yang ditulis pada bagian muka 49 baris dan pada bagian belakang terdiri dari 36 baris. Berdasarkan tulisan tersebut dapat dikatakan bahwa prasasti itu dikeluarkan Pu Sindok yang bergelar Sri Maharaja Pu Sindok Sri Isana Dharmotunggadewa pada tahun 859 C atau 937 M. Walaupun Candi Lor keadaannya telah rusak, namun ditempat inilah terdapat salah satu bukti bahwa Nganjuk pernah berperan dalam panggung sejarah nasional. Disini terdapat batu bertulis yang memuat sebutan (toponimi) yang sangat dekat sekali ucapannya dengan Nganjuk, yakni Anjuk Ladang. Candi Lor ini merupakan bukti sejarah tentang keberhasilan Pu Sindok mengalahkan musuhnya, dan sekaligus merupakan Tugu Peringatan (Jayastamba).
Candi Ngetos
 
clip_image004
a. Letak Geografis dan Wujud Fisik Terletak di Desa Ngetos, Kecamatan Ngetos, sekitar 17 kilometer arah selatan kota Nganjuk. Bangunannya terletak ditepi jalan beraspal antara Kuncir dan Ngetos. Menurut para ahli, berdasarkan bentuknya candi ini dibuat pada abad XV (jaman Majapahit). Dan menurut perkiraan, candi tersebut dibuat sebagai tempat pemakaman Raja Hayam Wuruk dari Majapahit. Bangunan ini secara fisik sudah rusak, bahkan beberapa bagiannya sudah hilang, sehingga sukar sekali ditemukan bentuk aslinya.
Berdasarkan arca yang ditemukan di candi ini, yaitu berupa arca Siwa dan arca Wisnu, dapat dikatakan bahwa Candi Ngetos bersifat Siwa–Wisnu. Kalau dikaitkan dengan agama yang dianut Raja Hayam Wuruk, amatlah sesuai yaitu agama Siwa-Wisnu. Menurut seorang ahli (Hoepermas), bahwa didekat berdirinya candi ini pernah berdiri candi berukuran lebih kecil (sekitar 8 meter persegi), namun bentuk keduanya sama. N. J. Krom memperkirakan bahwa bangunan candi tersebut semula dikelilingi oleh tembok yang berbentuk cincin.
Bangunan utama candi tersebut dari batu merah, sehingga akibatnya lebih cepat rusak. Atapnya diperkirakan terbuat dari kayu (sudah tidak ada bekasnya). Yang masih bisa dilihat tinggal bagian induk candi dengan ukuran sebagai berikut : Panjang candi (9,1 m), tinggi badan (5,43 m), tinggi keseluruhan (10 m), saubasemen (3,25 m), besar tangga luar (3,75 m), lebar pintu masuk (0,65 m), tinggi undak menuju ruang candi (2,47 m) dan ruang dalam (2,4 m).
b. Relief
Terdapat empat buah, namun sekarang hanya tinggal satu, yang tiga telah hancur. Pigura-pigura pada saubasemennya (alasnya) juga sudah tidak ada. Dibagian atas dan bawah pigura dibatasi oleh loteng-loteng, terbagi dalam jendela-jendela kecil berhiaskan belah ketupat, tepinya tidak rata, atau menyerupai bentuk banji. Hal ini berbeda dengan bangunan bawahnya yang tidak ada piguranya, sedankan tepi bawahnya dihiasi dengan motif kelompok buah dan ornamen daun.
Disebelah kanan dan kiri candi terdapat dua relung kecil yang diatasnya terdapat ornamen yang mengingatkan pada belalai makara. Namun jika diperhatikan lebih seksama, ternyata suatu bentuk spiral besar yang diperindah. Dindingnya terlihat kosong, tidak terdapat relief yang penting, hanya diatasnya terdapat motif daun yang melengkung ke bawah dan horisaontal, melingkari tubuh candi bagian atas.
Yang menarik, adalah motif kalanya yang amat besar, yaitu berukuran tinggi 2 x 1,8 meter. Kala tersebut masih utuh terletak disebelah selatan. Wajahnya menakutkan, dan ini menggambarkan bahwa kala tersebut mempunyi kewibawaan yang besar dan agaknya dipakai sebagai penolak bahaya. Motif kala semacam ini didapati hampir pada seluruh percandian di Jawa Tengah, Jawa Timur dan Bali. Motif ini sebenarnya berasal dari India, kemudian masuk Indonesia pada Jaman Hindu. Umumnya, di Indonesia motif semacam ini terdapat pada pintu-pintu muka suatu percandian.
c. Arca Candi
Di Candi Ngetos sekarang ini tidak didapati lagi satu arcapun. Namun menurut penuturan beberapa penduduk yang dapat dipercaa, bahwa didalam candi ini terdapat dua buah arca, paidon (tempat ludah) dan baki yang semuanya terbuat dari kuningan. Krom pernah mengatakan, bahwa di candi diketemukan sebuah arca Wisnu, yang kemudian disimpan di Kediri. Sedangkan yang lain tidak diketahui tempatnya. Meskipun demikian bisa dipastikan bahwa candi Ngetos bersifat Siwa-Wisnu, walaupun mungkin peranan arca Wisnu disini hanya sebagai arca pendamping. Sedangkan arca Siwa sebagai arca yang utama. Hal ini sama dengan arca Hari-Hara yang terdapat di Simping, Sumberjati yang berciri Wisnu.
d. Cerita Rakyat
Candi Ngetos, yang sekarang tinggal bangunan induknya yang sudah rusak itu, dibangun atas prakarsa Raka Hayam Wuruk. Tujuan pembuatan candi ini sebagai tempat penyimpanan abu jenasahnya jika kelak wafat. Hayam Wuruk ingin dimakamkan disitu karena daerah Ngetos masih termasuk wilayah Majapahit yang menghadap Gunung Wilis, yang seakan-akan disamakan dengan Gunung Mahameru. Pembuatannya diserahkan pada pamannya Raja Ngatas Angin, yaitu Raden Condromowo, yang kemudian bergelar Raden Ngabei Selopurwotoo. Raja ini mempunyai seorang patih bernama Raden Bagus Condrogeni, yang pusat kepatihannya terletak disebelah barat Ngatas Angin, kira-kira berjarak 15 km.
Diceritakan, bahwa Raden Ngabei Selopurwoto mempunyai keponakan yang bernama Hayam Wuruk yang menjadi Raja di Majapahit. Hayam Wuruk semasa hidup sering mengunjungi pamannya dan juga Candi Lor. Wasiatnya kemudian, nanti ketika Hayam Wuruk wafat, jenasahnya dibakar dan abunya disimpan di Candi Ngetos. Namun bukan pada candi yang sekarang ini, melainkan pada candi yang sekarang sudah tidak ada lagi.
Konon ceritanya pula, di Ngetos dulu terdapat dua buah candi yang bentuknya sama (kembar), sehingga mereka namakan Candi Tajum. Hanya bedanya, yang satu lebih besar dibanding lainnya. Krom juga berpendapat, bahwa disekitar candi Ngetos ini terdapat sebuah Paramasoeklapoera, tempat pemakaman Raja Hayam Wuruk. Mengenai kata Tajum dapat disamakan dengan Tajung, sebab huruf “ng” dapat berubah menjadi huruf “m” dengan tanpa berubah artinya. Misalnya Singha menjadi Simha dan akhirnya Sima. Hal ini sesuai dengan pendapat Soekmono yang menyatakan bahwa setelah Hayam Wuruk meninggal dunia, maka makamnya diletakkan di Tajung, daerah Berbek, Kediri.
Selanjutnya diceritakan, bahwa Raja Ngatas Angin R. Ngabei Selupurwoto mempunyai saudara di Kerajaan Bantar Angin Lodoyo (Blitar) bernama Prabu Klono Djatikusumo, yang kelas digantikan oleh Klono Joyoko. Raja-raja ini ditugaskan oleh Hayam Wuruk untuk membuat kompleks percandian. Raden Ngabai Selopurwoto di kompleks Ngatas Angin menugaskan Empu Sakti Supo (Empu Supo) untuk membuat kompleks percandian di Ngetos. Karena kesaktiannya maka dalam waktu yang tidak terlalu lama tugas tersebut dapat diselesaikan sesuai petunjuk
Baca Selanjutnya- Menengok Candi Lor dan Candi Ngetos di Kab Nganjuk

Air Terjun Sedudo di Ngliman Kab Nganjuk

clip_image002

Air Terjun Sedudo adalah sebuah air terjun dan obyek wisata yang terletak di Desa Ngliman Kecamatan Sawahan, Kabupaten Nganjuk, Jawa Timur. Jaraknya sekitar 30 km arah selatan ibukota kabupaten Nganjuk. Berada pada ketinggian 1.438 meter dpl, ketinggian air terjun ini sekitar 105 meter. Tempat wisata ini memiliki fasilitas yang cukup baik, dan jalur transportasi yang mudah diakses.

Masyarakat setempat masih mempercayai, air terjun in memiliki kekuatan supra natural. Lokasi wisata alam ini ramai dikunjungi orang pada bulan Sura (kalender Jawa). Konon mitos yang ada sejak zaman Majapahit, pada bulan itu dipercaya membawa berkah awet muda bagi orang yang mandi di air terjun tersebut.

Setiap Tahun Baru Jawa, air terjun Sedudo dipergunakan untuk upacara ritual, yaitu memandikan arca dalam upacara Parna Prahista, yang kemudian sisa airnya dipercikan untuk keluarga agar mendapat berkah keselamatan dan awet muda. Hingga sekarang pihak Pemkab Nganjuk secara rutin melaksanakan acara ritual Mandi Sedudo setiap tanggal 1 Suro

Obyek wisata andalan

clip_image004Dengan potensinya sebagai obyek wisata air dan wisata ritual yang sudah berlangsung turun-temurun, Pemerintah Kabupaten Nganjuk menempatkan air terjun Sedudo sebagai ikon dan primadona di wilayah itu. Air terjun Sedudo menjadi obyek wisata andalan daerah.

Tradisi dan upacara mandi bersama atau siraman Sedudo yang berlangsung turun-temurun sejak zaman Majapahit menjadi agenda utama. Tradisi ini dikenal sebagai upacara Prana Prasthista dan menjadi agenda utama daya tarik wisata Sedudo

Legenda
Dulu kawasan Sedudo merupakan tempat pertapaan Ki Ageng Ngaliman, tokoh pelopor penyebaran agama Islam di Nganjuk waktu itu. Sebagai penghormatan atas jasa-jasanya, maka setiap bulan Suro sebuah upacara ritual selalu digelar. Ritual yang diberin nama pengambilan Air Sedudo itu diisi dengan acara iring-iringan gadis berambut panjang yang berbusana adat Jawa, berjalan perlahan menuju kolam yang berada tepat di bawah air terjun.

Mereka percaya, air yang mengalir tak henti-hentinya mengalir di Sedudo, bersumber dari tempat keramat, yakni tempat di mana para dewa bersemayam. Tak heran, ketika malam tahun baru Hijriyah 1 Muharram, atau biasa dikenal malam 1 Suro oleh masyarakat Jawa, ribuan pengunjung selalu memadati Sedudo. Di tengah dinginnya air terjun Sedudo, mereka mandi beramai-ramai di kolamnya.

Aspek sejarah lain, khususnya tentang pemanfaatan Sedudo oleh kalangan raja dan ulama di zaman Kerajaan Majapahit dan kejayaan Islam, sangat mempengaruhi kepercayaan masyarakat tentang khasiat air terjun tersebut. Di jaman Majapahit Sedudo sering digunakan untuk mencuci senjata pusaka milik raja dan patih dalam Prana Pratista. Sementara di zaman kerajaan Islam, Sedudo sangat dikenal sebagai kawasan pertapaan Ki Ageng Ngaliman.

Kawasan pertapaan

Obyek wisata air terjun Sedudo, selain indah, juga memiliki kisah yang panjang. Di zaman Majapahit, air terjun ini dikabarkan sering digunakan untuk mencuci senjata milik raja dan patung dalam upacara Prana Prasthista. Bahkan, Mahapatih Gajah Mada konon menggunakan lokasi air terjun untuk menggembleng prajurit.

Pada zaman kerajaan Islam, Sedudo dikenal sebagai kawasan pertapaan Ki Ageng Ngaliman. penyebar agama Islam di wilayah Nganjuk. Karena itu, dalam perkembangannya, setiap bulan Sura selalu diadakan ritual mandi Sedudo atau siraman Sedudo yang diawali prosesi tarian oleh enam penari berambut panjang yang masih perawan alias dalam keadaan suci.

Baca Selanjutnya- Air Terjun Sedudo di Ngliman Kab Nganjuk

Sunday, March 24, 2013

Membangun Sifat Qona’ah

 

Sifat Qona’ah (selalu merasa cukup dengan apa yang ada) merupakan harta kekayaan yang tidak ada habisnya. Karena siapa saja yang telah memiliki sifat ini maka ia ibarat orang kaya yang tidak lagi terpengaruh oleh godaan harta dan kedudukan yang dibentangkan dunia untuknya. Ia hanya mengambil dunia seperlunya sesuai dengan kebutuhan minimalnya.  Orang yang memiliki sifat Qona’ah akan selalu bersyukur atas karunia yang diberikan Allah subhanahu wata’ala padanya, tidak mengeluh dan tidak berharap lebih banyak dari rezeki  yang telah ditakdirkan Allah padanya.  Sifat ini membuat pemiliknya tidak rakus akan dunia, apalagi menjadikan dunia sebagai tujuan hidupnya.

Syarat-syarat Terbentuknya Sifat Qona’ah

Fondasi yang utama dan pertama untuk menumbuhkan sifat ini adalah keyakinan yang benar. Keimanan kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala, mengenal Allah dengan nama dan sifat-sifat-Nya berikut keagungan dan keindahan yang dikandungnya; keimanan yang mantap kepada hari akhir, keyakinan yang benar tentang takdir yang baik dan buruk; semua itu merupakan landasan utama untuk menumbuhkan sifat dan karakter mental yang sangat mahal harganya ini.

Keimanan dan pengetahuan seorang mukmin terhadap Allah beserta nama dan sifatnya; akan menjadikan dirinya merenungkan firman, perintah dan penjelasan-Nya; yang hasilnya ia akan memahami hakikat dunia, hakikat dirinya, dan hakikat qona’ah beserta manfaatnya di dunia dan di akhirat.

Keimanan kepada hari akhir akan mendorong seorang mukmin untuk memiliki sikap zuhud terhadap dunia. Pemikirannya selalu tertuju kepada hari akhir dan seluruh rangkaiannya, terutama ketika amal-amal kita dihisab. Dengan bekal ini ia paham, bahwa hidup dunia hanyalah sementara, sebagaimana yang ia pelajari dari Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam, “Apa perluku dengan dunia? Perumpamaanku dengan dunia hanyalah ibarat pengendara yang tidur siang sejenak di bawah naungan sebuah pohon, kemudian berangkat di sore hari dan meninggalkannya.” (HR.Ahmad dan Tirmidzi).

Hal ini akan menjadikannya bersikap menerima apapun yang terjadi dengan dirinya dengan senang hati.

Keimanan terhadap takdir yang baik maupun buruk akan memberikan sikap tenang dan ridho terhadap apa yang dialami, suka maupun duka. Hatinya senantiasa lapang, ia tidak mengenal kata gundah dengan sedikitnya rizki, lemahnya daya, maupun kemiskinan yang menimpanya.

Cara Membangun Sifat Qona’ah

Dibawah ini beberapa faktor yang mendukung kita untuk memperoleh akhlak yang sangat berharga ini:

1. Ilmu agama

Ilmu agama merupakan faktor utama untuk memperoleh harta yang tidak terkira ini. Dengan ilmu, kita mengetahui hakikat, manfaat, dan bahaya jika melalaikan qona’ah. Ilmu agama menjelaskan kepada kita hakikat dunia, menyingkap rahasia-rahasianya, dan bahaya-bahaya terlalu berorientasi kepadanya. Ilmu agama akan mendorong kita untuk mencintai dan mengerahkan seluruh perhatian kita kepada kampung akhirat, kehidupan yang kekal dan abadi.

“Dan tiadalah kehidupan di dunia ini selain main-main dan sendau gurau. Dan sungguh kampung akhirat itu lebih baik bagi orang-orang yang bertakwa. Tidakkah kamu memahaminya? (Al-An’am:32)

Dengan ilmu pula kita memperoleh pengetahuan tentang Allah Azza wa ‘Ala dengan seluruh nama-Nya yang husna dan sifat-Nya yang tinggi. Kebenaran akidah: iman kepada hari akhir dan iman kepada takdir yang baik maupun buruk, yang hal itu merupakan pondasi dasar yang memiliki pengaruh sangat besar dalam mewujudkan sifat qona’ah, semuanya dapat diperoleh dengan ilmu agama.

2. Keimanan yang mantap

Ilmu yang kita miliki (insya Allah) berbuah menjadi keimanan yang mantap. Kuat lemahnya sifat qona’ah dalam menghadapi berbagai “fitnah” dunia ini, sesuai dengan tingkat kekuatan iman yang ada pada setiap kita. Keimanan yang mantap salah satunya dapat dibangun melalui keseriusan belajar agama (menuntut ilmu syar’i) disertai doa.

3. Pemahaman yang benar tentang qodho dan qodar

Allah Subhanahu wa Ta’ala telah membagi-bagi rizki dan keadaan hidup seluruh manusia sejak zaman azali sesuai takdir yang telah ditetapkan-Nya.  Pembagian yang dilakukan oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala merupakan ketetapan berdasarkan kebijaksanaan dan ilmu-Nya. Hendaknya kita memahami bahwa ambisi, keluh kesah, dan perhatian kita terhadap dunia dan harta, tidak akan menambah rizki kita yang telah ditetapkan dalam taqdir (qodho dan qodar), karena tidak mungkin kita bisa mengoreksi ketetapan taqdir dan qodar Allah. Pemahaman terhadap takdir ini harus benar dan sesuai ilmu yang syar’i, karena hanya dengan pemahaman yang mantap dan benar terhadap makna taqdir maka kita dapat menumbuhkan sifat qona’ah, tenang, rileks, terlepas apakah kita kaya maupun miskin.

Sikap ridho seorang mukmin dalam menghadapi ketetapan qodha dan qodar Allah akan memberikan kepadanya mata yang jeli dalam melihat kondisi kehidupan dan hakikat pembagiannya. Yang menetapkan rizkinya adalah Allah, Allah juga yang telah membeda-bedakan tingkat rizki, melebihkan yang satu terhadap yang lainnya. Perbedaan ini merupakan ujian bagi kita; ujian bagi orang kaya engan kelebihannya, ujian bagi orang miskin dengan kekurangannya. Perbedaan antara orang kaya dengan orang miskin dalam rizki bukan merupakan bukti mengenai perbedaan kedudukan keduanya di dunia maupun di sisi Allah Azza wa Jalla.

“Apakah mereka yang membagi-bagi rahmat Tuhanmu? Kami telah menentukan antara mereka penghidupan mereka dalam kehidupan dunia, dan Kami telah meninggikan sebagian mereka atas sebagian yang lain beberapa derajat, agar sebagian mereka dapat mempergunakan sebagian yang lain. Dan rahmat Tuhanmu lebih baik dari apa yang mereka kumpulkan.” (Az Zukhruf:32)

“Bersikaplah ridho terhadap apa yang dibagikan oleh Allah, niscaya kamu menjadi manusia yang paling kaya.” (HR.Ahmad)

4. Perjuangan Mental dan Bersabar

Sesuai dengan kebijaksanan-Nya, Allah Subhanahu wa Ta’ala telah memberi kita nafsu yang senantiasa menyuruh kepada kejahatan, kecuali nafsu yang diberi rahmat Tuhan.(Yusuf:53). Salah satu bentuk keliaran nafsu adalah permusuhannya terhadap sikap qona’ah. Selama kita tidak melawan nafsu beserta keliarannya, ketika itu kita telah membuka pintu-pintu ambisi, ketamakan, kerakusan, kekikiran, dan keluh kesah.

“Jauhilah sifat syuhh, karena sifat syuhh telah membinasakan orang-orang sebelummu, mendorong mereka untuk menumpahkan darah mereka dan melanggar hal-hal yang diharamkan bagi mereka.” (HR.Muslim)

Imam Ibnu Rojab al Hanbali rahimahullah menjelaskan bahwa syuhh adalah ambisi besar yang mendorong pemilikinya mengambil banyak hal yang tidak halal, tidak menunaikan kewajiban terhadapnya. Substansi sifat ini adalah kerinduan diri kepada apa yang diharamkan oelh Allah serta tidak puas dengan yang telah dihalalkan oelh Alloh, baik menyangkut harta, kemaluan, atau lainnya.

Mengendalikan nafsu dan memaksanya memiliki sikap qona’ah membutuhkan kesabaran dan ketabahan dari seorang mukmin. Kesabaran di sini berkaitan dengan hal-hal yang diharamkan dan hal-hal yang meragukan; karena sifat qona’ah menuntut sikap zuhud (merendahkan diri), ridho (menerima), dan waro’ (hati-hati). Sabar dalam ketaatan dan tidak berbuat maksiat.

5. Berdoa dan Memohon kepada Allah

“Ya Allah, aku memohon kepada-Mu petunjuk, ketakwaan, sikap menjaga martabat, dan kekayaan.” (HR.Muslim)

Syaikh Abdurrahman Nashir As-Sa’di rahimahullah, berkata: ”Ini merupakan salah satu doa yang paling luas cakupan maknanya dan paling bermanfaat.  Doa ini mengandung permohonan agar dikarunia kebaikan di dunia dan akhirat. ‘Afaf (sikap menjaga martabat) dan ghina (kekayaan) mengandung arti menjaga kehormatan di hadapan sesama manusia, tidak menggantungkan diri kepada mereka dan merasa kaya dengan Alloh, rizki-Nya, sikap menerima dengan senang hati terhadap apa yang ada pada dirinya, serta diperolehnya kecukupan yang bisa menenangkan hati.  Dengan semua itu, sempurnalah kebahagiaan hidup di dunia dan ketenangan batin, dan itulah hayah thoyyibah (kehidupan yang baik).

6. Menjauhi Orang-Orang yang Suka Berkeluh Kesah

Teman, kawan, orang-orang di sekitar kita, sangat besar pengaruhnya pada diri kita. Siapa yang lama berkawan dengan orang-orang yang suka berkeluh kesah dan ambisius, maka akan tertimpa penyakit mereka. Hawa nafsu dan akhlak mereka akan menular kepada dirinya. Sebaliknya, berkawan dengan orang-orang sholih, senantiasa berdzikir, zuhud (sekalipun mereka adalah orang-orang kaya dan lapang), akan mendorong kita mengikuti mereka: memiliki sifat qona’ah, zuhud, menerima dengan senang hati semua rizki yang telah dibagikan oleh Allah.

Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda, “Seseorang mengikuti agama kawan dekatnya, maka hendaklah setiap orang dari kalian memperhatikan siapa yang menjadi kawan dekatnya.”

7. Melihat yang “di bawah”

“Andaikata anak Adam memiliki dua lembah emas, pasti ia ingin memiliki dua lembah, dan mulutnya tidak kunjung bisa dipenuhi, kecuali dengan tanah. Dan Allah menerima taubat siapa yang bertaubat.” (HR.Bukhari-Muslim)

Manusia, memiliki watak dasar yang mendorongnya utnuk mencintai harta dan dunia. (terkadang) hal ini menjadikan kita melupakan nikmat-nikmat yang telah Allah berikan kepada kita. Bagaimanapun keadaan yang ada pada diri kita, setiap kita pasti telah dikaruniai nikmat dari Allah yang saking banyaknya tidak mampu kita inventarisir dan hitung. Bukan hanya telah, tapi semua yang telah dan akan kita alami adalah nikmat dan karunia Allah yang terkira.

Namun, nikmat dan karunia yang telah Allah berikan secara gratis kepada kita, terkadang terabaikan. Kita merasa kurang dan kurang… kita tidak peduli dan tidak menyadari nilainya… Hal ini bisa jadi karena kita selalu melihat orang-orang yang mendapat nikmat lebih baik dari kita.

Seandainya kita melihat orang-orang yang tidak seberuntung kita, orang-orang yang ada “dibawah” kita… atau satu atau beberapa nikmat dari Allah dicabut (misal: nikmat sehat)… baru kita merasakan nikmat-nikmat itu… barulah kita merasa tenang; oleh karena itu; salah satu faktor yang mendorong tumbuhnya sifat qona’ah adalah melihat orang yang keadaannya “dibawah” kita.

Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda, “Lihatlah kepada siapa yang lebih rendah dari kalian, jangan melihat kepada siapa yang lebih tinggi dari kalian; karena itu akan menjadikan kalian tidak menyepelekan nikmat Allah.” (HR.Bukhori)

Inilah beberapa cara untuk menumbuhkan sifat qona’ah dan menerima dengan senang hati rizki dan penghidupan yang telah dibagikan Allah kepada setiap kita.

Semoga Allah senantiasa menghiasi diri, keluarga, dan keturunan kita; serta kaum muslimin dengan sifat qona’ah. Amiin

Baca Selanjutnya- Membangun Sifat Qona’ah

Saturday, March 23, 2013

Intrumen - Penelaahan Dokumen KTSP

Dokumen 1

No

Aspek

Deskripsi

1

Cover/halaman judul

·      Terdapat logo sekolah/daerah

·      Terdapat judul yang tepat (Kurikulum Sekolah  .....)

·      Menulis alamat sekolah dengan lengkap

2

Lembar Pemberlakuan

 

·      Terdapat tanda tangan kepala sekolah sebagai pihak yang mensahkan beserta cap sekolah

·      Terdapat tanda tangan ketua komite sekolah sebagai pihak yang menyetujui

·      Terdapat tanda tangan kepala dinas sebagai pihak yang mengetahui (dinas prov. untuk SMA/MA dan SMK/MAK, kab/ kota untuk SD/MI dan SMP/MT)

3

Daftar isi

·      Mempunyai daftar isi sesuai dengan kerangka KTSP

·      Penulisan daftar isi sesuai dengan aturan penulisan yang benar (Judul, Bab, Subbab, dst.)

 

 

 

4

Bab I. Pendahuluan

A. Latar Belakang

 

·      Berisi dasar pemikiran penyusunan KTSP

 

5

B. Tujuan Pengembangan KTSP

·      Menguraikan tujuan pengembangan KTSP

6

C. Prinsip Pengembangan KTSP

·      Minimal berisi prinsip yang terdapat dalam Panduan Penyusunan KTSP dari BSNP

·      Terdapat uraian dari setiap prinsip tersebut

 

 

 

7

Bab II. Tujuan, Visi dan Misi Sekolah

A. Tujuan Pendidikan Dasar/ Menengah

·      Sesuai dengan rumusan tujuan pendidikan dasar/ menengah yang terdapat dalam peraturan perundang-undangan

8

B. Visi Sekolah

·      Cita-cita bersama warga sekolah/ madrasah dan segenap pihak yang berkepentingan pada masa datang

·      Memberikan inspirasi, motivasi, dan kekuatan pada warga sek/mad dan segenap pihak yang berkepentingan

·      Selaras dengan visi institusi di atasnya dan visi pendidikan nasional

·      Dirumuskan dengan bahasa yang mudah diingat

·      Diputuskan oleh rapat dewan pendidik yang dipimpin oleh KS dengan memper-hatikan masukan komite sek/mad.

·      Disosialisasikan kepada warga sek/mad dan segenap pihak yang berkepentingan

Penjelasan

Visi sekolah bukan sekedar jargon/motto tetapi harus bisa dicapai dan terealisasi dalam perencanaan (Silabus dan RPP serta program secara keseluruhan) dan  proses pembelajaran serta penilaian.

9

C. Misi Sekolah

·      Memberikan arah dalam mewujudkan visi sek/mad sesuai dg tujuan pdd nas

·      Mrpk tujuan yang akan dicapai dlm kurun waktu tertentu.

·      Menjadi dasar program pokok sek/mad

·      Menekankan pd kualitas layanan peserta didik dan mutu lulusan yang diharapkan

 

 

·      Memuat pernyatan umum dan khusus yang berkaitan dg program sek/mad

·      Memberikan keluwesan dan ruang gerak pengembangan kegiatan satuan-satuan unit sek/mad yang terlibat

·      Dirumuskan berdasarkan masukan dari segenap pihak yg berkepentingan ter-masuk komite sek/mad dan diputuskan oleh rapat dewan pendidikan yang dipimpin oleh KS

·      Dirumuskan dengan bahasa yang mudah diingat

·      Disosialisasikan kepada warga sek/mad dan segenap pihak yang berkepentingan

10

D. Tujuan sekolah

·      Menggambarkan tingkat kualitas yang perlu dicapai dalam jangka menengah (empat tahunan)

·      Mengacu pada visi, misi, dan tujuan pen-didikan nasional serta relevan dg kebutuhan masyarakat.

·      Mengacu pada SKL yg sudah ditetapkan oleh sek/mad dan Pemerintah

·      Mengakomodasi masukan dari berbagai pihak yg berkepentingan termasuk komite sek/mad dan diputuskan oleh rapat dewan pendidikan yeng dipimpin oleh KS

·      Disosialisasikan kepada warga sek/mad dan segenap pihak yang berkepentingan

 

 

 

11

Bab III. Struktur dan Muatan Kurikulum

 

A.  Struktur Kurikulum

 

 

 

 

 

 

·      Terdapat struktur kurikulum yang disusun berdasarkan kebutuhan sekolah yg sesuai dg visi, misi dan tujuan sekolah serta mengacu pada Standar Isi

·      Terdapat alokasi waktu utk setiap mata pelajaran, muatan lokal dan pengembangan diri

·      Tambahan alokasi waktu keseluruhan tidak melebihi 4 jam pelajaran

·      Ada mata pelajaran yang alokasi waktu nya lebih dari yang di standar isi**)

·      Ada mata pelajaran yang alokasi waktu nya kurang dari yang di standar isi**)

12

B.  Muatan Lokal

 

 

·      Terdapat beberapa mata pelajaran muatan lokal yang diajarkan**)

·      Muatan lokal sesuai dengan karakteristik dan potensi daerah/sekolah

·      Ada Standar Kompetensi Lulusan dan Standar Isi (SK dan KD) mulok

·      Ada mulok wajib dan pilihan**)

13.

C. Pengembang-an diri

 

·      Terdapat program pengembangan diri berupa kegiatan ekstrakurikuler, pelayanan konseling, dan/atau pembiasaan

·      Terdapat kegiatan ekstrakurikuler wajib dan pilihan**)

·      Pengembangan diri yang dipilih siswa sesuai dengan potensi, minat, dan bakat serta kondisi sekolah

·      Terdapat program pengembangan diri yang ditujukan utk mendukung program keahlian (untuk SMK)

14.

D. Beban belajar

·      Beban belajar kegiatan tatap muka per jam pembelajaran sesuai dengan Standar Isi (SD/MI/SDLB 35 menit, SMP/ MTs/SMPLB 40 menit, SMA/MA/SMALB /SMK/MAK 45 menit)

·      Jumlah jam pembelajaran per minggu sesuai Standar Isi (26 – 28 jp untuk klas I s.d. III SD/MI/SDLB dan 32 jp untuk kelas IV – VI, 32  jp untuk SMP/MTs/ SMPLB, 38 – 39 jp utk SMA/MA/SMALB/ SMK/MAK)

·      Minggu efektif per tahun ajaran 34 – 38 minggu

·      Penugasan terstruktur dan kegiatan mandiri tidak terstruktur sesuai standar isi (SD/MI/SDLB maksimum 40%, maksimum 60% dari jumlah waktu kegiatan tatap muka dari mata pelajaran ysb)

15.

E. Ketuntasan belajar

·      Tercantum skore ketuntasan belajar untuk setiap mata pelajaran

·      Ketuntasan belajar diperoleh melalu suatu kajian (mempertimbangkan kemampuan rata-rata peserta didik, kompleksitas bahan ajar, dan dukungan SDM yang tersedia)

16.

F. Kenaikan kelas dan kelulusan

·      Terdapat kriteria kenaikan kelas

·      Terdapat kriteria kelulusan

·      Terdapat strategi penanganan siswa yang tidak naik kelas atau tidak lulus

17.

G. Penjurusan

·      Terdapat kriterian penjurusan, dan penjurusan dilakukan di kelas XI dan XII di SMA/MA.

·      Penjurusan di SMK/MAK didasarkan pada spektrum pendidikan kejuruan yang dikeluarkan departemen pendidikan.

18.

H. Pendidikan Kecakapan hidup

·      Terdapat kompetensi yang berisi pendi-dikan kecakapan hidup yang diintegrasi-kan ke mata pelajaran yang ada**

19.

I.  Pendidikan berbasis keunggulan lokal dan global

·      Terdapat kompetensi yang merupakan keunggulan lokal dan daya saing global (yang materinya tidak bisa masuk ke mata pelajaran yang ada)**

 

 

 

20

Bab. IV Kalender Pendidikan

·      Terdapat kalender pendidikan yang sesuai kebutuhan dan aturan (disusun berdasarkan kebutuhan dan karakteristik sekolah dan masyarakat, kalender pendidikan yang dikeluarkan oleh dinas pendidikan, dan kalender pendidikan yg ada di Standar Isi)

·      Minggu efektif belajar per tahun ajaran minimum 34 dan maksimum 38 minggu

·      Jeda tengah semester maksimum 2 minggu (satu minggu setiap semester)

·      Jeda antar semester maksimum 2 minggu (antara semester I dan II)

·      Libur akhir tahun pelajaran maksimum 3 minggu

·      Hari libur keagamaan 2 – 4 minggu

·      Hari libur umum/nasional maksimum 2 minggu

·      Hari libur khusus maksimum 1 minggu

·      Kegiatan khusus sekolah/ madrasah maksimum 3 minggu

·      Permulaan tahun pelajaran adalah bulan Juli setiap tahun dan berakhir pada bulan Juni tahun berikutnya

 

 

 

Dokumen 2 (Silabus)

No

Aspek yang Ditelaah

Deskripsi

1

 

Silabus

 

·      Disusun oleh guru yang mengajar

 

 

Identitas mata pelajaran

·      Memuat identitas mata pelajaran atau tema pelajaran, standar kompetensi (SK), kompetensi dasar (KD), materi pembelajaran, kegiatan pembelajaran, indikator pencapaian kompetensi, penilaian, alokasi waktu dan sumber belajar.

 

SK dan KD

·      Rumusan Standar Kompetensi  (SK) dan Kompetensi Dasar (KD) sesuai dengan standar Isi

·      Urutan berdasarkan hierarki konsep disiplin ilmu dan/atau tingkat kesulitan materi

·      Ada keterkaitan antara SK dan KD

·      Ada kesesuaian antara KD dengan komponen silabus lainnya (materi pembelajaran, kegiatan pembelajaran, indikator pencapaian kompetensi, penilaian, alokasi waktu dan sumber belajar)

2

Materi  Pembe-lajaran

 

·      Materi pembelajaran benar secara ilmiah

·      Materi pembelajaran mendukung pencapaian KD (selaras dg KD)

·      Materi pembelajaran sesuai dg tingkat perkembangan fisik, intelektual, emosi, sosial, dan spiritual peserta didik

·      Bermanfaat bagi peserta didik

3

Kegiatan Pem-belajaran

·      Memuat rangkaian kegiatan yang harus dilakukan oleh peserta didik untuk mencapai KD

·      Urutan kegiatan pembelajaran sesuai dengan hierarki konsep materi pembelajaran.

·      Kegiatan pembelajaran mengandung minimal dua unsur penciri yang mencer-minkan pengelolaan pengalaman belajar siswa, yaitu kegiatan siswa dan materi.

·      Kegiatan pembelajaran memuat aktivitas belajar yang berpusat pada siswa (belajar aktif)

4

Indikator

·      Indikator dikembangkan sesuai dengan karakteristik peserta didik, mata pelajaran, satuan pendidikan, dan potensi daerah.

·      Indikator dirumuskan dengan mengguna-kan kata kerja operasional yang dapat diukur dan diamati yang mencakup pengetahuan, keterampilan  dan sikap.

·      Indikator digunakan sbg dasar utk menyusun alat penilaian.

·      Setiap KD dikembangkan menjadi lebih dari satu indikator

·      Tingkat kata kerja dalam indikator lebih rendah atau setara dengan kata kerja dalam KD maupun SK

5

Penilaian

·      Terdapat berbagai teknik penilaian (tes, observasi, penugasan perorangan atau kelompok).

·      Teknik penilaian yang dipilih sesuai dengan tuntutan indikator

·      Melampirkan contoh alat penilaian  yang sesuai dengan indikator

6

Alokasi Waktu

·      Alokasi waktu sesuai dengan cakupan kompetensi

·      Alokasi waktu sesuai dengan program semester yang telah disusun

7

Sumber Belajar

·      Sumber belajar didasarkan pada materi ajar dan kegiatan pembelajaran.

·      Sumber belajar bervariasi

Dokumen 2 (RPP)

No

Aspek yang Ditelaah

Deskripsi

 

1

 

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

 

·      Disusun oleh guru

·      Disusun untuk setiap KD yang dapat dilaksanakan dalam satu kali pertemuan atau lebih.

·      Komponen RPP: identitas matpel, SK, KD, indikator pencapaian kompetensi, tujuan pembelajaran, materi ajar, alokasi waktu, metode pembelajaran, kegiatan pembejaran (penduhuluan, inti, penutup), penilaian hasil belajar dan sumber belajar.

2

Identitas mata pelajaran

·      Memuat satuan pendidikan, kelas, semester, program keahlian, mata pelajaran atau tema pelajaran, jumlah pertemuan.

3

SK dan KD

·      Dikutip dari silabus

4

Indikator

·      Dikutip dari silabus

5

Tujuan Pembe-lajaran

·      Menggambarkan proses dan hasil belajar yang diharapkan dicapai oleh peserta didik sesuai dengan kompetensi dasar.

6

Materi ajar

·      Memuat fakta, konsep, prinsip, dan prosedur yang relevan

·      Ditulis dalam bentuk butir-butir sesuai dengan rumusan indicator pencapaian kompetensi.

7

Alokasi waktu

·      Sesuai dengan keperluan untuk pencapaian KD dan beban belajar

8

Metode Pem-belajaran

·      Sesuai dengan situasi dan kondisi peserta didik

·      Sesuai dengan karakteristik dari setiap indicator dan kompetensi yang hendak dicapai pd setiap mata pelajaran.

·      Untuk kelas 1 sampai kelas 3 SD/ MI pendekatan pembelajaran tematik.

·      Metode pembelajaran bervariasi

9

Kegiatan  Pem-belajaan

a.   Pendahuluan

·      Kegiatan awal untuk membangkitkan motivasi dan memfokuskan perhatian peserta didik untuk berpartisipasi aktif dalam proses pembelajaran.

b.  Kegiatan inti

·      Proses pembelajaran untuk mencapai KD

·      Dilakukan secara interakrif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandiri-an sesuai dengan bakat, minat, dan per-kembangan fisik serta psikologis peserta didik.

·      Dilakukan secara sistematis dan sistemik melalui proses eksplorasi, elaborasi, dan konfirmasi.

c.  Penutup

·      Mengakhiri aktivitas pembelajaran yang dapat dilakukan dalam bentuk rangkum-an atau kesimpulan, penilaian dan refleksi, umpan balik, dan tindak lanjut.

10

Penilaian hasil belajar

·      Prosedur dan instrumen  penilaian proses dan hasil belajar disesuaikan  dengan indikator pencapaian kompetensi.

·      Mengacu kepada standar penilaian

11

Sumber Belajar

·      Penentuan sumber belajar didasarkan pada SK, KD, materi ajar, kegiatan pembelajaran, dan indikator pencapaian kompetensi.

Baca Selanjutnya- Intrumen - Penelaahan Dokumen KTSP