APSI Nganjuk

My photo
Kabupaten Nganjuk, Jawa Timur
Sebagai Media Informasi Pendidikan & Pembelajaran (Dari Kita Untuk Semua) Kontak: 082143737397 atau 085735336338

Sunday, October 19, 2014

"Elaboration Theory (Reigeluth) | Learning Theories" />
Baca Selanjutnya-

Thursday, October 9, 2014

Model Pembelajaran Kognitif dan Model Elaborasi
Ausubel (1963) dapat dikatakan sebagai orang artikel ini disalin dari website http://blog.tp.ac.id yang paling awal mengemukakan pentingnya artikel ini disalin dari website http://blog.tp.ac.id ada landasan kognitif dalam tindakan pembelajaran. Dalam perkembangan berikutnya, Mayer (1981: 25) menyatakan:
Instructional theory should be cognitive. The useful de­velopments in the cognitive psychology of learning and memory should be incorporated into a general theory of instruction. During the past 10 years there has been an explosion of knowledge concerning human cognitive processes and memory structures. A good theory of in­struction must exploit this useful data base.
Tesis, artikel ini disalin dari website http://blog.tp.ac.id yang menyatakan bahwa perolehan dan retensi pengetahuan baru dapat dimudahkan dengan cara mengasimilasi-kannya ke dalam pengetahuan artikel ini disalin dari website http://blog.tp.ac.id yang sudah dimiliki oleh si-belajar (subsuming cognitive structure), dijadikan pijakan oleh Ausubel (1968) dalam menciptakan model pembelajarannya. Model pembel­ajaran Ausubel mengintegrasikan 3 komponen struktural, yaitu:
  1. advance organizer,
  2. progressive differentiation,
  3. integrative reconciliation.
Advance organizer merupakan pernyataan umum artikel ini disalin dari website http://blog.tp.ac.id yang memperkenalkan bagian-bagian utama artikel ini disalin dari website http://blog.tp.ac.id yang tercakup dalam urutan pembelajaran. la berfungsi sebagai kerangka konseptual bagi pengetahuan berikutnya artikel ini disalin dari website http://blog.tp.ac.id yang lebih rinci dan abstrak. Ungkapan lain dipakai oleh Joyce dan Weil (1980), bahwa advance organizer berfungsi untuk menjelaskan, mengintegrasikan, dan mengaitkan pengetahuan artikel ini disalin dari website http://blog.tp.ac.id yang sedang dipelajari dengan pengetahuan artikel ini disalin dari website http://blog.tp.ac.id yang sudah dimiliki si-belajar. Komponen strategi pembelajaran ini konsisten dengan pemikiran Ausubel bahwa struktur kognitif artikel ini disalin dari website http://blog.tp.ac.id yang sudah artikel ini disalin dari website http://blog.tp.ac.id ada bertindak sebagai alat pengait informasi baru. Berikutnya, pemikiran ini didukung oleh Rumelhart dan Ortony (1977) serta Anderson, Reynolds, Schallert, dan Goatz (1977) bahwa skemata bertindak sebagai slots artikel ini disalin dari website http://blog.tp.ac.id yang berfungsi sebagai alat pengait berbagai contoh dari suatu konsep. Bila bidang studi diorganisasi dengan menggunakan prinsip progressive differentiation, maka pembelajaran dinulai dengan menyajikan ide artikel ini disalin dari website http://blog.tp.ac.id yang paling umum dan inklusif, kemudian diikuti dengan penyajian ide-ide artikel ini disalin dari website http://blog.tp.ac.id yang lebih rinci secara progresif. Ini juga konsisten dengan gagasan Ausubel bahwa struktur kognitif tertata secara hirarkhis, artikel ini disalin dari website http://blog.tp.ac.id yang menempatkan ide artikel ini disalin dari website http://blog.tp.ac.id yang lebih umum dan inklusif p artikel ini disalin dari website http://blog.tp.ac.id ada posisi artikel ini disalin dari website http://blog.tp.ac.id yang lebih tinggi dalam hirarkhi.
Ausubel juga menganjurkan penggunaan integrative recon­ciliation untuk membentuk kaitan-kaitan di antara konstruk-konstruk dalam struktur kognitif si-belajar. Secara implisit di sini muncul suatu usaha untuk mengajarkan kaitan-kaitan di antara konstruk, artikel ini disalin dari website http://blog.tp.ac.id yang sejalan dengan karakteristik pengorgansasian bidang studi (Joyce dan Weil, 1980), atau karakteristik struktur pengetahuan (Merrill, Kelety, dan Wilson, 1981).
Ketiga komponen struktural model pembelajaran Ausubel ini, dapat dipertemukan dengan komponen strategi model elaborasi. Model elaborasi menggunakan prinsip progressive differentiation, yaitu dengan menata urutan pembelajaran dari umum-ke-rinci. Dengan cara ini, penyajian isi bidang studi tingkat umum akan dapat difungsikan sebagai kerangka konseptual bagi isi artikel ini disalin dari website http://blog.tp.ac.id yang lebih rinci. Model elaborasi juga menggunakan prinsip advance organizer dan integrative reconcilia­tion, yaitu dengan menampilkan epitome dan pensintesis. Epitome akan berfungsi sebagai kerangka bagi penyajian isi artikel ini disalin dari website http://blog.tp.ac.id yang lebih rinci, dan pensintesis sebagai jaringan kaitan di antara isi bidang studi.
Model pembelajaran lain, artikel ini disalin dari website http://blog.tp.ac.id yang juga berpijak p artikel ini disalin dari website http://blog.tp.ac.id ada teori kognitif, dikembangkan oleh Norman (1973). Norman menyebutnya dengan webteaching. Sejalan dengan Ausubel, Norman mengemuka-kan bahwa belajar_ artikel ini disalin dari website http://blog.tp.ac.id yang efektif p artikel ini disalin dari website http://blog.tp.ac.id ada dasarnya artikel ini disalin dari website http://blog.tp.ac.id adalah mengaitkan informasi baru ke dalam struktur kognitif artikel ini disalin dari website http://blog.tp.ac.id yang sudah artikel ini disalin dari website http://blog.tp.ac.id ada dalam din si-belajar. Untuk memenuhi maksud ini, Norman memformulasikan cara penyajian pembelajaran sebagai berikut. Pembelajaran hendaknya dimulai dengan penyajian garis besar dari isi artikel ini disalin dari website http://blog.tp.ac.id yang akan diajarkan, artikel ini disalin dari website http://blog.tp.ac.id yang disertai tinjauan umum terh artikel ini disalin dari website http://blog.tp.ac.id adap konsep-konsep penting. Kemudian diikuti dengan tinjauan terh artikel ini disalin dari website http://blog.tp.ac.id adap konsep-konsep artikel ini disalin dari website http://blog.tp.ac.id yang lebih rinci. P artikel ini disalin dari website http://blog.tp.ac.id ada perkembangan berikutnya, Norman (1979) merekomendasikan penggunaan model konseptual dalam bentuk analogi untuk memulai suatu pembelajaran. Analogi didasarkan p artikel ini disalin dari website http://blog.tp.ac.id ada apa artikel ini disalin dari website http://blog.tp.ac.id yang telah dipahami oleh si-belajar mengenai isi bidang studi.
Kembali ditunjukkan bahwa konsepsi webteaching mendu-kung pengembangan model elaborasi. Dalam webteaching, si-belajar pertama kali diberi garis besar konseptual (a broad conceptual outline) dari isi artikel ini disalin dari website http://blog.tp.ac.id yang aka dipelajari, kemudian diikuti dengan informasi artikel ini disalin dari website http://blog.tp.ac.id yang lebih rinci. Garis besar konseptual berfungsi sebagai struktur artikel ini disalin dari website http://blog.tp.ac.id yang memperkenalkan topik-topik penting. la juga akan membuat si-belajar mudah memahami isi artikel ini disalin dari website http://blog.tp.ac.id yang lebih rinci dengan mengaitkannya p artikel ini disalin dari website http://blog.tp.ac.id ada kerangka konseptual artikel ini disalin dari website http://blog.tp.ac.id yang telah ditampilkannya p artikel ini disalin dari website http://blog.tp.ac.id ada awal pembelajaran. Hal ini konsisten dengan pengorganisasian dari umum-ke-rinci artikel ini disalin dari website http://blog.tp.ac.id yang diperkenalkan oleh model elaborasi.
Kontribusi Gagne (1977a, 1977c) p artikel ini disalin dari website http://blog.tp.ac.id ada landasan teoretik model elaborasi tampak amat nyata. Perhatiannya p artikel ini disalin dari website http://blog.tp.ac.id ada pengem-bang-an teori belajar artikel ini disalin dari website http://blog.tp.ac.id yang mempertimbangkan berbagai kapabilitas artikel ini disalin dari website http://blog.tp.ac.id yang dapat/harus dipelajari oleh si-belajar, membawa dia p artikel ini disalin dari website http://blog.tp.ac.id ada penciptaan postulat tentang teori komulatif untuk perolehan kapabilitas ketrampilan intelektual. Komponen strategi urutan prasyarat belajar artikel ini disalin dari website http://blog.tp.ac.id yang ditetapkan dalam teori elaborasi bersumber p artikel ini disalin dari website http://blog.tp.ac.id ada teori belajar ini.
Baca Selanjutnya-