APSI Nganjuk

My photo
Kabupaten Nganjuk, Jawa Timur
Sebagai Media Informasi Pendidikan & Pembelajaran (Dari Kita Untuk Semua) Kontak: 082143737397 atau 085735336338

Tuesday, June 8, 2010

Bagaimana Agar Doa Kita Terkabul

Setiap kita memiliki ambisi dan cita-cita yang ingin kita capai dan wujudkan. Mempunyai keinginan agar dalam hidup ini kita dapatkan kebahagiaan dan ketentraman. Memiliki keinginan agar dosa-dosa yang pernah kita lakukan diampuni Allah swt. Sehingga obsesi besar yang diajarkan oleh sang kekasih, Rasulullah saw. untuk menggapai surga tertinggi yaitu surga Firdaus dapat tercapai. Namun, dalam realitas tidak semua cita-cita serta ambisi duniawi dan ukhrawi mudah diraih, karena berbagai keterbatasan yang kita miliki.
Karena itu kita harus sadar, bahwa selalu ada hikmah di balik penangguhan cita-cita dan ambisi kita. Antara lain adalah, agar kita segera kembali kepada Allah Taala sembari menengadahkan kedua tangan kepada-Nya. Ini sama persis dengan ketidaktahuan kita terhadap ampunan dosa-dosa yang pernah dilakukan; agar kedua tangan kita yang Allah swt karuniakan ini tidak pernah bosan menengadah ke langit.
Masihkah Kamu Belum Percaya?
Allah swt berfirman, “Dan Tuhanmu berfirman: “Berdoalah kepada-ku, niscaya akan Ku kabulkan bagimu. Sesungguhnya orang-orang yang menyomongkan diri dari menyembah-Ku akan masuk neraka Jahanam dalam keadaan hina dina.” (al-Mukmin 40:60)
Ayat di atas sungguh jelas bahwa Allah Taala menjamin setiap doa hamba-Nya yang ia panjatkan dengan tulus dan serius. Ungkapan “Niscaya akan Ku kabulkan bagimu”, seakan Allah mengetuk pintu hati para hamba-Nya agar tidak ragu sedikit pun atas jaminan dikabulkannya doa tersebut. Allah Taala seakan ingin berkata kepada kita, “Mengapa kamu tidak berdoa?”
Jaminan ini sangat penting untuk dipahami sebagai bekal untuk merubah diri ke arah yang positif. Karena bisa jadi ada di antara kita yang masih ragu manakala pernah jatuh di kubangan kemaksiatan bertahun-tahun. Melakukan kemaksiatan sosial, budaya, ekonomi, birokrasi, politik dan kemaksiatan terhadap alam ciptaan Allah Taala yang berdampak rusaknya sebagian struktur alam dan berakibat munculnya berbagai musibah di negeri ini. Saatnya untuk memantapkan diri bahwa dengan berdoa dan ikhtiar maksimal semuanya akan dapat berubah.
Syarat-Syarat Terkabulnya Doa
Allah Azza wa Jalla menjamin dikabulkannya doa para hamba-Nya. Namun jaminan tiu bukanlah jaminan gratis, tapi membutuhkan syarat-syarat yang harus dipenuhi.
Syarat-syarat itu adalah sebagai berikut:
1. Yakin bahwa Allah akan mengabulkan doa yang dipanjatkan.
Rasulullah saw bersabda: “Jika salah seorang di antara kalian berdoa, maka janganlah ia mengatakan, Ya Allah, berilah ampunan kepadaku jika Engkau menghendakinya.” Namun hendaknya meneguhkan hati (akan apa yang dimintanya)” – H.R Bukhari Muslim.
Yakin bahwa doa akan dikabulkan adalah syarat untuk terkabulnya doa. Oleh karena itu jangan ada diantara kita yang memohon kepada Allah Taala sementara masih ada keraguan terkabulnya doa-doa yang ia panjatkan.

2. Khusyu’ ketika berada di hadapan Allah Taala.
Banyak orang yang berdoa namun ia tidak sadar apa yang sedang dilakukannya. Ia hanya berkata-kata Ya Allah atau kata Amin, namun hatinya tidak hadir dalam kata yang ia ungkapkan. Khusyu’ dalam berdoa adalah sinergi antara kata, hati dan raga sekaligus. Semua hadir dalam permohonan yang tulus kepada Rabbnya. Tentang urgensi khusyu’ dalam berdoa ini, Rasulullah saw bersabda:
“Ketahuilah bahwa sesungguhnya Allah tidak akan mengabulkan doa (yang keluar) dari hati orang yang lalai dan main-main” (H.R Tirmidzi)
Seorang muslim tidak selayaknya bermain-main dalam doanya namun ia harus mampu mengutarakannya dengan penuh khisyu’.
Salah seorang Tabiin pernah berkata, “Sesungguhnya aku mengetahui kapan doaku akan dikabulkan.” Orang-orang yang berada di sekitanya bertanya. Bagaimana hal itu bisa terjadi?” Tabiin itu menjawab, yaitu ketika hatiku khusyu’, anggota-anggota badanku juga khusyu’ dan mataku pun mengeluarkan air mata. Maka pada saat itu aku akan berkata, Doa ini akan dikabulkan.”

3. Tidak Terburu-buru.
Imam Bukhari dan muslim meriwayatkan persyaratan yang ketiga ini, dimana Rasulullah saw bersabda, “Akan dikabulkan bagi (doa) salah seorang di antara kalian selama ia tidak terburu-buru”. Maksud terburu-buru adalah sikap pesimisme terhadap apa yang ia minta. Tidak mengulang-ulang doanya. Sikap negatif thinking kepada Allah Taala atas tertolaknya doa. Obat dari penyakit ini adalah kesabaran.

4. Memakan rezeki yang halal.
Syarat terakhir dari terkabulnya doa adalah memakan rezeki yang halal. Sehingga tidak selayaknya seorang muslim mengumpulkan harta dengan cara yang diharamkan Allah swt.
Firman Allah swt, “Wahai para Rasul, makanlah dari makanan yang baik-baik, dan kerjakanlah amalan shalih. Sesungguhnya, Aku Maha Menadgetahui atas apa yang kamu kerjakan.” (Al-Mukminun (23):51)
Rasulullah saw. Menceritakan tentang, seorang lelaki yang kotor dan berdebu, (yang berada dalam) sebuah perjalanan yang jauh, mengangkat kedua tangannya ke langit dan berkata, “Ya Tuhanku…, Ya Tuhanku… Namun, perutnya (dipenuhi minuman) yang haram, pakaiannya berasal dari (pakaian) yang haram, dan ia mengkonsumsi yang haram. Maka bagaimana mungkin doanya dikabulkan”. (H.R Abu Daud, Nasa’i dan Ahmad)
Dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Imam Tirmidzi, Rasulullah saw bersabda, “Tidak ada seorang lelaki pun yang berdoa (kepada Allah swt) dengan sebuah doa kecuali (doa itu) akan dikabulkan untuknya. Boleh jadi (pengabulan) itu akan disegerakan di dunia, boleh jadi akan disimpan untuknya (sehingga akan diberikan) di akhirat, dan boleh jadi dosa-dosanya akan dihapuskan sesuai dengan kadar doanya”.
Dari hadits di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa bentuk pengabulan doa ada tiga bentuk, yaitu pengabulan doa di dunia atas apa yang diminta, pengabulan doa sampai di akhirat dan dengan memalingkan keburukan yang akan menimpa.
Sikap seorang mukmin terhadap hal ini bisa sangat variatif. Ada yang memilih pengabulan bentuk pertama, ada yang memilih bentuk kedua dan mungkin sebagian lainnya menghendaki yang ketiga. Namun sikap seorang mukmin yang arif dan bijaksana adalah memandang sama atas bentuk-bentuk pengabulan doa tersebut. sebab pada hakikatnya bila seorang mukmin telah berusaha dan berdoa, maka ia selanjutnya memasrahkan keputusan yang terbaik kepada Allah Azza wa Jalla.

Orang-Orang Yang Tidak Akan Ditolah Doanya

Rasulullah saw. Bersabda, “Ada tiga doa yang pasti akan dikabulkan, tanpa ada keraguan tentangnya: doa orang yang teraniaya, doa seorang musafir, dan doa orang tua kepada anaknya” (H.R Abu Daud dan Ahmad)
Di hadits lain Rasulullah saw. bersabda: “Bagi orang yang berpuasa ketika ia berbuka, benar-benar doa(nya) yang tidak akan ditolak” (H.R Ibnu Majah)
Subhanallah! Alangkah Maha Pengasihnya Allah Azza wa Jalla, ketika Dia mebagi-bagikan doa yang makbul untuk hamba-hamba Nya. Jadi, sudah sepatutnya bila kita sebagai orang tua untuk memanfaatkan pengabulan doa itu untuk anak-anak kita. Saat sedang dalam perjalanan jauh selayaknya tidak melupakan doa-doa untuk saudara-saudara mereka. Apalagi di saat saudara-saudara kita banyak yang tertimpa musibah. Begitu juga saat kita dalam keadaan berpuasa, sepatutnya kita doakan saudara-saudara kita yang dizhalimi dimanapun mereka berada, terutama di bumi Palestina.

adab-adab dalam berdoa
agar doa seorang hamba dikabulkan oleh Allah. sekiranya memperhatikan beberapa hal berikut ini :

1. Tidak mengatakan "Aku Telah Berdoa, Tapi Belum Juga Dikabulkan".
Rosulullah -sholallahu 'alaihi wasallam- bersabda :
لَا يَزَال يُسْتَجَاب لِلْعَبْدِ مَا لَمْ يَدْعُ بِإِثْمٍ أَوْ قَطِيعَة رَحِم ، مَا لَمْ يَسْتَعْجِل ، قِيلَ : يَا رَسُول اللَّه مَا الِاسْتِعْجَال ؟ قَالَ : يَقُول : دَعَوْت فَلَمْ أَرَ يَسْتَجِيب لِي ، فَيَسْتَحْسِر عِنْد ذَلِكَ ، وَيَدَع الدُّعَاء
Artinya : "Doa seorang hamba akan tetap dikabulkan selama tidak berdoa untuk hal yang dilarang (berdosa) atau untuk memutus tali silaturahmi. dan selama tidak terburu-buru. dikatakan : wahai Rosulullah, apa yang dimaksud terburu-buru (dalam doa)? berliau menjawab : yaitu perkataan : aku telah berdoa akan tetapi aku tidak melihat akan dikabulkan. maka dia akan merasa letih kemudian akan meninggalkan doa." (HR Muslim)Dan dalam riwayat lain, Beliau bersabda :
يُسْتَجَاب لِأَحَدِكُمْ مَا لَمْ يَعْجَل ، فَيَقُول : قَدْ دَعَوْت فَلَا - أَوْ فَلَمْ - يَسْتَجِبْ لِي
Artinya : "Akan dikabulkan doa salah seorang diantara kalian selama tidak terburu-buru. maka berkata : aku telah berdoa akan tetapi aku tidak atau belum akan dikabulkan untukku." (HR Muslim, Bukhori, Tirmidzi)
2. Tidak berdoa untuk sesuatu yang berdosa.Pada hadist pertama dijelaskan bahwa Allah akan senantiasa menjawab permintaan hamba-Nya selama tidak berdoa untuk hal-hal yang buruk, seperti mendoakan kejelekan untuk orang yang tidak bersalah.
3. Tidak berdoa untuk memutus tali silaturahmi.Jika diantara kita ada yang berselisih dengan salah satu saudara kita, maka sebaiknya untuk segera menyelesaikan dengan cara yang baik. dan tidak berdoa agar jauh dari saudaranya. karena itu akan menjadikannya memutus tali silaturahmi diantara kita sebagaimana yang disebutkan dalam hadist pertama.
4. Selalu berdoa dan tidak putus asa.Allah berfirman :
وَلَهُ مَنْ فِي السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ وَمَنْ عِنْدَهُ لَا يَسْتَكْبِرُونَ عَنْ عِبَادَتِهِ وَلَا يَسْتَحْسِرُونَ
Artinya : "Dan kepunyaan-Nyalah segala yang di langit dan di bumi. Dan malaikat-malaikat yang di sisi-Nya, mereka tiada mempunyai rasa angkuh untuk menyembah-Nya dan tiada (pula) merasa letih." (QS Al-Anbiya' : 19)
5. Yakin sepenuhnya kepada Allah.Senantiasa yakin akan Allah, menerima setiap keputusan-Nya baik itu baik ataupun buruk. yakin bahwa Allah tidak akan memperlakukan kita kecuali untuk kebaikan kita. dibalik setiap musibah pastilah ada hikmah jika kita merenunginya.
Agar do’a-do’a yang kita sampaikan kepada Allah swt semaksimal mungkin mencapai pengabulan dari-Nya, maka ada beberapa hal yang perlu kita perhatikan. Di antaranya sebagai berikut:

1) Hendaknya kita hanya meminta kepada Allah swt, tidak mempersekutukanNya dengan siapapun
“Hanya kepada Engkaulah kami menyembah dan hanya kepada Engkaulah kami mohon pertolongan.” (QS Al-Fatihah 5)
“Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu tentang Aku, maka (jawablah), bahwasanya Aku adalah dekat. Aku mengabulkan permohonan orang yang berdo`a apabila ia memohon kepada-Ku.” (QS Al-Baqarah 186)

2) Hendaknya kita semakin banyak melaksanakan berbagai perintah Allah berlandaskan iman kepada-Nya, serta dengan jalan menghidupkan berbagai sunnah Rasulullah saw
”Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu tentang Aku, maka (jawablah), bahwasanya Aku adalah dekat. Aku mengabulkan permohonan orang yang berdo`a apabila ia memohon kepada-Ku, maka hendaklah mereka itu memenuhi (segala perintah) Ku.” (QS Al-Baqarah 186)
“Katakanlah, "Jika kamu (benar-benar) mencintai Allah, ikutilah aku, niscaya Allah mengasihi dan mengampuni dosa-dosamu." Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (QS Ali Imran 31)

3) Hendaknya isi redaksi do’a tidak hanya mencakup urusan dunia semata, melainkan mencakup urusan dunia dan akhirat sekaligus
“Maka di antara manusia ada orang yang berdo`a, "Ya Tuhan kami, berilah kami (kebaikan) di dunia", dan tiadalah baginya bahagian (yang menyenangkan) di akhirat. Dan di antara mereka ada orang yang berdo`a, "Ya Tuhan kami, berilah kami kebaikan di dunia dan kebaikan di akhirat dan peliharalah kami dari siksa neraka." Mereka itulah orang-orang yang mendapat bahagian dari apa yang mereka usahakan; dan Allah sangat cepat perhitungan-Nya.” (QS Al-Baqarah 200-202)
“Barangsiapa yang menghendaki keuntungan di akhirat akan Kami tambah keuntungan itu baginya dan barangsiapa yang menghendaki keuntungan di dunia Kami berikan kepadanya sebagian dari keuntungan dunia dan tidak ada baginya suatu bahagianpun di akhirat.” (QS Asy-Syuro 20)

4) Hendaknya do’a disampaikan dengan “merendahkan diri” dan “suara yang lembut”
“Berdo`alah kepada Tuhanmu dengan berendah diri dan suara yang lembut. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang melampaui batas.” (QS Al-A’raf 55) Dalam Shahihain diriwayatkan bahwa Abu Musa Al-Asy’ari berkata bahwa orang-orang mengeraskan suaranya ketika berdo’a, maka Rasulullah saw bersabda:
“Hai manusia, kasihanilah dirimu karena kamu bukan menyeru kepada yang tuli dan gha’ib (tidak ada), yang kamu seru itu adalah Maha Mendengar, Maha Melihat dan Maha Dekat.”(HR Bukhari 22/385)

5) Hendaknya pada saat berdo’a memadukan di dalam jiwa perasaan “berharap” dan “takut”. Berharap kepada Allah swt agar do’a tersebut dikabulkanNya, dan cemas kalau-kalau do’a kita tidak dikabulkan, bahkan tidak didengarNya.
“…dan berdo`alah kepada-Nya dengan rasa takut (tidak akan diterima) dan harapan (akan dikabulkan).” (QS Al-A’raf 56)

6) Hendaknya kita meyakini bahwa do’a kita pasti InsyaAllah dikabulkanNya. Cepat ataupun lambat. Di dunia ini maupun di akhirat kelak nanti. Yang penting kita tidak memaksa atau “mendikte” Allah swt, suatu hal yang memang mustahil.

“Dan Tuhanmu berfirman, "Berdo`alah kepada-Ku, niscaya akan Kuperkenankan bagimu. Sesungguhnya orang-orang yang menyombongkan diri dari menyembah-Ku akan masuk neraka Jahannam dalam keadaan hina dina." (QS Al-Mu’min 60) Dan yang tidak kalah pentingnya bahwa seorang muslim tidak boleh pernah berhenti meminta kepadaNya, karena sikap demikian merupakan suatu kesombongan yang akan menjebloskannya ke dalam siksa Allah yang pedih. Maka Rasulullah saw bersabda:
“Barangsiapa tidak berdo’a kepada Allah swt, maka Allah murka kepadaNya.” (HR Ahmad).[via]

Tersebut lah di suatu kaum seorang Ulama yang bernama Ibrahim bin Adham. Suatu ketika beliau melewati pasar dan datang lah sekelompok orang yang bertanya, "Ya Syekh..... tiap waktu kami memanjatkan do'a tapi mengapa tidak terkabulkan?", kemudian Ibrahim Bin Adham menjawab: "ada 10 macam sehinga do'a kalian tidak terkabulkan, yaitu:
1. Kalian telah mengenal Allah tapi kalian tidak menunaikan hak-hakNya.
2. Kalian telah membaca Al-Qur'an tapi tidak mengamalkan isinya.
3. Kalian mengaku cinta kepada Rosul tapi meninggalkan Sunnahnya.
4. Kalian mengaku benci kepada syaiton tapi memenuhi ajakannya.
5. Kalian mengaku ingin masuk syurga tapi tidak memenuhi syariatNya.
6. Kalian menginginkan selamat dari api neraka tapi kalian menjerumuskan diri kepadanya.
7. Kalian meyakini kematian merupakan suatu kepastian tapi tidak pernah mempersiapkan diri menghadapinya.
8. Kalian mengurusi 'Aib orang lain tapi mengabaikan "Aib diri sendiri
9. Setiap waktu kalian menguburkan orang yang wafat tapi setiap itu pula kalian tidak pernah mengambil pelajaran dari padanya.
10. Kalian telah menkmati karunia Allah tapi kalian tidak pernah mensyukuriNya

Dari Abu Hurairah radhiallahuanhu dia berkata : Rasulullah saw. bersabda : Sesungguhnya Allah ta'ala itu baik, tidak menerima kecuali yang baik. Dan sesungguhnya Allah memerintahkan orang beriman sebagaimana dia memerintahkan para rasul-Nya dengan firmannya : Wahai Para Rasul makanlah yang baik-baik dan beramal shalehlah.
Dan Dia berfirman : Wahai orang-orang yang beriman makanlah yang baik-baik dari apa yang Kami rizkikan kepada kalian. Kemudian beliau menyebutkan ada seseorang melakukan perjalan jauh dalam keadaan kumal dan berdebu. Dia memanjatkan kedua tangannya ke langit seraya berkata : Ya Robbku, Ya Robbku, padahal makanannya haram, minumannya haram, pakaiannya haram dan kebutuhannya dipenuhi dari sesuatu yang haram, maka (jika begitu keadaannya) bagaimana doanya akan dikabulkan. (Riwayat Muslim).

Pelajaran :1. Dalam hadits diatas terdapat pelajaran akan sucinya Allah ta'ala dari segala kekurangan dan cela.
2. Allah ta'ala tidak menerima kecuali sesuatu yang baik. Maka siapa yang bersedekah dengan barang haram tidak akan diterima.
3. Sesuatu yang disebut baik adalah apa yang dinilai baik disisi Allah ta'ala.
4. Berlarut-larut dalam perbuatan haram akan menghalangi seseorang dari terkabulnya doa.
5. Orang yang maksiat tidak termasuk mereka yang dikabulkan doanya kecuali mereka yang Allah kehendaki.
6. Makan barang haram dapat merusak amal dan menjadi penghalang diterimanya amal perbuatan.
7. Anjuran untuk berinfaq dari barang yang halal dan larangan untuk berinfaq dari sesuatu yang haram.
8. Seorang hamba akan diberi ganjaran jika memakan sesuatu yang baik dengan maksud agar dirinya diberi kekuatan untuk ta'at kepada Allah.
9. Doa orang yang sedang safar dan yang hatinya sangat mengharap akan terkabul.
10. Dalam hadits terdapat sebagian dari sebab-sebab dikabulkannya do'a : Perjalanan jauh, kondisi yang bersahaja dalam pakaian dan penampilan dalam keadaan kumal dan berdebu, mengangkat kedua tangan ke langit, meratap dalam berdoa, keinginan kuat dalam permintaan, mengkonsumsi makanan, minuman dan pakaian yang halal

Tema-tema hadits yg terkait dg Al-Qur'an1. Mempersembahkan yang terbaik kepada Allah : 28 : 772. Mengkonsumsi yang halal : 5 : 883. Meratap dalam berdoa : 19 :
3, 32 : 16
*** dari berbagi sumber

No comments:

Post a Comment