APSI Nganjuk

My photo
Kabupaten Nganjuk, Jawa Timur
Sebagai Media Informasi Pendidikan & Pembelajaran (Dari Kita Untuk Semua) Kontak: 082143737397 atau 085735336338

Thursday, November 20, 2014

Beyond Centers and Circles Time (BCCT)

Pengertian Sentra Paud adalah suatu pengertian yang menurut penelusuran penulis belum ada definisi yang
jelas tentang sentra Paud ini, kecuali merujuk kepada beberapa konsep dasar dan teori pengembangan metode sentra di Paud yang di kenal dengan BCCT (Beyond Centers and Circle Time) atau lebih jauh tentang sentra dan saat lingkaran.

Beyond Centers and Circles Time (BCCT) adalah metode penyelenggaraan PAUD yang berpusat pada anak yang dalam proses pembelajarannya berpusat di sentra main dan saat anak dalam lingkaran. Beyond Centers and Circles Time (BCCT) dapat dikatakan sebagai konsep belajar dimana pendidik (guru) menghadirkan dunia nyata ke dalam kelas dan mendorong anak didik membuat hubungan antara pengetahuan yang dimiliki dengan penerapannya dalam kehidupan mereka sehari-hari.

Sentra main adalah zona atau area main anak yang dilengkapi seperangkat alat main yang berfungsi sebagai pijakan lingkungan yang diperlukan untuk mendukung perkembangan anak dalam tiga jenis permainan. Yakni main sensorimotor (fungsional), main peran, dan main pembangunan.

Sedangkan saat lingkaran merupakan saat guru duduk bersama anak dengan posisi melingkar untuk memberikan pijakan (arahan) kepada anak yang dilakukan sebelum dan sesudah main.

MetodenBeyond Centers and Circles Time (BCCT) adalah metode penyelenggaraan PAUD yang berpusat pada anak yang dalam proses pembelajarannya berpusat di sentra main dan saat anak dalam lingkaran dengan menggunakan empat pijakan. empat pijakan tersebut akan penulis jelaskan pada pembahasan berikutnya. Di Indonesia metode ini lebih dikenal dengan Sentra dan lingkaran (Seling). metode pengajaran yang menempatkan siswa pada posisi yang proposional. Pendekatan sentra dan lingkaran berfokus pada anak.

Sentra main adalah zona atau area main anak yang di lengkapi dengan seperangkat alat main yang berfungsi sebagai pijakan lingkungan yang diperlukan untuk mendukung perkembangan anak dalam 3 jenis main. yaitu: main sensorimotor, main peran dan main pembangunan. Saat lingkaran adalah saat dimana pendidik (guru/kader/pamong) duduk bersama anak dengan posisi melingkar untuk memberikan pijakan kepada anak yang dilakukan sebelum dan sesudah main. Pembelajaran yang berpusat pada anak dan peran guru hanya sebagai fasilitator, motivator dan evaluator merupakan ciri dari metode BCCT ini, Sehingga otak anak dirangsang untuk terus berfikir secara aktif dalam menggali pengalamannya sendiri bukan sekedar mencontoh dan menghafal saja.

Tujuan Metode Beyond Centers And Circles Time (BCCT)

Adapun tujuan dari metode Beyond Centers And Circles Time (BCCT) antara lain sebagai berikut:

Dalam rangka melejitkan potensi kecerdasan anak. Howard Gardner menyatakan bahwa pada hakikatnya setiap anak ialah cerdas. Pandangan ini menentang bahwa kecerdasan hanya dilihat dari fakror IQ. Gardner melihat kecerdasan dari berbagai dimensi. Setiap kecerdasan yang dimiliki akan dapat mengantarkan anak mencapai kesuksesan. Pendidik/guru perlu memfasilitasi setiap kecerdasan yang dimiliki anak dalam pembelajaran dan kegiatan belajar. diantaranya :
  • Kecerdasan bahasa (Linguistik) berkaitan dengan keterampilan dan persepsi mengelola kata dan bahasa.Yakni kemampuan menggunakan kata'kata secara efektif
  • Kecerdasan Logika ' matematika berkaitan dengan keterampilan dan persepsi dalam bidang angka (Numerik) dan alasan logis.
  • Kecerdasan music berkaitan dengan keterampilan dan persepsi dalam bidang music dan suara
  • Kecerdasan gerak tubuh (kinestesis) berkaitan dengan ketrampilan dan persepsi dalam bidang mengolah dan mengendalikan gerak anggota tubuh.
  • Kecerdasan gambar dan ruang (Visual'spasial) berkaitan dengan keterampilan dan persepsi dalam bidang permainan, garis, warna, bentuk, dan ruang.
  • Kecerdasan diri (intrapersonal) berkaitan dengan keterampilan dan persepsi dalam bidang kesadaran dan pengenalan terhadap diri sendiri.
  • Kecerdasan berbaur (interpersonal) berkaitan dengan keterampilan dan persepsi dalam bidang membina hubungan dengan orang lain.
  • Kecerdasan alami (naturalis) berkaitan dengan keterampilan dan persepsi dalam bidang yang berhubungan dengan alam dan lingkungan sekitar.
  • Kecerdasan rohani (spiritual) berkaitan dengan keterampilan dan persepsi dalam bidang mengolah rohani.
  • Kita harus mengingat bahwa setiap orang memiliki sembilan kecerdasan ini dan setiap hari menggunakannya dengan kombinasi yang berlainan dan setiap orang juga mempunyai delapan kecerdasan ini dengan cara mereka masing-masing.

Penanaman Nilai-nilai Dasar

Anak-anak merupakan individu yang baru mengenal dunia dan belum mengetahui tata karma , sopan santun, aturan, norma, dan sebagainya. Anak perlu dibimbing agar mampu memahami berbagai hal. Usia dini merupakan saat yang sangat berharga untuk menanamkan nilai'nilai dasar dalam kehidupan yang meliputi:
  1. Nilai'nilai nasionalisme.
  2. Nilai'nilai agama.
  3. Nilai'nilai etika.
  4. Nilai'nilai moral.
  5. Nilai'nilai sosial.
Setiap orang mempunyai berbagai pengalaman yang memungkinkan dia berkembang dan belajar. Dari pengalaman itu orang akan mendapatkan patokan'patokan umum untuk bertingkah laku. Misalnya bagaimana cara berhadapan dengan orang yang lebih tua, bagaimana menghormati orang lain, bagaimana membuat keputusan yang efektif, dan sebagainya. Patokan'patokan yang berupa nilai itu, kemudian cenderung memberikan arah atau haluan dalam kehidupan. Nilai'nilai itu menunjukkan apa yang cenderung kita lakukan dalam waktu dan tempat tertentu atas dasar keyakinan dan penghargaan tertentu. Dengan pemeliharaan dan pengasuhan yang baik dan sedini mungkin, maka potensi yang telah ada itu dapat dikembangkan ke arah perwujudan anak yang cerdas dan dengan menanamkan nilai-nilai dasar sejak dini pada anak diharapkan akan menjadi bekal dalam menjalani kehidupan mereka dimasa yang akan datang.

Pengembangan Kemampuan Dasar

Anak yang sedang berkembang adalah sebuah kesatuan psikososial dan biologi yang memerlukan gizi optimal bagi kerja optimal. Gizi jelas didapat dari banyak sumber termasuk penglihatan, pendengaran, sentuhan, gerakan, pendampingan, kasih sayang dan makanan. Pemenuhan kebutuhan tersebut akan menghasilkan anak usia dini yang sehat secara fisik, jasmani, tidak sakit, tidak cacat dan tidak lemah, semua organ tubuh dalam keadaan dan berfungsi normal, memiliki emosi dan mampu berinteraksi dengan lingkungannya sesuai dengan tahapan perkembangannya Untuk menghasilkan anak usia dini yang sehat dan cerdas dibutuhkan gizi seimbang yang sesuai dengan kebutuhan anak. Dengan pola makanan yang sesuai dengan usia anak di harapkan gizi dan tumbuh kembang anak dapat berjalan dengan normal, dan periode emas tidak akan terlewatkan.

Oleh karena itu dalam proses belajar mengajar untuk anak usia dini diharapkan dapat tercipta pembelajaran yang tidak membebani dan menyenangkan, sehingga anak aka semakin mudah menyerap apa yang mereka pelajari yakni sesuai dengan prinsip pendidikan anak usia dini yaitu belajar sambil bermain dan bermain sambil belajar. Dengan demikian akan terbentuk aspek kemampuan kognitif, afektif, dan psikomotorik anak. Dan sesuai dengan ruang lingkup kurikulum untuk anak prasekolah yang tercantum dalam kurikulum 2004 yang meliputi enam aspek perkembangan yang dicapai yaitu :
  1. Moral dan nilai'nilai agama.
  2. Sosial, emosional dan kemandirian.
  3. Kemampuan berbahasa.
  4. Kognitif.
  5. Fisik atau motorik.
  6. Kreatifitas atau seni.

Bentuk-Bentuk Sentra Dalam Beyond Centers And Circles Time (BCCT)

Dalam metode Beyond Centers and Circles Time materi yang dikembangkan berupa sentra. Sentra dibuat berdasarkan kebutuhan anak dengan mengobservasi setiap perkembangan anak. Jadi kebutuhan sentra mungkin tidak sama di setiap lembaga pendidikan tergantung kesiapan perangkat dan tenaga pengajar yang ada. Sebagai contoh dibawah ini ada beberapa sentra yang banyak dikembangkan yaitu :

a. Sentra Bahan Alam.
Tempat bermain sambil belajar untuk mengembangkan pengalaman sensori motor dalam rangka menguatkan tiga jari untuk persiapan menulis, sekaligus pengenalan sains untuk anak. Efek yang diharapkan adalah Anak dapat terstimulasi aspek motorik halus secara optimal, dan mengenal sains sejak dini.

b. Sentra Main Peran Mikro atau Makro
Tempat bermain sambil belajar, dimana anak dapat mengembangkan daya imajinasi dan mengekspresikan perasaan saat ini, kemarin, dan yang akan datang. Penekanan sentra ini terletak pada alur cerita sehingga anak terbiasa untuk berfikir secara istimatis. Efek yang diharapkan adalah anak dapat bersosialisasi dan berinteraksi dengan teman dan lingkungan sekitar dan mengembangkan kemampuan berbahasa secara optimal.

c. Sentra Balok
Tempat bermain sambil belajar untuk mempresentasikan ide ke dalam bentuk nyata (bangunan). Di sentra ini anak dapat memainkan balok dengan perbandingan 1 anak ± 100 balok plus assesoris. Penekanan sentra ini pada start and finish, di mana anak mengambil balok sesuai kebutuhan dan mengembalikan dengan mengklasifikasi berdasarkan bentuk balok. Efek yang diharapkan adalah anak dapat berfikir tipologi, mengenal ruang dan bentuk sehingga dapat mengembangkan kecerdasan visual spasial secara optimal.

d. Sentra Persiapan
Tempat bermain sambil belajar untuk mengembangkan pengalaman keaksaraan. Di sentra ini anak difasilitasi dengan permainan yang dapat mendukung pengalaman baca, tulis, hitung dengan cara yang menyenangkan dan anak dapat memilih kegiatan yang diminati. Efek yang diharapkan adalah Anak dapat berpikir teratur, senang membaca, menulis dan menghitung.

e. Sentra Iman & Taqwa (Religion Center).
Tempat bermain sambil belajar untuk mengembangkan kecerdasan jamak dimana kegiatan main lebih menitik beratkan pada kegiatan keagamaan. Di sentra ini anak difasilitasi dengan kegiatan bermain yang memfokuskan pada pembiasaan beribadah dan mengenal Simbol dan huruf keagamaan misalnya untuk centra Agama Islam mengenal huruf hijaiyyah dengan cara bermain sambil belajar. Efek yang diharapkan adalah tertanamnya akhlakul karimah. Ikhlas, sabar, dan senang menjalankan perintah agama.

f. Sentra Seni dan Kreatifitas
Sentra ini menitik beratkan pada kemampuan anak dalam berkreasi. Kegiatan di sentra ini dilaksanakan dalam bentuk proyek, dimana anak diajak untuk menciptakan kreasi tertentu yang akan menghasilkan sebuah karya. Efek yang diharapkan adalah anak dapat berfikir secara kreatif.

Penerapan metode BCCT ini bersifat fleksibel. Bisa dilakukan secara bertahap, sesuai situasi dan kondisi setempat. Lingkungan bermain yang bermutu untuk anak usia dini setidaknya mampu mendukung tiga jenis main yang dikenal dalam penelitian anak usia dini. Tiga jenis main tersebut adalah :
  1. Main sensorimotor (Main Fungsional)
  2. Main Pembangunan
  3. Main Peran.
sumber http://paud-anakbermainbelajar.blogspot.com/2013/05/pengertian-konsep-dan-teori-bcct.html
Baca Selanjutnya- Beyond Centers and Circles Time (BCCT)
1 Teori Behaviorisme</b><br />Teori behaviorisme menyoroti aspek perilaku kebahasaan yang dapat diamati langsung dan hubungan antara rangsangan (stimulus) dan reaksi (response). Perilaku bahasa yang efektif adalah membuat reaksi yang tepat terhadap rangsangan. Reaksi ini akan menjadi suatu kebiasaan jika reaksi tersebut dibenarkan. Dengan demikian, anak belajar bahasa pertamanya.<br />Sebagai contoh, seorang anak mengucapkan bilangkali untuk barangkali. Sudah pasti si anak akan dikritik oleh ibunya atau siapa saja yang mendengar kata tersebut. Apabila sutu ketika si anak mengucapkan barangkali dengan tepat, dia tidak mendapat kritikan karena pengucapannya sudah benar. Situasi seperti inilah yang dinamakan membuat reaksi yang tepat terhadap rangsangan dan merupakan hal yang pokok bagi pemerolehan bahasa pertama.<br />B.F. Skinner adalah tokoh aliran behaviorisme. Dia menulis buku Verbal Behavior (1957) yang digunakan sebagai rujukan bagi pengikut aliran ini. Menurut aliran ini, belajar merupakan hasil faktor eksternal yang dikenakan kepada suatu organisme. Menurut Skinner, perilaku kebahasaan sama dengan perilaku yang lain, dikontrol oleh konsekuensinya. Apabila suatu usaha menyenangkan, perilaku itu akan terus dikerjakan. Sebaliknya, apabila tidak menguntungkan, perilaku itu akan ditinggalkan. Singkatnya, apabila ada reinforcement yang cocok, perilaku akan berubah dan inilah yang disebut belajar.<br />Namun demikian, banyak kritikan terhadap aliran ini. Chomsky mengatakan bahwa toeri yang berlandaskan conditioning dan reinforcement tidak bisa menjelaskan kalimat-kalimat baru yang diucapkan untuk pertama kali dan inilah yang kita kerjakan tiap hari. Bower dan Hilgard juga menentang aliran ini dengan mengatakan bahwa penelitian mutakhir tidak mendukung aliran ini.<br />Aliran behaviorisme mengatakan bahwa semua ilmu dapat disederhanakan menjadi hubunganstimulus-response. Hal tersebut tidaklah benar karena tidak semua perilaku berasal dari stimulus-response.<br /><b><br /></b><br /><b>2 Teori Nativisme</b><br />Chomsky merupakan penganut nativisme. Menurutnya, bahasa hanya dapat dikuasai oleh manusia, binatang tidak mungkin dapat menguasai bahasa manusia. Pendapat Chomsky didasarkan pada beberapa asumsi. Pertama, perilaku berbahasa adalah sesuatu yang diturunkan (genetik), setiap bahasa memiliki pola perkembangan yang sama (merupakan sesuatu yang universal), dan lingkungan memiliki peran kecil di dalam proses pematangan bahasa. Kedua, bahasa dapat dikuasai dalam waktu yang relatif singkat. Ketiga, lingkungan bahasa anak tidak dapat menyediakan data yang cukup bagi penguasaan tata bahasa yang rumit dari orang dewasa.<br />Menurut aliran ini, bahasa adalah sesuatu yang kompleks dan rumit sehingga mustahil dapat dikuasai dalam waktu yang singkat melalui “peniruan”. Nativisme juga percaya bahwa setiap manusia yang lahir sudah dibekali dengan suatu alat untuk memperoleh bahasa (language acquisition device, disingkat LAD). Mengenai bahasa apa yang akan diperoleh anak bergantung pada bahasa yang digunakan oleh masyarakat sekitar. Sebagai contoh, seorang anak yang dibesarkan di lingkungan Amerika sudah pasti bahasa Inggris menjadi bahasa pertamanya.<br />Semua anak yang normal dapat belajar bahasa apa saja yang digunakan oleh masyarakat sekitar. Apabila diasingkan sejak lahir, anak ini tidak memperoleh bahasa. Dengan kata lain, LAD tidak mendapat “makanan” sebagaimana biasanya sehingga alat ini tidak bisa mendapat bahasa pertama sebagaimana lazimnya seperti anak yang dipelihara oleh srigala (Baradja, 1990:33).<br />Tanpa LAD, tidak mungkin seorang anak dapat menguasai bahasa dalam waktu singkat dan bisa menguasai sistem bahasa yang rumit. LAD juga memungkinkan seorang anak dapat membedakan bunyi bahasa dan bukan bunyi bahasa.<br /><b><br /></b><br /><b>3 Teori Kognitivisme</b><br />Menurut teori ini, bahasa bukanlah suatu ciri alamiah yang terpisah, melainkan salah satu di antara beberapa kemampuan yang berasal dari kematangan kognitif. Bahasa distrukturi oleh nalar. Perkembangan bahasa harus berlandaskan pada perubahan yang lebih mendasar dan lebih umum di dalam kognisi. Jadi, urutan-urutan perkembangan kognitif menentukan urutan perkembangan bahasa (Chaer, 2003:223). Hal ini tentu saja berbeda dengan pendapat Chomsky yang menyatakan bahwa mekanisme umum dari perkembangan kognitif tidak dapat menjelaskan struktur bahasa yang kompleks, abstrak, dan khas. Begitu juga dengan lingkungan berbahasa. Bahasa harus diperoleh secara alamiah.<br />Menurut teori kognitivisme, yang paling utama harus dicapai adalah perkembangan kognitif, barulah pengetahuan dapat keluar dalam bentuk keterampilan berbahasa. Dari lahir sampai 18 bulan, bahasa dianggap belum ada. Anak hanya memahami dunia melalui indranya. Anak hanya mengenal benda yang dilihat secara langsung. Pada akhir usia satu tahun, anak sudah dapat mengerti bahwa benda memiliki sifat permanen sehingga anak mulai menggunakan simbol untuk mempresentasikan benda yang tidak hadir dihadapannya. Simbol ini kemudian berkembang menjadi kata-kata awal yang diucapkan anak.<br /><br /><b>4 Teori Interaksionisme</b><br />Teori interaksionisme beranggapan bahwa pemerolehan bahasa merupakan hasil interaksi antara kemampuan mental pembelajaran dan lingkungan bahasa. Pemerolehan bahasa itu berhubungan dengan adanya interaksi antara masukan “input” dan kemampuan internal yang dimiliki pembelajar. Setiap anak sudah memiliki LAD sejak lahir. Namun, tanpa ada masukan yang sesuai tidak mungkin anak dapat menguasai bahasa tertentu secara otomatis.<br />Sebenarnya, menurut hemat penulis, faktor intern dan ekstern dalam pemerolehan bahasa pertama oleh sang anak sangat mempengaruhi. Benar jika ada teori yang mengatakan bahwa kemampuan berbahasa si anak telah ada sejak lahir (telah ada LAD). Hal ini telah dibuktikan oleh berbagai penemuan seperti yang telah dilakukan oleh Howard Gardner. Dia mengatakan bahwa sejak lahir anak telah dibekali berbagai kecerdasan. Salah satu kecerdasan yang dimaksud adalah kecerdasan berbahasa (Campbel, dkk., 2006: 2-3). Akan tetapi, yang tidak dapat dilupakan adalah lingkungan juga faktor yang memperngaruhi kemampuan berbahasa si anak. Banyak penemuan yang telah membuktikan hal ini.<br /><br /><b>5. Kesimpulan</b><br />Pemerolehan bahasa pertama adalah proses penguasaan bahasa pertama oleh si anak. Selama penguasaan bahasa pertama ini, terdapat dua proses yang terlibat, yaitu proses kompetensi dan proses performansi. Kedua proses ini tentu saja diperoleh oleh anak secara tidak sadar.<br />Ada beberapa tahap yang dilalui oleh sang anak selama memperoleh bahasa pertama. Tahap yang dimaksud adalah vokalisasi bunyi, tahap satu-kata atau holofrastis, tahap dua-kata, tahap dua-kata, ujaran telegrafis. Selain tahap pemerolehan bahsa seperti yang telah disebutkan ini, ada juga para ahli bahasa, seperti Aitchison mengemukakan beberapa tahap pemerolehan bahasa anak. Tahap-tahap yang dia maksud adalah mendengkur, meraban, pola intonasi, tuturan satu kata, tuturan dua kata, infleksi kata, bentuk tanya dan bentuk ingkar, konstruksi yang jarang atau kompleks, tuturan yang matang. Meskipun terjadi perbedaan dalam hal pembagian tahap-tahap yang dilalui oleh anak saat memperoleh bahasa pertamanya, jika dilihat secara cermat, pembahasan dalam setiap tahap pemerolehan bahasa pertama anak memiliki kesamaan, yaitu adanya proses fonologi, morfologi, sintaksis, semantik, pragmatik.<br />Bagaimana sebenarnya proses pemerolehan bahasa pertama ini? Ada beberapa teori pemerolehan bahasa yang menjelaskan hal ini, yaitu teori behaviorisme, nativisme, kognitivisme, interaksionisme. Keempat teori ini memiliki sudut pandang yang berbeda dalam menjelaskan perihal cara anak memperoleh bahasa pertamanya.uswatun hasanahhttp://www.blogger.com/profile/01323476874555814395noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-6182959814010691700.post-49139982974551862132011-12-05T03:52:00.000-08:002011-12-05T03:52:38.117-08:00Macam - Macam Permainan Anak Usia Dini<table cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="float: right; margin-left: 1em; text-align: right;"><tbody><tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhWUIlCJe1gu3m4lm9o4Mwm3rEJgG2npx0FrHJNbbHsKIxJDBZADldLE2R5krRLAP9bv-zW1yCTPzHbyQc9roWsgBkBoHprU9U214uaLMyGye4w-9ImPS2odvTX7hOzUNV9WXw1tRfkXI3U/s1600/Opera_PAUD_UNY_2008.jpg" imageanchor="1" style="clear: right; margin-bottom: 1em; margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" height="150" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhWUIlCJe1gu3m4lm9o4Mwm3rEJgG2npx0FrHJNbbHsKIxJDBZADldLE2R5krRLAP9bv-zW1yCTPzHbyQc9roWsgBkBoHprU9U214uaLMyGye4w-9ImPS2odvTX7hOzUNV9WXw1tRfkXI3U/s200/Opera_PAUD_UNY_2008.jpg" width="200" /></a></td></tr><tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Opera PAUD UNY 2008</td></tr></tbody></table><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><b>ANEKA RAGAM PERMAINAN</b></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><br /></div><ol start="1" style="margin-top: 0in;" type="1"><li class="MsoNormal" style="mso-list: l0 level1 lfo1; tab-stops: list .5in; text-align: justify;"><b>BERMAIN DI DALAM RUANG</b></li><ol start="1" style="margin-top: 0in;" type="a"><li class="MsoNormal" style="mso-list: l0 level2 lfo1; tab-stops: list 1.0in; text-align: justify;">Mencari teman</li></ol></ol><div class="MsoNormal" style="margin-left: .75in; text-align: justify;">&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp; <span lang="SV">Aspek-aspek yang dapat dikembangkan dalam bermain “mencari teman” antara lain:<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 1.25in; mso-list: l1 level1 lfo2; tab-stops: list 1.25in; text-align: justify; text-indent: -.25in;"><span lang="SV" style="font-family: Wingdings;">§<span style="font: normal normal normal 7pt/normal 'Times New Roman';">&nbsp; </span></span><span lang="SV">Fisik Motorik<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 1.0in; text-align: justify;"><span lang="SV">&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp; Dalam kegiatan bermain ini mengajak anak untuk banyak bergerak&nbsp;&nbsp;dan berlari.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 1.25in; mso-list: l1 level1 lfo2; tab-stops: list 1.25in; text-align: justify; text-indent: -.25in;"><span lang="SV" style="font-family: Wingdings;">§<span style="font: normal normal normal 7pt/normal 'Times New Roman';">&nbsp; </span></span><span lang="SV">Sosial<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 1.0in; text-align: justify;"><span lang="SV">&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp; Dalam permainan ini dapat meningkatkan interaksi antar teman saat anak mencari pasangannya.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 1.25in; mso-list: l1 level1 lfo2; tab-stops: list 1.25in; text-align: justify; text-indent: -.25in;"><span lang="SV" style="font-family: Wingdings;">§<span style="font: normal normal normal 7pt/normal 'Times New Roman';">&nbsp; </span></span><span lang="SV">Bahasa<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 1.0in; text-align: justify;"><span lang="SV">&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp; Dalam berinteraksi maka akan meningkatkan komunikasi yang terjadi pada anak sehingga kemampuan anak dalam berkomunikasi dapat terlatih.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 1.0in; text-align: justify;"><br /></div><ol start="1" style="margin-top: 0in;" type="1"><ol start="2" style="margin-top: 0in;" type="a"><li class="MsoNormal" style="mso-list: l0 level2 lfo1; tab-stops: list 1.0in; text-align: justify;"><span class="fullpost"><span lang="SV">Tepuk bersama<o:p></o:p></span></span></li></ol></ol><div class="MsoNormal" style="margin-left: .75in; text-align: justify;"><span class="fullpost"><span lang="SV">&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp; Aspek-aspek yang dapat dikembangkan dalam bermain ”tepuk bersama” antara lain :<o:p></o:p></span></span></div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 117.0pt; mso-list: l0 level3 lfo1; tab-stops: list 117.0pt; text-align: justify; text-indent: -.25in;"><span class="fullpost"><span lang="SV" style="font-family: Wingdings;">§<span style="font: normal normal normal 7pt/normal 'Times New Roman';">&nbsp; </span></span></span><span class="fullpost"><span lang="SV">Fisik&nbsp; Motorik<o:p></o:p></span></span></div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 99.0pt; text-align: justify;"><span class="fullpost"><span lang="SV">Dalam permainan ini dapat meningkatkan koordinasi tangan anak.<o:p></o:p></span></span></div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 117.0pt; mso-list: l0 level3 lfo1; tab-stops: list 117.0pt; text-align: justify; text-indent: -.25in;"><span class="fullpost"><span lang="SV" style="font-family: Wingdings;">§<span style="font: normal normal normal 7pt/normal 'Times New Roman';">&nbsp; </span></span></span><span class="fullpost"><span lang="SV">Sosial<o:p></o:p></span></span></div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 99.0pt; text-align: justify;"><span class="fullpost"><span lang="SV">Bermain ini juga dapat melatih anak untuk melakukan kekompakan serta kerjasama.<o:p></o:p></span></span></div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 99.0pt; text-align: justify;"><br /></div><ol start="1" style="margin-top: 0in;" type="1"><ol start="3" style="margin-top: 0in;" type="a"><li class="MsoNormal" style="mso-list: l0 level2 lfo1; tab-stops: list 1.0in; text-align: justify;"><span class="fullpost"><span lang="SV">Bermain Peran<o:p></o:p></span></span></li></ol></ol><div class="MsoNormal" style="margin-left: .75in; text-align: justify;"><span class="fullpost"><span lang="SV">&nbsp; &nbsp;&nbsp;&nbsp; Aspek-aspek yang dikembangkan dalam permainan ini:<o:p></o:p></span></span></div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 117.0pt; mso-list: l0 level3 lfo1; tab-stops: list 117.0pt; text-align: justify; text-indent: -.25in;"><span class="fullpost"><span lang="SV" style="font-family: Wingdings;">§<span style="font: normal normal normal 7pt/normal 'Times New Roman';">&nbsp; </span></span></span><span class="fullpost"><span lang="SV">Sosial Emosional<o:p></o:p></span></span></div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 117.0pt; mso-list: l0 level3 lfo1; tab-stops: list 117.0pt; text-align: justify; text-indent: -.25in;"><span class="fullpost"><span lang="SV" style="font-family: Wingdings;">§<span style="font: normal normal normal 7pt/normal 'Times New Roman';">&nbsp; </span></span></span><span class="fullpost"><span lang="SV">Bahasa<o:p></o:p></span></span></div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 117.0pt; mso-list: l0 level3 lfo1; tab-stops: list 117.0pt; text-align: justify; text-indent: -.25in;"><span class="fullpost"><span lang="SV" style="font-family: Wingdings;">§<span style="font: normal normal normal 7pt/normal 'Times New Roman';">&nbsp; </span></span></span><span class="fullpost"><span lang="SV">Kognitif<o:p></o:p></span></span></div><ol start="1" style="margin-top: 0in;" type="1"><ol start="4" style="margin-top: 0in;" type="a"><li class="MsoNormal" style="mso-list: l0 level2 lfo1; tab-stops: list 1.0in; text-align: justify;"><span class="fullpost"><span lang="SV">Menyusun Balok<o:p></o:p></span></span></li></ol></ol><div class="MsoNormal" style="margin-left: 117.0pt; mso-list: l0 level3 lfo1; tab-stops: list 117.0pt; text-align: justify; text-indent: -.25in;"><span class="fullpost"><span lang="SV" style="font-family: Wingdings;">§<span style="font: normal normal normal 7pt/normal 'Times New Roman';">&nbsp; </span></span></span><span class="fullpost"><span lang="SV">Kognitif<o:p></o:p></span></span></div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 117.0pt; mso-list: l0 level3 lfo1; tab-stops: list 117.0pt; text-align: justify; text-indent: -.25in;"><span class="fullpost"><span lang="SV" style="font-family: Wingdings;">§<span style="font: normal normal normal 7pt/normal 'Times New Roman';">&nbsp; </span></span></span><span class="fullpost"><span lang="SV">Motorik halus<o:p></o:p></span></span></div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 117.0pt; mso-list: l0 level3 lfo1; tab-stops: list 117.0pt; text-align: justify; text-indent: -.25in;"><span class="fullpost"><span lang="SV" style="font-family: Wingdings;">§<span style="font: normal normal normal 7pt/normal 'Times New Roman';">&nbsp; </span></span></span><span class="fullpost"><span lang="SV">Seni <o:p></o:p></span></span></div><ol start="1" style="margin-top: 0in;" type="1"><ol start="5" style="margin-top: 0in;" type="a"><li class="MsoNormal" style="mso-list: l0 level2 lfo1; tab-stops: list 1.0in; text-align: justify;"><span class="fullpost"><span lang="SV">Bermain dengan Platisin<o:p></o:p></span></span></li></ol></ol><div class="MsoNormal" style="margin-left: 117.0pt; mso-list: l0 level3 lfo1; tab-stops: list 117.0pt; text-align: justify; text-indent: -.25in;"><span class="fullpost"><span lang="SV" style="font-family: Wingdings;">§<span style="font: normal normal normal 7pt/normal 'Times New Roman';">&nbsp; </span></span></span><span class="fullpost"><span lang="SV">Kognitif<o:p></o:p></span></span></div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 117.0pt; mso-list: l0 level3 lfo1; tab-stops: list 117.0pt; text-align: justify; text-indent: -.25in;"><span class="fullpost"><span lang="SV" style="font-family: Wingdings;">§<span style="font: normal normal normal 7pt/normal 'Times New Roman';">&nbsp; </span></span></span><span class="fullpost"><span lang="SV">Motorik Halus<o:p></o:p></span></span></div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 117.0pt; mso-list: l0 level3 lfo1; tab-stops: list 117.0pt; text-align: justify; text-indent: -.25in;"><span lang="SV" style="font-family: Wingdings;">§<span style="font: normal normal normal 7pt/normal 'Times New Roman';">&nbsp; </span></span><span class="fullpost"><span lang="SV">Seni</span></span><span lang="SV"><br /><br /><o:p></o:p></span></div><ol start="2" style="margin-top: 0in;" type="1"><li class="MsoNormal" style="mso-list: l0 level1 lfo1; tab-stops: list .5in; text-align: justify;"><span lang="SV"><b>BERMAIN DI LUAR RUANG</b><o:p></o:p></span></li><ol start="1" style="margin-top: 0in;" type="a"><li class="MsoNormal" style="mso-list: l0 level2 lfo1; tab-stops: list 1.0in; text-align: justify;"><span lang="SV">Menjala ikan&nbsp;&nbsp;&nbsp; <o:p></o:p></span></li><li class="MsoNormal" style="mso-list: l0 level2 lfo1; tab-stops: list 1.0in; text-align: justify;"><span class="fullpost"><span lang="SV">Elang dan Anak Ayam</span><o:p></o:p></span></li><li class="MsoNormal" style="mso-list: l0 level2 lfo1; tab-stops: list 1.0in; text-align: justify;"><span class="fullpost"><span lang="SV">Kucing dan Tikus</span><o:p></o:p></span></li><li class="MsoNormal" style="mso-list: l0 level2 lfo1; tab-stops: list 1.0in; text-align: justify;">Hijau Hitam</li></ol></ol><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><br /></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><br /></div><div class="MsoNormal" style="margin-left: .75in; text-align: justify;">&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp; &nbsp;<span lang="SV"><o:p></o:p></span></div><ol start="3" style="margin-top: 0in;" type="1"><li class="MsoNormal" style="mso-list: l0 level1 lfo1; tab-stops: list .5in; text-align: justify;"><span lang="SV"><b>BERMAIN DENGAN ALAT</b><o:p></o:p></span></li><ol start="1" style="margin-top: 0in;" type="a"><li class="MsoNormal" style="mso-list: l0 level2 lfo1; tab-stops: list 1.0in; text-align: justify;"><span lang="SV">Mana sepatuku<o:p></o:p></span></li><li class="MsoNormal" style="mso-list: l0 level2 lfo1; tab-stops: list 1.0in; text-align: justify;"><span lang="SV">Kartu Angka<o:p></o:p></span></li><li class="MsoNormal" style="mso-list: l0 level2 lfo1; tab-stops: list 1.0in; text-align: justify;"><span lang="SV">Lompat Tali<o:p></o:p></span></li><li class="MsoNormal" style="mso-list: l0 level2 lfo1; tab-stops: list 1.0in; text-align: justify;"><span lang="SV">Bermain Kelereng<o:p></o:p></span></li><li class="MsoNormal" style="mso-list: l0 level2 lfo1; tab-stops: list 1.0in; text-align: justify;"><span lang="SV">Puzzle<o:p></o:p></span></li></ol><li class="MsoNormal" style="mso-list: l0 level1 lfo1; tab-stops: list .5in; text-align: justify;"><span lang="SV"><b>BERMAIN TANPA ALAT</b><o:p></o:p></span></li></ol><div class="MsoNormal" style="margin-left: .25in; text-align: justify;"><br /></div><ol start="4" style="margin-top: 0in;" type="1"><ol start="1" style="margin-top: 0in;" type="a"><li class="MsoNormal" style="mso-list: l0 level2 lfo1; tab-stops: list 1.0in; text-align: justify;"><span lang="SV">Menjala Ikan<o:p></o:p></span></li></ol></ol><div class="MsoNormal" style="margin-left: .75in; text-align: justify;"><span lang="SV">&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp; Cara Bermain :<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="margin-left: .75in; text-align: justify;"><span lang="SV">&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp; <span class="fullpost">2-3 anak di suruh bergandengan tangan dan berperan sebagai jala ikan. Sedangkan anak-anak lainnya berperan sebagai ikan. Mereka yang berperan sebagai ikan bebas berlarian di lapangan ataupun dalam ruangan. Bila ada tanda (peluit atau hitungan atau tepukan tangan) dari guru anak-anak yang berperan sebagai jala harus berusaha menangkap ikan (anak-anak yang berlarian dalam ruangan/lapangan) sebanyak-banyaknya dengan cara mengurungnya dalam lingkaran tangan. Usahakan jala jangan tercerai berai. Sedangkan anak yang berperan sebagai ikan berusaha lari menghindar jangan sampai tertangkap. Anak-anak yang telah tertangkap ikut bergabung sebagai jala, sehingga semakin lama jala semakin lebar. Sedangkan ikan yang harus ditangkap semakin sedikit. Permainan berakhir jika sudah tidak ada ikan yang perlu di tangkap lagi.</span><br /><span class="fullpost">Permainan ini dapat dimodifikasi dengan memasang beberapa kelompok anak (2-3 pasang) sebagai jala. Lalu kelompok jala ini saling bersaing untuk menangkap ikan sebanyak-banyaknya.<o:p></o:p></span></span></div><div class="MsoNormal" style="margin-left: .75in; text-align: justify;"><span lang="SV"><br /><br /><o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="margin-left: .75in; text-align: justify;"><br /></div><ol start="4" style="margin-top: 0in;" type="1"><ol start="2" style="margin-top: 0in;" type="a"><li class="MsoNormal" style="mso-list: l0 level2 lfo1; tab-stops: list 1.0in; text-align: justify;"><span lang="SV">Hijau Hitam<o:p></o:p></span></li></ol></ol><div class="MsoNormal" style="margin-left: .75in; text-align: justify;"><span lang="SV">&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp; Cara Bermain :<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="margin-left: .75in; text-align: justify;"><span lang="SV">&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp; <span class="fullpost">Siapkan lapangan segiempat. garis batas bisa dibuat dengan kapur atau tali. Bagi lapangan menjadi dua. Lalu pada masing-masing bagian siapkan garis bebas dekat sisi terluar lapangan.</span><br /><span class="fullpost">Pelaksanaan permainan: bagi anak menjadi dua regu. Regu hitam dan regu hijau. Bariskan kedua regu di tengah lapangan. Masing-masing anak berhadapan satu sama lain. Tugas setiap regu adalah memperhatikan/mendengarkan nama baris yang disebutkan guru. Bila guru menyebut, Hiii…jau, berarti Hijau harus segera berlari meninggalkan tempatnya menuju garis bebas. Sedangkan baris hitam berusaha menangkap pasangan dari baris hijau sebelum melewati garis bebas. Dan begitu pula sebaliknya untuk baris hitam. Pemenangnya adalah regu yang anggotanya paling sedikit tertangkap.<o:p></o:p></span></span></div><div class="MsoNormal" style="margin-left: .75in; text-align: justify;"><br /></div><ol start="4" style="margin-top: 0in;" type="1"><ol start="3" style="margin-top: 0in;" type="a"><li class="MsoNormal" style="mso-list: l0 level2 lfo1; tab-stops: list 1.0in; text-align: justify;">Kata Polisi</li><li class="MsoNormal" style="mso-list: l0 level2 lfo1; tab-stops: list 1.0in; text-align: justify;">Elang dan Anak Ayam</li></ol></ol><div class="MsoNormal" style="margin-left: .75in; text-align: justify;">&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp; <span class="fullpost"><span lang="SV">Cara Bermain :<o:p></o:p></span></span></div><div class="MsoNormal" style="margin-left: .75in; text-align: justify;"><span class="fullpost"><span lang="SV">&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp; : bagi anak menjadi beberapa kelompok. Paling banyak anggotanya berjumlah sepuluh tiap kelompok. Dalam satu kelompok pilih satu untuk berperan sebagai elang, sedangkan yang lin berperan sebagai ayam. Bariskan anak-anak yang berperan sebagai ayam. Tiap anak berpegangan pada pundak teman didepannya. Anak yang paling depan berperan sebagai induk ayam dan bertugas melindungi anak ayam dari kejaran burung elang dengan cara merentangkan kedua tangan. Burung elang bebas menangkap anak ayam yang paling belakang. Anak ayam yang tertangkap harus keluar dari barisan. Usahakan barisan anak ayam jangan sampai terputus. Permainan berakhir jika sudah tidak ada anak ayam yang tersisa. Setelah itu bisa diganti dengan kelompok berikutnya.<o:p></o:p></span></span></div><div class="MsoNormal" style="margin-left: .75in; text-align: justify;"><span lang="SV"><br /><br /><o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="margin-left: .75in; text-align: justify;"><br /></div><div class="MsoNormal" style="margin-left: .25in; text-align: justify;"><span lang="SV">&nbsp; &nbsp; &nbsp;&nbsp;<o:p></o:p></span></div>uswatun hasanahhttp://www.blogger.com/profile/01323476874555814395noreply@blogger.com3tag:blogger.com,1999:blog-6182959814010691700.post-70167585790419928192011-05-16T19:38:00.000-07:002011-05-16T19:49:11.178-07:00The Soundtrack of Your Life Swaragama FM is Part of My Life<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="http://swaragamajogja.com/" style="clear: right; float: right; margin-bottom: 1em; margin-left: 1em;"><img border="0" height="125" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh0BHOqjqkrJm9QhsIb7dNcVGj6jsVEoAgzpf1Xqxc60o8RXakqTDiF-6xFJhJVWgbYHYz6XAOW8NvhT-hsYXKaO7k3ClnjCiz72UdJFNcFODe2n2QQaqBMP2Nl8kyB_yudvsYcmiq4ZEUX/s320/sound_track_of_your_life_swaragama_fm.jpg" width="320" /></a></div><div style="text-align: justify;">Musik adalah pendamping yang setia selalu menemani perjalanan hidup kita ini dan radio anak muda jogja yang memiliki logo "<a href="http://swaragamajogja.com/">The Soundtrack of Your Life</a>" ini juga merupakan bagian dari keseharianku beraktivitas. Saya menjadikan Radio Swaragama FM ini bagian hidup saya (Part of My Life) karena hampir aktifitas saya sehari-hari ditemani oleh radio kawula muda jogja ini. </div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Hampir keseharianku dihabiskan pada laptop kesayanganku ini, karena saya seorang blogger yang dituntut harus mengikuti daily updated news dari konten-konten yang sesuai dari web saya. Dan musik-musik dari " <a href="http://swaragamajogja.com/">The Soundtrack of Your Life Swaragama FM</a> " selalu setia menemainiku dalam update postinganku. Program-program yang ditawarkan radio bertemakan LUASKAN WAWASAN, KUATKAN KEPRIBADIAN ini cukup bagus seperti Ins00-00mnia, Workkaccino, AfterLunch dan masih banyak program yang menarik lainnya. </div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Kini Radio Swaragama FM akan memasuki ulang tahunnya yang ke-11 dan sebagai pendengar setia radio profesional muda kota jogja, saya hanya ingin mengucapkan terima kasih telah menjadi inspirasi dan bagian hidupku ini. Semoga tetap sukses&nbsp;dan selalu menampilkan yang terbaik untuk tetap sebagai radio yang berkualitas dan tetap menjadi "&nbsp;<a href="http://www.facebook.com/swaragamafm">The Soundtrack of Your Life</a>" bagi para Akademia Jogja.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Links to : <a href="http://swaragamajogja.com/">Swaragama FM website</a> and <a href="http://www.facebook.com/swaragamafm">Swaragama FM Facebook</a><br /><br /></div>uswatun hasanahhttp://www.blogger.com/profile/01323476874555814395noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6182959814010691700.post-54900458038712055402011-01-22T14:33:00.000-08:002011-01-22T14:40:15.106-08:00Pembahasan - Mengembangkan Daya Pikir & Daya Cipta Anak Usia 5-6 Tahun<b>Mengembangkan Daya Pikir &amp; Daya Cipta Anak Usia 5-6 Tahun</b><br /><br /><div style="text-align: center;"><b><b>BAB I</b>I</b></div><span class="Apple-style-span" style="font-weight: bold;"></span><br /><div style="text-align: center;"><span class="Apple-style-span" style="font-weight: bold;">PEMBAHASAN</span></div><br /><br /><b>A. Pengertian Anak Usia Dini</b><br /><b><br /></b><br /><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgiyOq5mA1vUi9ebNNnW2wRQgu-bHpnI9o0oMDAYYT2iimYRsgLREI-UQNPSDNDE4IiXl_Cs8uubJ5Q9WvP4okNtE_couHLmp9Hk2uvBOZhBri7bHrfKyFGEdrtqe8zvhrjvVj_tAy1O2vs/s1600/Mengembangkan+Daya+Pikir+%2526+Daya+Cipta+Anak+Usia+5-6+Tahun+3.jpg" imageanchor="1" style="clear: right; float: right; margin-bottom: 1em; margin-left: 1em;"><img alt="Pengertian Anak Usia Dini" border="0" height="194" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgiyOq5mA1vUi9ebNNnW2wRQgu-bHpnI9o0oMDAYYT2iimYRsgLREI-UQNPSDNDE4IiXl_Cs8uubJ5Q9WvP4okNtE_couHLmp9Hk2uvBOZhBri7bHrfKyFGEdrtqe8zvhrjvVj_tAy1O2vs/s200/Mengembangkan+Daya+Pikir+%2526+Daya+Cipta+Anak+Usia+5-6+Tahun+3.jpg" title="Pengertian Anak Usia Dini" width="200" /></a></div><div style="text-align: justify;">Anak usia dini merupakan anak yang berada pada usia 0-6 tahun.. Usia dini merupakan usia yang sangat penting bagi perkembangan anak sehingga disebut golden age. Anak Usia Dini sedang dalam tahap pertumbuhan dan perkembangan yang paling pesat, baik fisik maupun mental. Anak Usia Dini belajar dengan caranya sendiri. Bila ditinjau dari hakikat anak usia dini, maka anak memiliki dua aspek perkembangan yaitu biologis dan psikologis. Pada anak usia dini terjadi perkembangan otak sebagai pusat kecerdasan terjadi sangat pesat. Selain itu, organ sensoris seperti pendengar, penglihatan, penciuman, pengecap, perabaan, dan organ keseimbangan juga berkembang pesat (Black,J. et all, 1995:Gesell, A.L. &amp;Ames, F.1940)</div><br /><div style="text-align: justify;"><b>B. Karakteristik Anak Usia 5-6 Tahun </b></div><div style="text-align: justify;">Anak berusia antara 5-6 tahun sedang berada pada akhir dari bagian awal masa kanak-kanaknya. Karakteristik khusus bagi anak dalam kelompok usia 5-6 tahun adalah: </div><div style="text-align: justify;"> Perkembangan kemampuan fisik</div><div style="text-align: justify;">Pada usia ini anak menunjukkan keingintahuan yang besar dan aktif. Dia bisa mengatur gerakan badannya dengan lebih baik dan lebih luwes. Anak juga bisa berjalan jinjit mundur dan berjalan mundur dengan tumitnya. Dia juga bisa berlari dengan cepat, meloncat, berlari dengan satu kaki. Anak pada sia ini sudah bisa mencuci tanganya sendiri tanpa membasahi bajunya, berpakaian dan mengikat tali sepatunya sendiri. Koordinasi motorik yang baik berkembnag smapai si anak dapat mencontoh segitiga dan belah ketupat. Mereka mulai dapat menulus beberapa huruf dan angka dan menuliskan namanya dengan benar. Anak juga dapat menggambar benda hidup.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Penglihatan </div><div style="text-align: justify;">Anak usia 5-6 tahun dapat menguasai indera peraba, pendengaran dan penglihatan hamper sebaik orang dewasa.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Perkembangan intelektual</div><div style="text-align: justify;">Stenberg (1985) mengungkapkan bahwa ada tiga aspek dalam kecerdasan, yaitu:</div><div style="text-align: justify;">-kecerdasan analitis</div><div style="text-align: justify;">-kecerdasan kreatif</div><div style="text-align: justify;">-kecerdasan praktis</div><div style="text-align: justify;">anak usia 5-6 tahun berada pada akhir tahap pra-operasional, tahap saat pemikiran simbolis sangat mendominasi hidupnya. Pemikiran simbolis membuat dia mampu untuk membuat susunan kata dan gambar yang menggambarkan suatu objek atau tindakan tertentu dalam pikiran anak.</div><div style="text-align: justify;"> Perkembangan kemampuan bahasa</div><div style="text-align: justify;">Perkembangan bahasa berlangsung dengan cepat dan membantu anak untuk mengemukakan pikiranya. Kosa kata anak meningkat samapi 8000-14000 kata pada usia 6 tahun. Kata Tanya (kenapa, siapa, dimana, dan kapan)lebih banyak digunakan sehingga anak pada usia ini cenderung banyak bertanya.</div><div style="text-align: justify;"> Perkembangan kemampuan sosial</div><div style="text-align: justify;">Anak usia 5-6 tahun menunjukkan lebih banyak kemampuan sosial. Hal ini dapat dilihat dari cara bermain anak yang lebih terarah dan mampu bekerja sama dalam bermain. Anak senang bermain bersama dan tolong menolong dalam mencapai keinginan tertentu. Ada kecenderungan tolong menolong ini dalam bermain dan kegiatan lainya. Anak usia ini lebih siap untuk berpisah beberapa jam dari orangtuanya dibandingkan dengan anak yang lebih muda dari itu. Anak sudah mampu berbagi dengan oranglain, mampu bertenggang rasa, sabar menunggu giliranya,dan mampu menerima tabggung jawab yang ringan.</div><div style="text-align: justify;"> Perkembangan Emosional</div><div style="text-align: justify;">Emotional intelligence (kecerdasan emosi) adalah suatu tingkst kepandaian dalam memahami emosi oranglain dan mengatur emosinya sendiri, seperti misalnya mampu memptivasi diri sendiri dan tahan menghadapi rasa frustasi, mengontrol gerak hati dan menunda kegembiraan, mengatur untuk tetapa berpikir,berempati (mampu membayangkan dan merasakan perasaan oranglain) dan berharap. (Goleman,1995)</div><div style="text-align: justify;">Pada anak usia ini, kosa kata anak yang berhubungan dengan emosi meningkat secara bertahap, sehingga mereka mengenal lebih banyak variasi ekspresi oranglain. Bersamaan dengan itu anak juga belajar ekspresi emosi dirinya.</div><div style="text-align: justify;"> Perkembangan kepribadian</div><div style="text-align: justify;">Selain karena faktor keturunan, lingkungan juga mempengaruhi perkembangan kepribadian anak. Anak mempelajari berbagai perilaku sosial dari contoh-contoh yang dilihatnya. Selain itu, pada usia ini anak tidak hanya belajar tingkah laku tang kelihatan jelas, tapi juga dapat mempelajari gagasan, harapan, dan nilai-nilai. Anak dapat mempelajari hal-hal apa saja yang boleh dan tidak boleh.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Penting untuk diperhatikan bahwa setiap anak itu unik, mereka tumbuh menurut lajunya masing-masing. Dan tidak semua aspek perkembangan tersebut diatas tumbuh bersamaan atau berurutan sehingga hal yang wajar jika terjadi variasi dalam perkembangan anak. Agar menjadi perhatian para orangtua atau pendidik bahwa kwgiatan dalam mendidik anak usia dini harus direncanakan dengan mempertimbangkan karakteristik anak seperi yang telah disebutkan diatas.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"><b>C. Pengertian Daya Pikir dan Daya Cipta </b></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">1. Daya pikir</div><div style="text-align: justify;">Daya pikir disebut juga sebagai kemampuan kognitif sering diartikan sebagai daya atau kemampuan seorang anak untuk berfikir dan mengamati, melihat hubungan-hubungan, kegiatan yang mengakibatkan seorang anak memperoleh pengetahuan baru yang banyak didukung oleh kemampuannya bertanya. </div><div style="text-align: justify;">Berk (1991:207) menerangkan bahwa kemampuan kognitif menunjuk kepada proses dan produk dari dalam akal ;pikiran manusia yang membawanya untuk tahu. Dalam hal ini termasuk semua kegiatan mental manusia yang meliputi: mengingat, menghubungkan, menggolongkan, memberikan symbol, mengkhayal, memecahkan masalah, mencipta dan membayangkan kejadian dan mimpi.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">2. Daya Cipta</div><div style="text-align: justify;">Daya cipta disebut juga sebagai kreativitas. Banyak definisi tentang daya cipta atau kreativitas yang diajukan oleh para ahli yang satu sama lain memiliki sudut pandang sendiri-sendiri. Namun para ahli sebenarnya telah mengembangkan pengertian kreativitas dalam bentuk pengertian popular dan makna psikologis (Hurlock, 1978). </div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"><b>D. Tujuan dan Fungsi Pengembangan Daya Pikir dan Daya Cipta</b></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Daya Pikir</div><div style="text-align: justify;">Daya pikir perlu dikembangkan sedini mungkin karena apa yang diperoleh pada suatu periode akan sangat membantu penembangan daya pikir pada periode selanjutnya. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan (1997) telah menetapkan tujuan dan fungsi pengembangan daya pikir di TK yakni sebagai berikut:</div><div style="text-align: justify;">a. Tujuan</div><div style="text-align: justify;">Tujuan pengembangan daya pikir adalah agar anak mampu menghubungkan pengetahuan baru yang diperolehnya. Tujuan tersebut secara rinci adalah sebagai berikut:</div><div style="text-align: justify;">1. Mengembangkan kemampuan berpikir logis dan pengetahuan akan ruang dan waktu</div><div style="text-align: justify;">2. Anak mampu mengembangkan pengetahuan yang sudah diketahui dengan pengetahuan baru yang diperolehnya</div><div style="text-align: justify;">3. Mengembangkan kemampuan memahami sesuatu dengan cara melihat bermacam-macam hubungan antara satu objek dengan objek lain berdasarkan perbedaan dan persamaan</div><div style="text-align: justify;">4. Mengembangkan imajinasi melalui bermacam-macam kegiatan</div><div style="text-align: justify;">5. Memberi kesempatan untuk mengolah lingkungan dan membangun dunianya secara aktif</div><div style="text-align: justify;">6. Agar anak dapat menghargai dan mencintai isi alam sebagai ciptaan Tuhan</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">b. Fungsi</div><div style="text-align: justify;">1. mengenalkan lingkungan sekitar kepada anak, manfaat serta bahayanya</div><div style="text-align: justify;">2. melatih agar anak mampu menggunakan panca inderanya untuk mengenal lingkungannya</div><div style="text-align: justify;">3. memberi kesempatan pd anak untuk mengamati dan mengolah lingkungan atau dunianya secara aktif sesuai dengan kemampuan anak</div><div style="text-align: justify;">4. mengenal konsep bilangan dan benda-benda</div><div style="text-align: justify;">5. memberi kesempatan kepada anak untuk melakukan kegiatan “bermain sambil belajar atau belajar seraya bermain”</div><div style="text-align: justify;">6. melatih anak berpikir logis</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"><b>Daya Cipta</b></div><div style="text-align: justify;">Tujuan </div><div style="text-align: justify;">1. Mengembangkan imajinasi dan kreatifitas anak</div><div style="text-align: justify;">2. Memberi kesempatan pada anak untuk menciptakan sesuatu sesuai dengan kreatifitasnya</div><div style="text-align: justify;">3. Anak dapat menghargai hasil karyanya</div><div style="text-align: justify;">Fungsi</div><div style="text-align: justify;">1. Mengenalkan berbagai hasil karya seni dan kreatifitas pada anak</div><div style="text-align: justify;">2. Memberi kesempatan pada anak untuk mengeksplorasi benda-benda yang ada disekitarnya</div><div style="text-align: justify;">3. Melatih anak berpikir kreatif</div>uswatun hasanahhttp://www.blogger.com/profile/01323476874555814395noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-6182959814010691700.post-52895159970380245832011-01-22T09:41:00.000-08:002011-01-22T09:42:27.058-08:00Kajian Teori - Mengembangkan Daya Pikir & Daya Cipta Anak Usia 5-6 Tahun<b>Mengembangkan Daya Pikir &amp; Daya Cipta Anak Usia 5-6 Tahun</b><br /><br /><div style="text-align: center;"><b>KAJIAN TEORI</b></div><br /><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg6chyphenhyphennrAJTE_O8slq0jkdHyhNCuh0xLDB-As0JKHV5FZuH_wuaJ4wvlVgBLda1Zt2vXDI4SyPT-RX1pPDR8mWWftwkaoo0zub_KHyza2OzFfjTAALCo0X6f5iQCPEqYbzXqrXQoF2JIxS-/s1600/Mengembangkan+Daya+Pikir+%2526+Daya+Cipta+Anak+Usia+5-6+Tahun+2.jpg" imageanchor="1" style="clear: right; float: right; margin-bottom: 1em; margin-left: 1em;"><img border="0" height="150" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg6chyphenhyphennrAJTE_O8slq0jkdHyhNCuh0xLDB-As0JKHV5FZuH_wuaJ4wvlVgBLda1Zt2vXDI4SyPT-RX1pPDR8mWWftwkaoo0zub_KHyza2OzFfjTAALCo0X6f5iQCPEqYbzXqrXQoF2JIxS-/s200/Mengembangkan+Daya+Pikir+%2526+Daya+Cipta+Anak+Usia+5-6+Tahun+2.jpg" width="200" /></a></div><div style="text-align: justify;">Teori Perkembangan Kognitif, dikembangkan oleh Jean Piaget, seorang psikolog Swiss yang hidup tahun 1896-1980. Teorinya memberikan banyak konsep utama dalam lapangan psikologi perkembangan dan berpengaruh terhadap perkembangan konsep kecerdasan, yang bagi Piaget, berarti kemampuan untuk secara lebih tepat merepresentasikan dunia dan melakukan operasi logis dalam representasi konsep yang berdasar pada kenyataan. Teori ini membahas munculnya dan diperolehnya schemata—skema tentang bagaimana seseorang mempersepsi lingkungannya— dalam tahapan-tahapan perkembangan, saat seseorang memperoleh cara baru dalam merepresentasikan informasi secara mental. Teori ini digolongkan ke dalam konstruktivisme, yang berarti, tidak seperti teori nativisme (yang menggambarkan perkembangan kognitif sebagai pemunculan pengetahuan dan kemampuan bawaan), teori ini berpendapat bahwa kita membangun kemampuan kognitif kita melalui tindakan yang termotivasi dengan sendirinya terhadap lingkungan. Untuk pengembangan teori ini, Piaget memperoleh Erasmus Prize. Piaget membagi skema yang digunakan anak untuk memahami dunianya melalui empat periode utama yang berkorelasi dengan dan semakin canggih seiring pertambahan usia:</div><div style="text-align: justify;">1. Periode sensorimotor (usia 0–2 tahun)</div><div style="text-align: justify;">2. Periode praoperasional (usia 2–7 tahun)</div><div style="text-align: justify;">3. Periode operasional konkrit (usia 7–11 tahun)</div><div style="text-align: justify;">4. Periode operasional formal (usia 11 tahun sampai dewasa)</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Kajian Teori Piaget untuk anak usia 5 – 6 tahun masuk dalam Periode Praoperasional. Tahapan ini merupakan tahapan kedua dari empat tahapan. Dengan mengamati urutan permainan, Piaget bisa menunjukkan bahwa setelah akhir usia dua tahun jenis yang secara kualitatif baru dari fungsi psikologis muncul. Pemikiran (Pra)Operasi dalam teori Piaget adalah prosedur melakukan tindakan secara mental terhadap objek-objek. Ciri dari tahapan ini adalah operasi mental yang jarang dan secara logika tidak memadai. Dalam tahapan ini, anak belajar menggunakan dan merepresentasikan objek dengan gambaran dan kata-kata. Pemikirannya masih bersifat egosentris: anak kesulitan untuk melihat dari sudut pandang orang lain. Anak dapat mengklasifikasikan objek menggunakan satu ciri, seperti mengumpulkan semua benda merah walau bentuknya berbeda-beda atau mengumpulkan semua benda bulat walau warnanya berbeda-beda.</div><div style="text-align: justify;">Menurut Piaget, tahapan pra-operasional mengikuti tahapan sensorimotor dan muncul antara usia dua sampai enam tahun. Dalam tahapan ini, anak mengembangkan keterampilan berbahasanya. Mereka mulai merepresentasikan benda-benda dengan kata-kata dan gambar. Bagaimanapun, mereka masih menggunakan penalaran intuitif bukan logis. Di permulaan tahapan ini, mereka cenderung egosentris, yaitu, mereka tidak dapat memahami tempatnya di dunia dan bagaimana hal tersebut berhubungan satu sama lain. Mereka kesulitan memahami bagaimana perasaan dari orang di sekitarnya. Tetapi seiring pendewasaan, kemampuan untuk memahami perspektif orang lain semakin baik. Anak memiliki pikiran yang sangat imajinatif di saat ini dan menganggap setiap benda yang tidak hidup pun memiliki perasaan.</div>uswatun hasanahhttp://www.blogger.com/profile/01323476874555814395noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6182959814010691700.post-49293920284171657222011-01-22T09:33:00.000-08:002011-01-22T09:35:09.735-08:00Bab I - Mengembangkan Daya Pikir & Daya Cipta Anak Usia 5-6 Tahun<b>Mengembangkan Daya Pikir &amp; Daya Cipta Anak Usia 5-6 Tahun</b><br /><div style="text-align: center;"><span class="Apple-style-span" style="font-size: x-large;">BAB I</span></div><div style="text-align: center;"><span class="Apple-style-span" style="font-size: large;">PENDAHULUAN</span></div><b>A. Latar Belakang Masalah</b><br /><b><br /></b><br /><div style="text-align: justify;">Dijaman modern seperti sekarang ini, ilmu pendidikan mulai berkembang pesat dan terspesialisasi. Salah satunya adalah pendidikan anak usia dini yang memfokuskan anak pada usia 0-8 tahun. Karakeristik anak usia dini berbeda dengan karakteristik anak pada usia diatasnya. Sehingga stimulasi untuk anak usia dini sangat dibutuhkan agar anak tumbuh dan berkembang dengan maksimal.</div><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhJlrI_L3Yiz59qmKfXYFylYTczFjIOvNS_OylBa6Xt5k_onfEx-6Esw_MCRkM-3dTGdIrSAiFnlzRDRxVgcUE16_8SbeW2yMOooMr92KUmx119Wc7fwz2en5-2_rC16aF9y46MCNCZYBO7/s1600/Mengembangkan+Daya+Pikir+%2526+Daya+Cipta+Anak+Usia+5-6+Tahun+1.jpg" imageanchor="1" style="clear: right; float: right; margin-bottom: 1em; margin-left: 1em;"><img alt="Mengembangkan Daya Pikir &amp; Daya Cipta Anak Usia 5-6 Tahun" border="0" height="150" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhJlrI_L3Yiz59qmKfXYFylYTczFjIOvNS_OylBa6Xt5k_onfEx-6Esw_MCRkM-3dTGdIrSAiFnlzRDRxVgcUE16_8SbeW2yMOooMr92KUmx119Wc7fwz2en5-2_rC16aF9y46MCNCZYBO7/s200/Mengembangkan+Daya+Pikir+%2526+Daya+Cipta+Anak+Usia+5-6+Tahun+1.jpg" title="Mengembangkan Daya Pikir &amp; Daya Cipta Anak Usia 5-6 Tahun" width="200" /></a></div><div style="text-align: justify;">Masa usia dini juga sering disebut masa emas. Karena pada masa ini seluruh aspek perkembangan anak berkembang dengan pesat. Antara lain daya pikir dan daya cipta. Keadaan lingkungan keluarga dan sekolah sangat mendukung perkembangan anak. </div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Ketika anak berusia 5-6 tahun atau sering disebut usia TK, perkembangan daya pikir ditandai dengan hasratnya untuk ingin tahu. Pada usia 5-6 tahun, kemampuan bahasa anak juga sudah berkembang dengan baik, sehingga anak terdorong untuk bertanya. Hal ini memacu perkembangan daya pikirnya.</div><div style="text-align: justify;">Pada kenyataannya guru sering risau ketika muridnya banyak ulah dan banyak bertanya. Guru sering mengabaikan pertanyaan yang diajukan murid dan membatasi ruang gerak anak, sehingga anak merasa terbelenggu dan kreativitasnya kurang berkembang.</div><div style="text-align: justify;">Seharusnya ketika anak bertanya dan mencoba hal baru, seorang guru maupun orang tua memberikan bimbingan terhadap anak. Karena hal ini merupakan proses anak dalam perkembangan daya pikir dan daya cipta.</div><div style="text-align: justify;">Dalam kesempatan ini kami membahas bagaimana cara mengembangkan daya pikir dan daya cipta anak usia 5-6 tahun. Khususnya dilingkungan TK. Untuk selengkapnya akan dibahas dalam bab-bab selanjutnya. </div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"><b>B. Tujuan </b></div><div style="text-align: justify;">1. mengetahui pengertian anak usia dini</div><div style="text-align: justify;">2. mengetahui karakteristik anak usia 5-6 tahun</div><div style="text-align: justify;">3. mengetahui pengertian daya pikir dan daya cipta </div><div style="text-align: justify;">4. mengetahui tujuan dan fungsi pengembangan daya pikir dan daya cipta anak usia 5-6 tahun</div><div style="text-align: justify;">5. mengetahui cara mengembangkan daya pikir dan daya cipta anak usia 5-6 tahun dalam pembelajaran di TK</div>uswatun hasanahhttp://www.blogger.com/profile/01323476874555814395noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6182959814010691700.post-7755913704124381732010-12-09T22:37:00.000-08:002010-12-09T22:37:20.008-08:00Model BCCT ( Beyond Centers and Circle Time) - Strategi Pembelajaran pada Anak Usia Dini<span class="Apple-style-span" style="font-size: large;">Strategi Pembelajaran melalui bermain dengan Model BCCT</span><br /><span class="Apple-style-span" style="font-size: large;"><br /></span><br /><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiUpyczL1AcH4OijkYj1UcxqZ58ngARwTK1A8fyovecTpvokAIkauhyT7ZZ1kZbZwxD14npSzTrAABMmLSA7HEKtBo5QMiqG-lt-mZWgBFFsL2ZctrVRGJjSORetZLscHjd6mozTEWug3bQ/s1600/Bermain_model_BCCT_Beyond_Centers_and_Circle_Time.jpg" imageanchor="1" style="clear: right; float: right; margin-bottom: 1em; margin-left: 1em;"><img alt="Beyond Centers and Circle Time" border="0" height="137" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiUpyczL1AcH4OijkYj1UcxqZ58ngARwTK1A8fyovecTpvokAIkauhyT7ZZ1kZbZwxD14npSzTrAABMmLSA7HEKtBo5QMiqG-lt-mZWgBFFsL2ZctrVRGJjSORetZLscHjd6mozTEWug3bQ/s200/Bermain_model_BCCT_Beyond_Centers_and_Circle_Time.jpg" title="Beyond Centers and Circle Time" width="200" /></a></div><div style="text-align: justify;">Dunia anak adalah dunia bermain, oleh karena itu kegiatan bermain bagi anak harus diterapkan dalam sebuah pembelajaran anak. Dalam model &nbsp;<i>Model BCCT ( Beyond Centers and Circle Time)</i>&nbsp;terdiri dari beberapa langkah sebagai berikut, diantaranya : penataan lingkungan main, penyambutan anak, main pembukaan,transisi 10 menit dan kegiatan inti masing-masing.<br /><a name='more'></a></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Untuk penerapan strategi pembelajaran dengan bermain dapat diterapkan di TPA. Bermain di usia TPA dapat dikategorikan sebagai Bermain bebas dan spontan untuk umur 0-1 tahun dan bermain eksplorasi untuk usia 1-2 tahun. Sebaiknya seorang guru harus memperhatikan langkah-langkah untuk mengajak anak bermain, diantaranya : guru menentukan tujuan dan tema kegiatan bermain, menentukan jenis kegiatan bermain, menentukan tempat dan ruang bermain, menentukan bahan dan peralatan bermain, serta menentukan urutan langkah bermain.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Di KB, anak dapat distimulasi perkembangannya melalui kegiatan bermain yang menyenangkan dan memotivasi anak untuk terus mencoba berlatih dan berkembang. Untuk usia KB jenis kegiatan bermain terbagi menjadi Bermain Konstruktif untuk usia 2-3 tahun dan bermain dengan aturan sederhana untuk usia 3-4 tahun.dengan bermain tersebut seluruh aspek perkembangan anak semakin baik sehingga semakin banyak mainan dan permaianan yang bisa diajak bicara dan orangtua dapat mengajaknya berain dengan aturan sederhana.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Strategi bermain dengan model BCCT ( Beyond Centers and Circle Time) ini tepat untuk digunakan di TK. Anak pada usia ini anak lebih suka bermain dengan teman-temannya sehingga kemampuan sosialnya akan semakin baik. Kegiatan yang sesuai untuk anak TK yaitu kegiatan dengan dimensi perkembangan sosial anak. Di TK strategi pembelajaran melalui bermain dengan model BCCT dapat diterpkan dengan sentra-sentra.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Berdasrkan uraian diatas, maka strategi pembelajaran melalui bernyanyi dengan model BCCT dapat diterapkan di KB (Kelompok Belajar),TPA, dan TK, dengan catatan dalam pemilihan permainan harus memperhatikan tahap perkembangan anak serta tahap kemampuan bermain anak. Dengan demikian, anak dapat terstimulasi dan berkembang secara optimal.</div>uswatun hasanahhttp://www.blogger.com/profile/01323476874555814395noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6182959814010691700.post-30646396027508566362010-12-09T22:21:00.000-08:002010-12-09T22:21:58.175-08:00Model High/Scope - Strategi Pembelajaran pada Anak Usia Dini<span class="Apple-style-span" style="font-size: large;">Strategi Pembelajaran yang Berpusat pada Anak Dengan Model High/Scope</span><br /><span class="Apple-style-span" style="font-size: large;"><br /></span><br /><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhoLfswnx_UXNsV8NVIs3yLZZ8eQyWdGyxWMF3-wBMpwyFrWZVa9nnk2FTtrN5Socu2X_s0N8veubkJbw_B0HLiTNlX06G4KZePoDTfTKraIvbCuHm1LZ5gPufY8fNry2U3D1f4DIfWkNWv/s1600/Strategi_Pembelajaran_pada_Anak_Usia_Dini.jpg" imageanchor="1" style="clear: right; float: right; margin-bottom: 1em; margin-left: 1em;"><img border="0" height="150" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhoLfswnx_UXNsV8NVIs3yLZZ8eQyWdGyxWMF3-wBMpwyFrWZVa9nnk2FTtrN5Socu2X_s0N8veubkJbw_B0HLiTNlX06G4KZePoDTfTKraIvbCuHm1LZ5gPufY8fNry2U3D1f4DIfWkNWv/s200/Strategi_Pembelajaran_pada_Anak_Usia_Dini.jpg" width="200" /></a></div><div style="text-align: justify;">Strategi pembelajaran yang berpusat pada anak memberikan kesempatan kepada anak untuk melakukan sesuai dengan minat dan keinginannya, mulai dari membuat perencanaan (plan), mengerjakan (do), dan melaporkan kembali (review). Pada model High/scope menggunakan active learning, sehingga pembelajarn yang berpusat pada anak cocok dengan pendekatan High/scope. Dimana setiap kegiatan yang akan dilakukan akan menuntut anak untuk menjadi pembelajar yang aktif.</div><a name='more'></a> <br /><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Untuk penerapan pembelajaran di TK dapat menggunakan strategi yang berpusat anak dengan model High/Scope ini, karena dapat mengembangkan seluruh aspek perkembangan anak. Guru hanya memfasilitasi segala keperluan anak. Untuk penerapan strategi pembelajaranyang berpusat pada anak dengan model High/scope untuk KB yaitu di setia komponen kegiatan anak aktif terlibat langsung, menentukan, melakukan langsung tanpa paksaan dari guru. Anak belajar melalui pengalamannya.&nbsp;</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Guru hanya memfasilitasi segala keperluan anak. Strategi ini juga dapat diterapkan di TPA, karena strategi ini menekankan penguatan diri anak dan fasilitas yang disediakan oleh guru akan sangat membantu anak dalam proses pembelajaran sehingga dapat memaksimalkan seluruh aspek perkembangan kemampuan anak. Jadi dapat disimpulkan bahwa strategi pembelajaran yang berpusat pada anak dengan model High/scope dapat diterapkan di TK, KB, dan TPA. </div>uswatun hasanahhttp://www.blogger.com/profile/01323476874555814395noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-6182959814010691700.post-3568896174915575622010-12-09T22:13:00.000-08:002010-12-09T22:14:53.378-08:00Pemilihan Strategi Pembelajaran pada Anak - Strategi Pembelajaran pada Anak Usia Dini<span class="Apple-style-span" style="font-size: large;">Pemilihan Strategi Pembelajaran pada Anak</span><br /><br /><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgpm32FJltGnuwtjBEhrMtHjJomprPMj5zoe5Gwv_sj-VAWTWOjdZI1Uw11Jo7oLyS0OjlJ1CJe-rxRbxQrRGbBN7mlHoeBmoEBqrkJeMkBmFe8pC7-e2NBKziStYwFjEQVpuqb5qvW8Ldo/s1600/Pemilihan_Strategi_Pembelajaran_pada_Anak.jpg" imageanchor="1" style="clear: right; float: right; margin-bottom: 1em; margin-left: 1em;"><img alt="Pemilihan Strategi Pembelajaran pada Anak" border="0" height="150" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgpm32FJltGnuwtjBEhrMtHjJomprPMj5zoe5Gwv_sj-VAWTWOjdZI1Uw11Jo7oLyS0OjlJ1CJe-rxRbxQrRGbBN7mlHoeBmoEBqrkJeMkBmFe8pC7-e2NBKziStYwFjEQVpuqb5qvW8Ldo/s200/Pemilihan_Strategi_Pembelajaran_pada_Anak.jpg" title="Pemilihan Strategi Pembelajaran pada Anak" width="200" /></a></div><div style="text-align: justify;">Strategi pembelajaran adalah pola umum perbuatan guru dan murid dalam mewujudkan kegiatan melalui belajar mengajar. Dalam memilih starategi pembelajaran ada beberapa kriteria yaitu efisiensi, efektifitas, dan keterlibatan peserta didik. Untuk mengetahui strategi yang akan digunakan untuk pembeljaran, sebelumnya seorang guru harus mengetahui karakteristik cara belajar anak sehingga strategi yang akan digunakan tepat untuk perkembangan anak.</div><div style="text-align: justify;"><br /><a name='more'></a><br /></div><div style="text-align: justify;">Strategi-strategi pembelajaran dapat diintegrasikan atau digabungkan dalam keseluruhan proses pembelajaran, sehingga tercipta kegiatan belajar yang lebih bervariasi. Dalam strategi pembelajaran seorang guru menggunkan beberapa metpde pembelajaran, macam-macam metode pembelajaran tersebut ialah :</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">1. berpusat pada anak</div><div style="text-align: justify;">Yang dimaksud dengan pembelajaran yang berpusat pada anak adalah :</div><div style="text-align: justify;">- kegiatan harus tumbuh dari minat dan keinginan anak</div><div style="text-align: justify;">- anak memilih bahan dan memuuskan apa yang ingin di kerjakan</div><div style="text-align: justify;">-Anak mengekspresikan bahan-bahan secara aktif dengan seluruh indranya</div><div style="text-align: justify;">-Anak menemukan sebab akibat melalui pengalaman langsung</div><div style="text-align: justify;">-Anak mentransformasikan dan menggabungkan bahan-bahan</div><div style="text-align: justify;">-Anak menggunakan otot kasarnya </div><div style="text-align: justify;">-Anak menceritakan pengalamannya</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">2.bermain</div><div style="text-align: justify;">Kegiatan bermain ini harus dapat memotivasi anak secara intrinsik, memiliki pengaruh positif, bukan dikerjakan sambil lalu. Fungsi bermain bagi anak adalah untuk menirukan apa yang dilakukan oleh orang dewasa.untuk melakukan peran dalam kehidupan nyata.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">3. bercerita</div><div style="text-align: justify;">Merupakan salah satu metode yang banyak dipergunakan di TK. Merupakan salah satu strategi pembelajaran yang dapat memberikan pengalaman belajar bagi anak dengan membawakan cerita kepada anak secara lisan.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">4. bernyanyi</div><div style="text-align: justify;">Bernyanyi dapat membantu anak untuk mengembangkan daya pikir dan bahasa anak secara lebih menyeluruh.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Melihat uraian diatas maka starategi pembelajaran yang tepat pada anak usia TK adalah pembelajaran yang berpusat pada anak karena anak diberi kesempatan untuk membuat rencana dari kegiatan yang akan mereka lakukan. Anak berhak menentukan sendiri apa yang akan dipelajarinya. Anak juga dapat bereksplorasi dengan lingkungannya. Selain itu, metode ini sudah cocok untuk dengan karakteristik belajar anak. Misalnya, anak belajar melalui bermain, anak membangun sendiri pengetahuannya ketika anak bereksplorasi dengan are yang mereka pilih.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Strategi yang cocok untuk diterapkan di KB adalah bermain dan bernyanyi, karena metode bermain akan mengembangkan seluruh aspek perkembangan anak seperti kognitif, fisik motorik, dan sosial emosional anak. Sedangkan bernyanyi lebih menekankan pada perkembangan bahasa anak. Sedangkan untuk anak TPA strategi yang tepat untuk digunakan adalah metode bermain dimana anak bermain bebas dan spontan, bermain eksplorasi untuk tahap pengenalan lingkungan sekitarnya.</div>uswatun hasanahhttp://www.blogger.com/profile/01323476874555814395noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6182959814010691700.post-1682786158682497622010-12-09T21:42:00.000-08:002010-12-09T21:42:55.721-08:00Prinsip Pembelajaran Remedial untuk Mengatasi Perbedaan Individual Peserta Didik dalam Pembelajaran<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"></div><div style="text-align: justify;"><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjucZklu5u7-ANCHsf8tUs_cchtmpC_om8S1rs36-B9KdjXGrrKx28kPNjFxVmLPVakYYX3dhLlAq-sN6pFZtYN-JFtdOOnPskbloThe0Gu3MZe2t9snCGmjwbL3Pq1wCyTPR_46T88Wtbg/s1600/Pendidikan_Anak_Usia_Dini_Gambar.jpg" imageanchor="1" style="clear: right; float: right; margin-bottom: 1em; margin-left: 1em;"><img border="0" height="180" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjucZklu5u7-ANCHsf8tUs_cchtmpC_om8S1rs36-B9KdjXGrrKx28kPNjFxVmLPVakYYX3dhLlAq-sN6pFZtYN-JFtdOOnPskbloThe0Gu3MZe2t9snCGmjwbL3Pq1wCyTPR_46T88Wtbg/s200/Pendidikan_Anak_Usia_Dini_Gambar.jpg" width="200" /></a></div>Pembelajaran remedial merupakan pemberian perlakuan khusus terhadap peserta didik yang mengalami hambatan dalam kegiatan belajarnya. Hambatan yang terjadi dapat berupa kurangnya pengetahuan dan keterampilan prasyarat atau lambat dalam mecapai kompetensi. Beberapa prinsip yang perlu diperhatikan dalam pembelajaran remedial sesuai dengan sifatnya sebagai pelayanan khusus antara lain:<br /><a name='more'></a></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">• Adaptif Setiap peserta didik memiliki keunikan sendiri-sendiri. Oleh karena itu program pembelajaran remedial hendaknya memungkinkan peserta didik untuk belajar sesuai dengan kecepatan, kesempatan, dan gaya belajar masing-masing. Dengan kata lain, pembelajaran remedial harus mengakomodasi perbedaan individual peserta didik. 2.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">• Interaktif Pembelajaran remedial hendaknya memungkinkan peserta didik untuk secara intensif berinteraksi dengan pendidik dan sumber belajar yang tersedia. Hal ini didasarkan atas pertimbangan bahwa kegiatan belajar peserta didik yang bersifat perbaikan perlu selalu mendapatkan monitoring dan pengawasan agar diketahui kemajuan belajarnya. Jika dijumpai adanya peserta didik yang mengalami kesulitan segera diberikan bantuan. 3.</div><div style="text-align: justify;">• Fleksibilitas dalam Metode Pembelajaran dan Penilaian Sejalan dengan sifat keunikan dan kesulitan belajar peserta didik yang berbeda-beda, maka dalam pembelajaran remedial perlu digunakan berbagai metode mengajar dan metode penilaian yang sesuai dengan karakteristik peserta didik.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">• Pemberian Umpan Balik Sesegera Mungkin Umpan balik berupa informasi yang diberikan kepada peserta didik mengenai kemajuan belajarnya perlu diberikan sesegera mungkin. Umpan balik dapat bersifat korektif maupun konfirmatif. Dengan sesegera mungkin memberikan umpan balik dapat dihindari kekeliruan belajar yang berlarut-larut yang dialami peserta didik. 5.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">• Kesinambungan dan Ketersediaan dalam Pemberian Pelayanan Program pembelajaran reguler dengan pembelajaran remedial merupakan satu kesatuan, dengan demikian program pembelajaran reguler dengan remedial harus berkesinambungan dan programnya selalu tersedia agar setiap saat peserta didik dapat mengaksesnya sesuai dengan kesempatan masing-masing.</div>uswatun hasanahhttp://www.blogger.com/profile/01323476874555814395noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6182959814010691700.post-51211050704662436362010-12-09T21:31:00.000-08:002010-12-09T21:31:53.832-08:00Perbedaan Individual Dan Jenis Kebutuhan Anak Usia Sekolah Dasar - Implikasi Pendidikan dalam Perbedaan Individual<span class="Apple-style-span" style="font-size: large;">Perbedaan Individual Dan Jenis Kebutuhan Anak Usia Sekolah Dasar</span><br /><br />Perbedaan Individual Anak Usia SD <br /><br /><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg929ONe7-KgkaUYDIBeDLQWuBYXYaFEoUc0Qyb09PHIj8pFCY_UDyHvgQX7jqsO8PLBLIWhZS_TluIqNCODkAC9jq6nGcyQoZZ5PboucuAEKnoAPkuaqrOBNmxBiQEesUbjCS8Hr9i2jy7/s1600/Perbedaan+Individual_Dan_Jenis_Kebutuhan_Anak_Usia_Sekolah_Dasar.jpg" imageanchor="1" style="clear: right; float: right; margin-bottom: 1em; margin-left: 1em;"><img alt="Perbedaan Individual Dan Jenis Kebutuhan Anak Usia Sekolah Dasar" border="0" height="128" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg929ONe7-KgkaUYDIBeDLQWuBYXYaFEoUc0Qyb09PHIj8pFCY_UDyHvgQX7jqsO8PLBLIWhZS_TluIqNCODkAC9jq6nGcyQoZZ5PboucuAEKnoAPkuaqrOBNmxBiQEesUbjCS8Hr9i2jy7/s200/Perbedaan+Individual_Dan_Jenis_Kebutuhan_Anak_Usia_Sekolah_Dasar.jpg" title="Perbedaan Individual Dan Jenis Kebutuhan Anak Usia Sekolah Dasar" width="200" /></a></div><br /><div style="text-align: justify;">1. Perbedaan individual seorang anak akan terjadi pada setiap aspek perkembangan anak itu. Aspek perkembangan tersebut di antaranya adalah pada aspek perkembangan fisik, intelektual, moral, maupun aspek kemampuan.</div><a name='more'></a><br /><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">2. Perbedaan pada aspek perkembangan fisik jelas terlihat dari perbedaan bentuk, berat, dan tinggi badan. Selain itu, perbedaan fisik juga dapat diidentifikasi dari segi kesehatan anak. Sedangkan perbedaan pada aspek perkembangan intelektual dapat dilihat sejalan dengan tahapan usia, kemampuan anak pun meningkat. Namun demikian, karena pengaruh berbagai faktor, kemampuan di antara anak-anak tersebut bisa berbeda. Misalnya, si A pada usia 7 tahun sudah bisa membuat suatu karangan yang bersifat aplikasi dari suatu konsep, tetapi si B pada usia yang sama belum bisa melakukan hal yang dilakukan A. </div><div style="text-align: justify;">3. Piaget dan Kohlberg masing-masing mempunyai pandangan tersendiri tentang perbedaan pada aspek perkembangan moral. Piaget mempunyai pandangan bahwa moralitas berkembang pada 2 tahap utama, yaitu tahap hambatan moralitas dan moralitas kerja sama sedangkan Kohlberg melukiskan 3 tingkatan alasan moral, yaitu pra-conventional morality, conventional morality dan post-conventional morality. </div><div style="text-align: justify;">4. Perbedaan kemampuan seorang anak bisa mencakup perbedaan dalam berkomunikasi, bersosialisasi atau perbedaan kemampuan kognitif. Faktor yang menonjol dalam membentuk kemampuan kognitif adalah faktor pembentukan lingkungan alamiah dan yang dibuat. </div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"><b>Jenis-Jenis Kebutuhan Anak Usia SD </b></div><div style="text-align: justify;"><b><br /></b></div><div style="text-align: justify;">1. Istilah “kebutuhan”, “dorongan”, atau “motif” pada kehidupan sehari-hari sering digunakan secara bergantian. Namun demikian, secara konsep ada perbedaan di antaranya. Kebutuhan lebih mengacu pada keadaan di mana seseorang terdorong melakukan sesuatu karena adanya kekurangan pada jaringan-jaringan di dalam dirinya yang lebih bersifat fisiologis. Sedangkan dorongan atau motif merupakan kebutuhan tingkat tinggi yang bersifat psikologis. </div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">2. Banyak ahli di bidangnya melakukan penggolongan terhadap aspek-aspek kebutuhan, dan pada umumnya bisa dikatakan sama intinya. Cole dan Bruce (1959) membagi kebutuhan menjadi 2 golongan yaitu kebutuhan fisiologis dan psikologis. Sedangkan A. Maslow (1954) membagi kebutuhan menjadi 7 tingkatan atau jenjang dari yang mendasar hingga kebutuhan yang paling kompleks. </div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">3. Dalam kaitannya dengan perbedaan individu pada anak usia SD, digunakan penggolongan kebutuhan oleh Lindgren (1980) berupa 4 tingkatan kebutuhan yaitu kebutuhan jasmaniah, perhatian, dan kasih sayang, kebutuhan untuk memiliki dan aktualisasi diri. </div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">4. Hurlock (1978) menyatakan bahwa dalam pemenuhan beberapa kebutuhan anak, disiplin dapat digunakan. Sedangkan DeCecco dan Grawford (1974) mengajukan 4 sikap guru dalam memberikan dan meningkatkan motivasi siswa. </div><br /><b>Sumber Buku Perkembangan Peserta Didik oleh Mulyani Sumantri .</b>uswatun hasanahhttp://www.blogger.com/profile/01323476874555814395noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6182959814010691700.post-30771240818242666122010-12-09T21:16:00.000-08:002010-12-09T21:23:26.807-08:00Implikasi Prinsip Pembelajaran - Implikasi Pendidikan dalam Perbedaan Individual,<span class="Apple-style-span" style="font-size: large;">Implikasi Prinsip Pembelajaran </span><br /><br /><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhzvuwEtTo-wR8qM9FXLs1pPHHKp4p6_xhuyD8jyFbPPEu4AsWWsVgUKZJfxO_CYIpQRhiULM_bk60U-g8qMNoDj7e-r_0wpsMMfOkG5ktIBfc6-SuVmp53hLa7sxie0IsWB6dtRZ-FdMJI/s1600/Pendidikan_Anak_Usia_Dini_02.jpg" imageanchor="1" style="clear: right; float: right; margin-bottom: 1em; margin-left: 1em;"><img alt="Pendidikan Anak Usia Dini" border="0" height="150" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhzvuwEtTo-wR8qM9FXLs1pPHHKp4p6_xhuyD8jyFbPPEu4AsWWsVgUKZJfxO_CYIpQRhiULM_bk60U-g8qMNoDj7e-r_0wpsMMfOkG5ktIBfc6-SuVmp53hLa7sxie0IsWB6dtRZ-FdMJI/s200/Pendidikan_Anak_Usia_Dini_02.jpg" title="Pendidikan Anak Usia Dini" width="200" /></a></div><div style="text-align: justify;">Pengertian pembelajaran dapat diartikan secara khusus, berdasarkan aliran psikologi tertentu. Pengertian pembelajaran menurut aliran-aliran tersebut sebagai berikut: Menurut psikologi daya pembelajaran adalah upaya melatih daya-daya yang ada pada jiwa manusia supaya menjadi lebih tajam atau lebih berfungsi. </div><a name='more'></a><br /><br /><div style="text-align: justify;"><b>Psikologi kognitif</b>, pembelajaran adalah usaha membantu siswa atau anak didik mencapai perubahan struktur kognitif melalui pemahaman. Psikologi humanistik, pembelajaran adalah usaha guru untuk menciptakan suasana yang menyenangkan untuk belajar (enjoy learning), yang membuat siswa dipanggil untuk belajar (Darsono, 2001: 24-25) </div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Adapun prinsip-prinsip belajar yang perlu diperhatikan terutama oleh pendidik ada 8 yaitu: perhatian, dalam pembelajaran guru hendaknya tidak mengabaikan masalah perhatian. Sebelum pembelajaran dimulai guru hendaknya menarik perhatian siswa agar siswa berkonsentrasi dan tertarik pada materi pelajaran yang sedang diajarkan. </div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"><b>Motivasi</b>, Jika perhatian siswa sudah terpusat maka langkah guru selanjutnya memotivasi siswa. Walaupun siswa udah termotivasi dengan kegiatan awal saat guru mengkondisikan agar perhatian siswa terpusat pada materi pelajaran yang sedang berlangsung. Namun guru wajib membangun motivasi sepanjang proses belajar dan pembelajaran berlangsung agar siswa dapa mengikuti pelajaran dengan baik. </div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"><b>Keaktifan siswa</b>, Pembelajaran yang bermakna apabila siswa aktif dalam proses belajar dan pembelajaran. Siswa tidak sekedar menerima dan menelan konsep-konsep yang disampaikan guru, tetapi siswa beraktivitas langsung. Dalam hal ini guru perlu menciptakan situasi yang menimbulkan aktivitas siswa. </div><div style="text-align: justify;">Keterlibatan langsung, pelibatan langsung siswa dalam proses pembelajaran adalah penting. Siswalah yang melakukan kegiatan belajar bukan guru. Supaya siswa banyak terlibat dalam proses pembelajaran, guru hendaknya memilih dan mempersiapkan kegiatan-kegiatan sesuai dengan tujuan pembelajaran. </div><div style="text-align: justify;">Pengulangan belajar, Penguasaan meteri oleh siswa tidak bisa berlangsung secara singkat. Siswa perlu melakukan pengulangan-pengulangan supaya meteri yang dipelajari tetap ingat. Oleh karena itu guru harus melakukan sesuatu yang membuat siswa melakukan pengulangan belajar. </div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"><b>Materi pelajaran yang merangsang dan menantang</b>, kadang siswa merasa bosan dan tidak tertarik dengan materi yang sedang diajarkan. Untuk menghindari gejala yang seperti ini guru harus memilih dan mengorganisir materi sedemikikan rupa sehingga merangsang dan menantang siswa untuk mempelajarinya. </div><div style="text-align: justify;">Balikan atau penguatan kepada siswa, penguatan atau reinforcement mempunyai efek yang besar jika sering diberikan kepada siswa. Setiap keberhasilan siswa sekecil apapun, hendaknya ditanggapi dengan memberikan penghargaan.<br /><br /><span lang="SV" style="font-family: 'Times New Roman'; font-size: 12pt;"><b>Aspek-aspek psikologi lain</b>, setiap siswa memiliki karakteristik yang berbeda. Perbedaan individu baik secara fisik maupun secara psikis akan mempengaruhi cara belajar siswa tersebut, sehingga guru perlu memperhatikan cara pembelajaran yang diberikan kepada siswa tersebut misalnya, mengatur tempat duduk, mengatur jadwal pelajaran , dll.&nbsp;</span></div>uswatun hasanahhttp://www.blogger.com/profile/01323476874555814395noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6182959814010691700.post-29099512078829078502010-12-09T21:07:00.000-08:002010-12-09T21:08:18.966-08:00Pendidikan, Pembelajaran, Pengajaran, dan Implikasinya - Implikasi Pendidikan dalam Perbedaan Individual<span class="Apple-style-span" style="font-size: large;">Pendidikan, Pembelajaran, Pengajaran, dan Implikasinya</span><br /><br /><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiMZm5JUnJ3nlpO1UJXssg6VkW1ZyYHqVgjg1YF8FyVyVeGaY-22eHL-n2FhzwpkLeHt6IICtj2_aKSfcYMJaCXFiqIoP5jUcgnpgJPOvODpSw_tnh-VQ2O7Cn7Y0r91srlWponYehe-McG/s1600/Pendidikan_Anak_Usia_Dini_01.jpg" imageanchor="1" style="clear: right; float: right; margin-bottom: 1em; margin-left: 1em;"><img alt="Pendidikan Anak Usia Dini" border="0" height="150" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiMZm5JUnJ3nlpO1UJXssg6VkW1ZyYHqVgjg1YF8FyVyVeGaY-22eHL-n2FhzwpkLeHt6IICtj2_aKSfcYMJaCXFiqIoP5jUcgnpgJPOvODpSw_tnh-VQ2O7Cn7Y0r91srlWponYehe-McG/s200/Pendidikan_Anak_Usia_Dini_01.jpg" title="Pendidikan Anak Usia Dini" width="200" /></a></div><div style="text-align: justify;">Pendidikan adalah suatu proses dalam rangka mempengaruhi siswa agar dapat menyesuaikan diri sebaik mungkin terhadap lingkungannya dengan demikiann akan menimbulkan perubahan dalam dirinya yang memungkinkan untuk berfungsi secara adekuat dalam kehidupan masyarakat (Hamalik, 2004: 79). </div><div style="text-align: justify;"><br /><a name='more'></a><br /></div><div style="text-align: justify;">Pendidikan juga diartikan sebagai upaya manusia secara historis turun-temurun, yang merasa dirinya terpanggil untuk mencari kebenaran atau kesempurnaan hidup (Salim, 2004:32). </div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Menurut Undang-Undang Sisdiknas nomor 20 tahun 2003 pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat bangsa dan negara. </div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Pembelajaran adalah usaha sadar guru untuk membantu siswa atau anak didik, agar mereka dapat belajar sesuai dengan kebutuhan dan minatnya. </div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Pengajaran adalah kegiatan yang dilakukan guru dalam menyampaikan pengetahuan kepada siswa. Pengajaran juga diartikan sebagi interaksi belajar dan mengajar. Pengajaran berlangsung sebagai suatu proses yang saling mempengaruhi antara guru dan siswa. </div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Antara pendidikan, pembelajaran dan pengajaran saling terkait. Pendidikan akan dapat mencapai tujuan jika pembelajaran bermakna dengan pengajaran yang tepat. Sebaliknya pendidikan tidak akan mencapi tujuan jika pembelajaran tidak bermakna dengan pengajaran yang tidak tepat. </div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Brunner mengemukakan bahwa teori pembelajaran adalah preskriptif dan teori belajar adalah deskriptif. Prespektif karena tujuan teori pembelajaran adalah menetapkan metode pembelajaran yang optimal. Dan deskriptif karena tujuan utama teori belajar adalah memerikan proses belajar. Teori belajar menaruh perhatian pada hubungan di antara variabel-variabel yang menentukan hasil belajar, atau bagaimana seseorang belajar. Sedangkan teori pembelajaran menaruh perhatian bagaimana seseorang mempengaruhi orang lain agar terjadi hal belajar, atau upaya mengontrol variabel dalam teori belajar agar dapat memudahkan belajar. </div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Teori pembelajaran harus memasukkan variabel metode pembelajaran. Jika tidak, teori ini bukanlah teori pembelajaran. Ini penting sekali sebab banyak terjadi apa yang dianggap sebagai teori pembelajaran yang sebenarnya adalah teori. Teori pembelajaran selalu menyebutkan metode pembelajaran, sedangkan teori belajar sama sekali tidak berurusan dengan metode pembelajaran. </div>uswatun hasanahhttp://www.blogger.com/profile/01323476874555814395noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6182959814010691700.post-59787374008901620352010-10-03T08:19:00.000-07:002010-12-09T20:47:41.586-08:00Pendidikan Nilai Untuk Anak Usia DiniA. NILAI-NILAI NURANI ( VALUES OF BEING )<br /><br /><br />1. KEJUJURAN<br />Kejujuran dapat ditujukan kepada oranglain, terhadap lembaga, masyarakat, diri sendiri, kekuatan dan percaya diri yang timbul dari dalam karena tidak ada yang harus disembunyikan.<br />Untuk mengajarkan anak-anak berilaku jujur sungguh sebuah tantangan, karena pada kenyataanya di dalam dunia mereka banyak contoh tentang ketidak kejujuran. Cara yang paling tepat untuk menanamkan kejujuran pada ialah :<br /><br /><a name='more'></a><br /><br />Metode bagi anak PraSekolah ;<br /><br /> Keteladanan<br /> Menanggapi perilaku anak<br /> Bersikap sejujurnya kepada anak-anak, jawab dengan sejujurnya dan tulus setiap pertanyaanya kecuali pertanyaan yang terlewat batas<br /> Beri pujian dan kesempatan untuk “mengulang” untuk berkata benar<br /> Tunjukkan kepada anak hubungan sebab-akibat antara sikap jujur dan sikap tidak jujur<br /> Melalui permainan peragaan, melatih anak dengan fakta-fakta alami yang sederhana lalu maju ke hal-hal yang berkaitan dengan perilaku<br /> Beri pujian secara terbuka<br /> Memberikan permainan tentang kejujuran perasaan<br /> Berikan perjanjian untuk berlaku jujur<br /> Berikan penghargaan atas kejujuran dengan pengorbanan<br />Demikian metode untuk menanamkan nilai kejujuran kepada anak usia prasekolah dan usia sekolah dasar. Hal itu sangat penting karena pada usia dini merupakan dasar untuk keberlangsungan hidup selanjutnya hingga dewasa.<br />Metode bagi usia Sekolah dasar :<br /> Permainan sebab-akibat<br /> Perjanjian untuk berlaku jujur<br /><br /> Penghargaan atas kejujuran dan pengorbanan<br /> Permainan pantomim<br /><br />Metode untuk Remaja :<br /> Menganalisis macam-macam ketidakjujuran<br /> Berbincang tentang macam-macam ketidak jujuran<br /> Kata berlawanan: mana yang membantu? Mana yang merugikan?<br /> Ceritakan masalah anda sendiri dalam hal bersikap jujur<br /> Permainan skenario<br /><br />2. KEBERANIAN<br />Berani mencoba hal-hal yang baik meskipun sulit. Berani menentang arus mayoritas yang menuju kearah salah: berani berkata tidak terhadap ajakan untuk berbuat salah. Berani mengikuti kata hati yang baik kendati tersisih dan tersiksa karenanya. Berani bersikap ramah dan bersahabat. Anak-anak dapat belajar tentang keberanian melalui cerita, permainan, sandiwara, dan diskusi, tetapi mereka juga dapat belajar memiliknya dan mempraktekkanya hanya melalui teladan-teladan orang tuanya/guru.<br />Mengajarkan nilai keberanian kepada anak bagi usia prasekolah dapat dilakukan dengan metode, sebagai berikut:<br /> Menghargai usaha anak dengan cara memberi ganjaran betapa pun kecilnya dengan pemberian pujian atas keberanianya mencoba<br /> Memberi contoh sikap berani, dengan menceritakan kesulitan-kesulitan kepada anak untuk menggambarkan bahwa orang dewasa juga menemukan kesulitan dan tunjukkan usaha memecahkan kesulitan hingga pada akhirnya berhasil<br /> Jelaskan perbedaan antara keberanian dan kekasaran, serta antara kurang berani dan pemalu<br /> Bantu anak-anak memahami apa saja yang mendukung keberanian baik itu persiapan dan keyakinan atau kepercayaan.<br /> Ajarilah bertatap mata dengan orang yang mengajak bicara. Terangkan bahwa orang merasa berani karena tidak mempunyai sesuatu yang disembunyikan dan bila kita menatap lawan bicara kita, itu sama dengan mengatakan “saya percaya kepadamu dan kamu dapat mempercayai saya.”, sehingga anak belajar bersikap dapat menghindarkan kita dari rasa takut ketika bertanya atau memulai percakapan.<br /><br />Metode bagi usia Sekolah Dasar:<br /> Penghargaan bagi pembela kebenaran<br /> Permainan merah, jingga dan kuning<br /> “apa prestasi terbaik saya?”<br /> Sulit dan baik: hubungan antara keduanya.<br /><br />Metode bagi Remaja:<br /> Keberanian dan lawanya: membantu atau merugikan<br /> Keputusan untuk masa depan<br /> Beranikan untuk mencoba hal-hal baru<br /> Membuat daftar tentang cara sehari-hari untuk menunjukkan keberanian<br /> Jangan lewatkan saat anak bersikap berani dan beri mereka pujian<br /><br />Sebagai oarangtua atau guru tidak dapat memaksakan keberanian kepada anak-anak, juga tidak dapat memberikan keberanian kepada mereka. Mereka harus menemukanya sendiri dan dalam diri mereka. Sebagai orngtua hanya dapat membantu proses ini melalui diskusi tentang keberanian, dengan bersikap peduli kita mereka menunjukkan keberanian, dan memuji mereka saat itu terjadi.<br /><br />3. CINTA DAMAI<br />Merupakan sikap yang tenang dan sabar. Kecenderungan untuk berusaha menerima pendapat oranglain alih-alaih membantah atau menantangnya. Memahami bahwa perbedaan jarang terselesaikan melalui konflik, serta bahwa sikap keras kepala kepada orang menunjukkan bahwa ia mempunyai masalah atau merasa tidak aman dan karena itu mengharapkan pengertian. Kesediaan memahami perasaan oranglain alih-alih lekas bereaksi. Cintai damai juga diartikan sebagai pengendalian emosi.<br />Kesabaran dan cinta damai disebut nilai karena berakibat baik bagi oranglain dan diri sendiri sehingga dapat merasa lebih baik dan berfungsi lebih baik. Selain disebut nilai, kesabaran dan cinta damai adalah kualitas-kualitas yang dapat menular.<br />Berikut ialah langkah menanamkan nilai cinta damai kepada anak khususnya usia pra sekolah :<br /> Menciptakan suasana yang damai dalam rumah<br /> Susun contoh dan mengajak anak-anak membuat niat untuk bersikap tenang. Dengan menunjukkan praktek dan manfaat dari sikap cinta damai dan tenang.<br /> “Kursi Penenangan” dan “Bangku Pertobatan”. Yakni dengan mengkombinasikan hukuman untuk emosi yang tidak terkendali dan perilaku yang merugikan orang lain dengan suatu cara untuk untuk upaya perbaikan diri.<br /> Perlombaan kesabaran. Ini cara untuk mengembangkan kebiasaan atau keterampilan. Untuk bersikap cinta damai, tenag dan sabar.<br /> Permainan majalah. Ini membantu anak untuk menyadari bahwa marah atau sedih ialah wajar bagaimana orang boleh merasa bahagia, tetapai yang tidak boleh adalah menyakiti oranglain atau diri sendiri karena aperasaan kita.<br /> Penjelasan tentang marah. Berikan gambaran bahwa marah itu berbahaya dan merugikan<br /> Berhitung sampai sepuluh. Akan membantu anak mempelajari sebuah metode praktis untuk mengendalikan emosi mereka. Karena pada usia prasekolah anak senang belajar angka dan berhitung sampai sepuluh, dan terangkan pula mengapa mereka harus belajar berhitung.<br /> Permainan keselarasan nada sederhana. Dapat membantu anak prasekolah yang sudah agak besar menangkap gagasan tentang keslarasan atau harmoni.<br /><br />Metode bagi Sekolah Dasar:<br /> Penghargaan atas sikap cinta damai<br /> Konsep “ perlu dua orang untuk bertengkar”<br /> Permainan warna<br /> Menghafal<br />Metode bagi remaja:<br /> Diskusi tentang marah<br /> Cerita dan diskusi tentang teori “menang-menang”<br /> Saling mengungkapkan cara untuk menjadi sabar<br /> Terangkan secara terbuka tetapi wajar, tentang pengaruh pubertas, hormone dan sebagainya<br /><br />4. KEANDALAN DIRI DAN POTENSI<br />Merupakan individualitas, kesadaran atas bakat dsn keunikan serta perkembanganya. Sikap bertanggung jawab atas perbutsn sendiri. Mengatasi kecenderungan menyalahkan oranglain ketika mengalami kesulitan. Percaya kepada kemampuan diri.<br />Nilai ini berkaitan dengan usaha untuk mengenal diri sendiri, untuk berbuat yang terbaik, dan untuk menerima konsekuensi baik atas siapa kita maupun ats apa yang kita perbuat. Satu cara untuk membayangkankeandalan diri dan potensi adalah dengan menganggap keduaya sisi pada mata uang yang sama. Keandalan diri banyak berhubungan dengan menanggung kesalahan.<br />Menanamkan nilai keandalan diri dan potensi pada anak dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut:<br /> Gunakan diri sendiri sebagai model dan contoh. Manfaatkan setiap kesempatan untuk memperlihatkan bagaimana selalu berusaha untuk menjadi lebih baik.<br /> Memperhatikan anak-anak. usahakan mengetahui kelebihan anak dan Bantu mereka untuk mengembangkan indivividualitas mereka yang unik.<br /> Pujian. Perhatian positif yang diberikan kepada anak dpat membangun rasa percaya diri dan ini diperlukan untuk mendapatkan keandalan diri (self-relience).<br /> “bangku pertobatan”. Metode ini membantu anak bertanggung jawab atas perbuatan mereka sendiri dan menghindarkan dari menyalahkan oranglain. Ini merupakan tekhnik untuk mengoreksi setiap bentuk pertikaian.<br /> Akibat wajar hukuman dan ganjaran.anak akan mengerti bahwa perbuatan mereka dapat menghasilkan akibat-akibat baik atau akibat-akibat buruk.<br /><br /> Beri anak-anak kesempatan untuk melakukan dan memutuskan sesuatu sendiri. Ini akan membantu anak untuk menyemaikan benih-benih keandalan diri dan percaya diri.<br />Contoh :- biarkan anak mengenakan pakaian sendiri<br />- anak melaksanakn pekerjaan sederhana <br />- biarkan anak memutuskan kemeja mana yang akan dipakai <br />- bebaskan ia memilih mau naik kendaraan apa<br /> Memecahkan rekor sendiri. <br /> Pujilah kreativitas mereka dan dorong individualitas serta orisinalitas mereka.<br /> Permainan yang menuntut sportivitas. Permainan ini membantu mengajarkan prinsip-prinsip sportivitas dan sikap tidak mudah menyalahkan oranglain.perkenalkan pula istilah sportif, ternagkan bahwa orang yang sportif dalah orang yang tidak sombong waktu menang dan tidak menyalahkan oranglain ketika kalah.<br /><br />Metode bagi anak Sekolah Dasar:<br /> Beri anak inisiatif tapi jangan diambil lagi<br /> Penghargaan atas inisiatif<br /> Membiarkan anak membeli pakaian sendiri<br /> Menajdi konsultan alih-alih manager<br /> Menghafal<br /> Mengutamkan sportifitas<br /><br />Metode bagi remaja :<br /> Daftar kelebihan dan masalah<br /> Diskusi tentang politik<br /> Dampingi remaja yang terlambat “matang”<br /> Hindarkan perlindungan berlebihan<br /><br /><br />5. DISIPLIN DIRI DAN TAHU BATAS<br />Disiplin diri banyak maknanya, diantaranya:<br />- sanggup menggerakkan dan mengatur diri serta waktu sendiri<br />- sanggup mengendalikan emosi sendiri<br />-sanggup mengendalikan nafsu sendiri( tahu batas)<br />Disiplin dapat menjauhkan dari kemalasan atau berbuat terlalu sedikit sedangkan tahu batas menjauhkan dari mencoba sesuatu secara berlebihan. Disiplin dan tahu batas merupakan nilai yang penting dan universal karena keberadaanya menguntungkan diri sendiri dan oranglain sedangkan ketidakberadaanya mau tidak mau menimbulkan kerugian jangka pendek atau jangka panjang.<br /><br />Pada anak usia prasekolah dapat diajarkan nilai ini dengan cara :<br /> Mengajar melalui teladan<br /> Berhitung samapai sepuluh<br /> Membuat jadwal keluarga dan anak disuruh untuk menaatinya<br /> Gunakn istilah disiplin dan tahu batas lebih sering dari biasanya<br /> Membuat “kontrak” dengan anak<br /> Bekerja sebelum bermain<br /> Tetapkan waktu berangkat tidur dan waktu bangun<br /> Sistem papan colok<br /> Permainan ‘terlalu banyak”. Permainan ini kan mengajak anak kecil berpikir tentang konsep tahu batas dan manfaatnya.<br /><br />Metode sekolah dasar :<br /> Penghargaan bekerja sebelum bermwin<br /> Ganjaran yang ditunda<br /> Bank keluarga<br /> Manghafal<br /> Pelajran musik<br /> Mengajarkan cara menetapkan sasaran dan mencapainya<br /> Pujian<br /><br />Metode bagi remaja:<br /> Puasa<br /> Bangun pagi<br /> Belajar membuat keputusan masa dpena<br /> Kesepakatan atas kebijakan tentang disiplin<br /> Perkenalkan sistem perencanaan yang sederhana<br /><br />6. KEMURNIAN DAN KESUCIAN<br />Merupakan kesadaran untuk menjaga nilai kesucian sebelum dan sesudah perkawinan. Dua alasan penting tentang mengapa harus orangtua mengajarkan seksualitas dan moralitas seksual kepada anak, adalah:<br />a) Orangtua dapat mengajari anak dalam suasana yang hangat dan akrab, bebas dari nada yang steril dan akademis seperti disekolah, atau konotasi konyol dan jorok seperti dalam pembicaraan santai dengan teman sebaya.<br />b) Bila orangtua yang mengajari anak, sifat seks yang pribadi dan akrab dapat menciptakan saling percaya dan terjalinya hubungan emosional antara orang tua dan anak.<br /><br />Metode bagi anak Pra Sekolah :<br /> Kenalkan mereka dengan bagian-bagian tubuh dan fungsi masing-masing, menggunakan istilah yang benar. Dengan menunjukkan perbedaan fisik anak laki-laki dan anak perempuan agar anak mulai sadar tentang tubuh mereka.<br /> Jawab pertanyaan anak samapi batas tertentu dan Bantu mereka mengantisipasi secara positif jawaban-jawaban lain sesudah delapan tahun<br /> Ajarkan kesopanan dengan contoh dan diskusi. Ini dapat membantu anak anak tidak hanya merasa bangga dengan tubuhnya tetapi juga harus melindunginya.<br /> Jangan pelit dengan pernyataan sayang secara fisik. Ini akan memberi anak rasa aman dan tulus dalam sentuhan fisik dan membantu menghindarkan mereka dari “kelaparan berlebihan” sehingga waktu sudah besar tidak cenderung mencari pemuasan dari teman-teman sebaya.<br /><br />Metode bagai Sekolah Dasar :<br /> Lengkapi pengetahuan dan pemahaman anda sendiri tentang proses reproduksi<br /> Diskusi delapan tahun<br /> Permainan “apa yang dibutuhkan oleh bayi untuk tumbuh “<br /> Diskusi tentang cara fil, televise dan lain sebagainya<br /><br />Metode bagi Remaja:<br /> Perumpamaan adukan semen<br /> Perumpamaan kuda dan tali kekang<br /> Diskusi tentang penyebab bahaya dan pemecahan<br /> Tunda kencan berduaan sampai usia yang cukup<br /> Puaskan dengan kehangatan fisik dalam lingkup keluarga<br /> Permainan kata mana yang menguntungkan mana yang merugikan<br /> Diskusi tentang immoral dan amoral<br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br />B. NILAI-NILAI MEMBERI<br /><br />1. SETIA DAN DAPAT DIPERCAYA<br />Merupakan sikap setia kepada kelurga, pekerjaan, Negara, sekolah, organisasi, serta lembaga lain kepasa siapa kita bertanggung jawab. Dan juga merupakan sikap mendukung, siap melayani, siap membantu, dapat dipercaya dan konsisten dalam melaksanakan janji. Sebelum mengajarkan nilai ini sebagai orangtua harus memilik pedoman sebagai berikut :<br />- tunjukkan bahwa anda juga dapat dipercaya. Usahakan agar anak-anak sadar tentang teladan yang telah diberikan.<br />- berterimakasih kepada anak-anak dan pujilah mereka setiap kali menyaksikan bukti bahwa mereka dapat dipercaya.<br />Kemudian dapat diterapkan metode seperti dibawah ini untuk menanamkan nilai setia dan dapat dipercaya kepada anak, diantaranya :<br /><br />Metode Bagi Anak Prasekolah<br /> Menggunakan kisah si Kaing. Karena dalam kisah ini memperkenalkan kata setia dan dapat dipercaya . kembangkan dan bumbui kisah sederhana ini agar sesuai dengan sasaran kebutuhan anak.<br /> Permainan “Tebak yang Benar”. Permainan ini dapat membantu anak yang baru belajar membaca, memahami, bahkan menggunakan kata setia dan dapat dipercaya<br /> Tradisi keluarga, Motto, Slogan dan sebagainya. Cara ini dapat memberikan rasa aman kepada anak kareba berada dalam keluarga yang kokoh, sehingga membuat mereka dapat merasakan kesetiaan.<br /> Meminta alih-alih menyuruh. Gunakan kata “tolong” dan tunjukkan bahwa anda mengharapkan jawaban “ya”. Karena bila anak dimintai secara tugas maka kecenderungan akan menolak, mengeluh dan membuat-buat alasan.<br /> “Mengulang Lagi”. Beri kesempatan kepada anak untuk menunjukkan bahwa mereka dapa dipercaya.<br /><br />Metode bagi Anak Sekolah Dasar<br /> Permainan Sinonim dan Antonim. Akan membantu anak untuk memahami makna dengan jelas kedua makna itu.<br /> Diskusi tentang kesetiaan sejati dan kesetiaan palsu.ini cara yang baik untuk membantu anak melihat perbedaan antara kesetiaan sejati dan kesetiaan palsu<br /> Teknik bercerita.ini dapat membantu anak merasakan sendiri situasi dimana sifat setia dan ddapat dipercaya dipegang dengan teguh.<br /> Perumpamaan membangun gedung. Membantu anak mengeri bahwa mengerjakan bagianya sama dengan kesetiaan.<br /> Penghargaan untuk yang setia dan dapat dipercaya. Berusahalah memperhatikan anak-anak yang terbukti setia dan dapat dipercaya. Adakan penghargaan untuk ini. Seperti biasa, pilih waktu yang paling memungkinkan semua anggota keluarga berkumpul.<br /> Ganjaran yang beragam. Anak-anak perlu mendapatkan gambaran bila menunjukkan perilaku dapat dipercaya, tetapi ganjaran itu harus lebih bila mereka berbuat denikian tanpa harus diingatkan.<br /><br />Metode bagi Remaja<br /> Diskusi tiga babak. Ini akan memperluas wawasan remaja dan membangun kebutuhsn mereka akan sikap dapat dipercaya dan setia.<br /> Membuat daftar. Anak-anak akan menegaskan kepada siapa mereka akan setia dan dalam hal apa mereka akan dapat dipercaya. Temani anak-anak menyusun sebuah daftar untuk kestiaan (anggota keluarga, sekolah, Tuhan, sahabat) serta daftar dalam hal apa mereka harus dapat dipercaya.<br /> Efek Berantai. Dapat membantu remaja melihat dampak meluas yang dapat timbul akibat sifat tidak dapat dipercaya.<br /> Diskusi tentang persahabatan sejati. Tanyakan kepada anak remajakualitas yang bagaimanakh yang paling penting harus dimiliki teman-temanya. Tantang mereka untuk memikirkan hal-hal lain yang lebih penting dari pada sifat setia dan dapat dipercaya.<br /><br /><br />2. HORMAT<br />Yang penting dan mendasar untuk niali hormat adalah buktikan oleh diri sendiri (self-efident). Hormat adalah dasar (dan sering menjadi penggerak) untuk beberapa nilai dasar lain. Anak-anak yang belajar menerapkan dan memahami prinsip ini akan menjadi anggota masyarakat, teman, dan pemimpin yang lebih baik.<br /><br />Metode bagi anak Prasekolah<br /> Permainan defisi.gunakan permainan kata ini untuk memasukkan kata hormat kedalam perbendaharaan kata anak-anak sehingga mereka dapat menggunakan kata tersebut dalam percakapan. Katakana kepada anak-anak bahwa hormat berarti bersikap baik, berbicara baik, dan penuh perhatian.<br /> Permainan peran. Permainan ini membantu anak mengerti mengapa orang harus menunjukkan sikap hormat. <br /> Bagan untuk tanda merah dan tanda hitam. Latihan ini dapat membantu anak mengetahui dan menghitung berapa kali mereka bersikap hormat dan tidak hormat.<br /><br />Metode bagi Anak Sekolah Dasar<br /> Mengembangkan permainan definisi. Ini membantu anak melihat bahwa sikap tidak hormat merugikan seseorang. <br /> Tabel tentang “Siapa dan Bagaimana”. Ini membantu anak membuat niat yang terencana untuk bersikap hormat. Buatlah sebuah tabel, mintalah anak agar mengisi kolom sebelah kiri dengan siapa dan apa saja yang perlu dihormati<br /> Pemilihan tradisi keluarga untuk kesopanan.<br /> “yang bukan tradisi keluarga” menentukan hal yang tabu. Ini akan memusatkan perhatian keluarga pada kesepakatan untuk menghindari sikap-sikap yang tidak hormat.<br /> Cerita tokoh yang menghormati isterinya. Cobalah memberi anak-anak contoh yang mengesankan dan mudah diingat tentang sikap hormat.<br /><br /><br /><br />Metode bagi remaja<br /> Diskusi: “mengapa harus hormat, mengapa harus ada tatakrama?”. Ajak anak-anak yang sudah agak besar berpikir tentang alasan-alasan praktis sekitar kebiasaan bersikap sopan.<br /> Diskusi tentang penerapan tata krama masa kecil. Bantu remaja mengerti bahwa tata karma dan pelajaran-pelajaran sederhana tentang sikap hormat yang mereka dapatkan semasa kanak-knak tetap berlaku sampai mereka dewasa.<br /> Daftar umpatan. Tunjukkan kerugian dan berbahaya berbicara negative kepada tentang diri sendiri. Ini dalam ranngka mengajrkan hormat kepada diri sendiri.<br /> Studi kasus<br /> Permainan “apa akibatnya nanti?”. Permainan ini dapat membantu remaja dan anak sekolah dasar yang sudah agak besar untuk melikaht ganjaran-ganjaran dari sikap hormat serta dampak-dampak buruk sikap kebalikanya.<br /><br />3. CINTA, KASIH, SAYANG<br />Prinsip dari nilai conta, kasih, ayang ini adalah tidak boleh hanya mencintai orang yang melayani kita. Cinta mereka, tergantung dari cara memberikanya, dapat mengotori kita, atau mengancam kita, atau bahkan membuat kita marah. Akan tetapi cinta yang tanpa syarat, yang penuh pengertian dan penerimaan membuat kita merasa hangat, tanpa beban, dan memotivasi kita untuk membalas. Kita mungkin tidak harus menyayangi mereka yang melayani kita, tetapi kita akan mencintai mereka yang kita layani. Jadi semua metode yang akan dibahas dalam bab ini adalah untuk memberikan kepada anak-anak cinta tanpa syarat serta kesempatan mereka untuk melayani.<br /><br />Metode Bagi anak Prasekolah :<br /> Pelayanan di rumah. Salah satu mengajarkan cinta kasih kepada anak adalah memalui pelayanan. Jika diberi petunjuk secara tepat, bahkab anak tiga tahun pun dapat membantu menata meja makan, membereskan mainan sendiri, merapikan tempat tidur, atau apa saja meskipun jauh lebih mudah bila orangtua mengerjakan sendiri. Jika pelaksanaan tugas ini didahului dengan pernyataan dari orangtua tentang betapa bahagia bila anak-anak membantu , sehingga anak akan mengalami kegembiraan.<br /> Pelayanan secara rahasia. Ini dapat membantu anak mengecap nikmatnya memberi secara rahasia. Bersama anak merencanakan berbuat sesuatu kepada seseorang secar diam-diam. Contoh : menyediakan sarapan untuk ayah atau kakak waktu mereka sedang mandi: berbagi makanan kecil dengan tetangga sebelah tanpa memberitahukan siapa pengirimnya: mengirimkan paket kepada kakek tanpa alamat pengirim.<br /> Cerita pengantar tidur. Bercerita adalah salah satu cara yang baik untuk menggambarkan cinta yang tanpa syarat dan membantu anak-anak memisahkan ketidaksukaan kepada mereka. <br /><br />Metode bagi Anak Sekolah Dasar :<br /> Bertanggung jawab atas adik kecil. Yaitu dengan cara memberi penghormatan dan tanggung jawab untuk membantu serta melayani adik mereka.<br /> Hewan kesayangan. Hewan ini memungkinkan anak belajar tentang kasih sayang akan tetapi kasih sayang, sifat dapat dipercaya, dan tanggung jawab dapat diajarkan dengan mengajari anak menyanyang hewan mereka.<br /> Menunjukkan sayang secara fisik. Pernyataan sayang meskipun sekilas sebelum mereka bermain dengan teman-teman akan menambahkan rasa aman dalam diri mereka.<br /><br />Metode bagi Remaja :<br /> Buat contoh tentang Toleransi. Ajari anak-anak menerima oranglain yang berbeda dari mereka dengan bersikap toleran terhadap gaya hidup oranglain itu.<br /> Perlombaan menolong dan penghargaan pelayanan.<br /> Keterlibatan dalam organisasi sosial. Ini dapat mengajarkan cinta kepada diri sendiri dan kepada sesame<br /> Studi kasus. Ini dapat membantu remaja yang udaha besar untuk menyadari bahwa cinta kadang menuntut pengambilan keputusan yang tidak mudah.<br /> Katakan bahwa anda mencintai mereka biasakanlah mengatakan “kami sayang kamu”<br /><br />4. PEKA DAN TIDAK EGOIS<br />Ada anak yang mempunyai bakat alam untuk bersifat peduli dan peka. Namun ini jarang sekali. Kebanyakan anak terutama menginjak waktu remaja biasanya mempunyai dunia yang terpusat pada diri sendiri. Untuk itu bagaimana mengajarkan anak agar memiliki sifat peduli dan peka terhadap sesama.<br /><br />Metode bagi anak Prasekolah :<br /> Bergilir dan batas waktu. Bantu anak-anak melihat betapa mereka dapat membuat oranglain bahagia bila mau berbagi dengan anak-anak lainya. Pujilah mereka betapa pun remehnya sikap berbagi yang ditunjukkan.<br /> Hadiah Hari Raya. Beri anak-anak kenangan dari sikap peduli dan perbuatan membantu anak lain yang sangat membutuhkn.<br /> Permainan peran. Mengajak anak-anak mempraktekan sikap empati kepada seseorang yang belum pernah mereka kenal atau mereka ajak bicara.<br /> “ bagaimana perasaanmu?”. Ini dapat membantu anakanak untuk lebih sadar tentang perasaan mereka serta perasaan oranglain. Gunakan kata perasaan sesering mungkin. “bagaimana perasaanmu tentang…” atau merasa…” dorong juga anak-anak agar menggunakan kata itu sesering mungkin. Berbincanglah tentang perasaan setiap kali ada kesempatan.<br /> Obrolan menjelang tidur. Suasana yang santai dapat sangat melancarkan diskusi tentang perasaan. Mulailah dengan duduk di tepi pembaringan seorang anak lalu bercerita tentang perasaan anak sehubungan dengan berbagai hal selama sehari.<br /><br />Metode bagi anak Sekolah Dasar:<br /> penghargaan atas sikap Empati. Penghargaan ini dimaksudkan untuk memberikan pujian yang nyata dan terasa lebih lama. <br /> Menghafal. Ini cara yang efektif untuk menanamkan, dengan jelas dan langgeng, konsep kepedulian dan kepekaan pada benak anak-anak usia Sekolah Dasar.<br /> Permainan memperhatikan sesuatu. Permainan ini melatih anak untuk lebih melihat ke luar diri sendiri. Lakukan kebiasaan ini ketika sedang piknik atau pergi ke suatu tempat yang asing bersama anak-anak.<br /> Permainan memperhatikan Hidung. Permainan ini akan lebih meningkat lagi kesadaran anak-anak terhadap oranglain.<br /> Permainan memperhatikan kebutuhan oranglain. Ini dapat membantu anak-anak menggunakan ketrampilan melihat dan mendengar mereka untuk mencari kesempatan melayani oranglain. Katakana kepada anak-anak bahwa permainan ini merupakan pengembangan permainan memperhatikan hidung. Terangkan bahwa kebutuhan jauh lebih sulit terlihat daripada untuk melihat hidung.<br /> Permainan sahabat rahasia. Membantu anak mengalihkan perhatian kepada seseorang anggota kelurga dan merasakan puasnya berbuat sesuatu bagi seseorang secara rahasia.<br /> Permainan kata “masalah siapa?”.ini akan membantu anak-anak tidak terlalu mudah membalas perbuatan kasar anak lain dan lebih berhati-hati agar tidak berbuat kasar kepada oranglain.<br /> Mengembangkan kretivitas diri. Kegiatan ini akan membantu anak mengekspresikan perasaan mereka sendiri yang unik dan mengembangkan kreativitas.<br /> Permainan kata sifat. Permainan ini membantu anak mendefinisikn perasaan mereka dan meningkatkan kemampuan mereka menyatakan perasaan tersebut dengan kata-kata.<br /><br />Metode bagi Remaja :<br /> Jurnal dan puisi. Bantu anak-anak mengekspresikan, mendalami dan mengembangkan kepekaan mereka. Usahakan agar anak mempunyai sebuah jurnal atau buku harian.<br /> Pelajaran tantang cermin jendela. Ini dapat membantu anak remaja mengonsepkan dan menghayati perbedaan antara egosentris dan ekstrasentris.<br /> Tiga prioritas harian. Ini dapat membantu remaja menjadi pembuat sasaran yang efektif dan menjamin mereka berpikir ekstrasentris selain egosentris. Bantu anak-anak untuk membiasakan diri meluangkan waktu lima menit untuk menetapkan tiga sasaran sederhana untuk sehari itu.<br /> Permainan mendengarkan dan memahami perasaan. Permainan ini akan membantu mengembangkan ketrampilan mendengarkan dan memahami pada anak-anak. <br /> Puasa makan. Membantu anak mempraktekkan emati secara fisik dan semakin akrab dengan gagasan dasar untuk mencoba menghayati perasaan oranglain.<br /> Menjadi sponsor bagi anak di daerah miskin. Ini memberi anak peluang untuk melayani oranglain yang sanngat tidak beruntung mereka akan sangat jauh dari mereka, memberi itu suatu nikmat bila orang yang kita beri tidak mempunyai cara untuk membalas.<br /><br />5. BAIK HATI DAN RAMAH<br />Sifat baik hati dan ramah yang bersahaja adalah nilai manusiawi yang penting. Ini melibatkan komponen0komponen nilai lain, seperti dari kepekaan dan tekad dari keberanian, tetapi tetap saja ini berbeda dan merupakan nilai tersendiri. Dalam upaya untuk mengajarkan sifat baik hati dan ramah kepada anak-anak, kita sekali lagi sadar bahwa mereka bukan sebongkah tanah lempung yang dapat kita bentuk sesuka kita.<br /><br />Metode bagi Anak Prasekolah<br /> Kata-kata “sakti”.bangkitkan minat anak untuk menggunakan kata-kata yang sopan. Ceritakan kepada anak-anak kisah tentang orang suku yang dapat mendatngkan keajaiban dengan kata-kata seperti ; sim salabim, abrakadbra, dan sebaginya. Jawab kata sakti itu dengan : maaf, tolong, silakan dll. Kata ini dapat membuat orang tersenyum, merasa senang dan merasa dihargai.<br /> Permainan ikan galak. Sebuah cara yang memudahkan anak menangkap gagasan bahwa keramahan sungguh mampu mengubah sifat dasar orang yang kita hadapi.<br /> Semboyan tentang keramahan. Beri anak-anak semboyan tentang keramahan yang dapat mereka hafalakan dan dapai digunakan sebagai panduan atau pengingat.<br /> Kisah: “pahlawan sejati”. Cerita ini akan membantu anak melihat kenyataan bahwa bersikap ramah dan baik hati lebih baik daripada sikap kasar dan sok kuat.<br /> Tawari anak memilih seseorang yang ingin dibuatnya senang. Ini memberi kesempatan kepada anak-anak untuk merasa senag dari perbuatan memberi.<br /> Permainan perbuatan baik.<br /><br />Metode bagi anak Sekolah Dasar :<br /> Penghargaan Pemecah Kebekuan<br /> Definisikan istilah gentleman<br /> Kontes menatap mata<br /> Menghafal<br /> Kontes mendapatkan teman baru<br /> Perbandingan dengan rangkaian huurf<br /> Ajari anak bagaimana cara menangani kekerasan<br /><br />Metode bagi remaja:<br /> Pesta santap malam<br /> Mengingat nama.ini gagasan yang baik untuk membantumengingat nama-nama orang yang mereka jumpai.<br /> Tersenyum, bertanya, mendengarkan. Jadikab ketiga hal tersebut semboyan dalam keluarga.<br /> Belajar dari sejarah. Sebuah diskusi akan sangat membantu remaja menghayati kesopanan dan tata karma.<br /> Ajarkan kepada remaja bahwa kedewasaan dimulai saat mereka mampu melihat melalui kaca jendela, bukan hanya bayangan diri sendiri. Ini akan membantu remaja menyadari masalah-masalah akibat sifat egois dan pemecahan melalui empati.<br /> Ingatkan remaja bahwa untuk mendapatkan teman, kita harus menjadi teman<br /> Ajarkan kepada mereka bahwa kita dapat dari oranglain, bahkan bila mereka “tampak aneh”<br /><br />6. ADIL DAN MURAH HATI<br />Nilai ini sangat pentingdan sangat erat kaitanya dengan kebahagiaan kita. Anak-anak yang belajar mematuhi hokum, berlaku adil kepada oranglain, bersedia bertaobat dan pemaaf akan sangat mungkin terhindar dari kebencian, kedengkian, dan rasa bersalah selain siksaan mental atu fisik yang terjadi akibat tidak memahami atau tidak menjalani nilai adil dan murah hati.<br /><br />Metode bagi anak Prasekolah :<br /> Permaian giliran. Gagasan tentang keadilan dan kejujuran harus ditanamkan sejak dini. Kata giliran sudah dapat diperkenalkan kepada anak-anak balita.<br /> Lebih ramah waktu bermain bersama. Perlihatkan kepada anak-anak bahwa merka dapat bermain lebih senang dan lebih lama dengan mainan yang mereka inginkan bila mereka bersikap lebih ramah dan bersedia bermain bersama.<br /> Hafalan sederhana. Ini cara yang baik untuk membantu anak prasekolah yang sudah agak besar tetap sadar tentang keharusan berbagi, bersikap peduli dan berlaku adil.<br /> Disiplin. Kepatuhan dan keadilan perlu dikaitkan secara erat dengan cara mendisiplinkan anak-anak.<br /><br />Metode bagi anak Sekolah Dasar:<br /> Menanam tanaman pertanian. Ajarkan hokum yang berlaku di bidang pertanian, ini akan menjadi sebuah perumpamaan dan contoh untuk mengajrkan prinsip keadilan dan sebab-akibat.<br /> Kata-kata bersajak sebagai Tantangan. Dalam bahasa inggris ada sebuah tantangan bersajak “ I dare you to share to care and be fair”. Terangkan arti ini lalu tantang anak-anak untuk menghafalkkan dan melakukanya.ini akan memotivasi anak saling bersikap berani, peduli, adil, dan mau berbagi.<br /> Penghargaan atas keadilan dan kemurahan hati. Beri penghargaan dan pujian kepada anak-anak atas keadilan dan kemurahan hati mereka. Seperti pada pemberian penghargaan-penghargaan yang lain.<br /> Permainan matahari dan awan. Ini akan membantu ank-anak usia SD melihat bahwa mereka dapat membuat diri sendiri bahagia atau sengasara dan ini bergantung pada kesanggupan meminta dan memberi maaf.<br /> Pembandingan : keluarga Barta dan Keluarga Juned. Ini akan merangsang anak menginginkan diadakanya hokum keluarga dan menjalankanya.<br /> Bartukar peran. Ini membantu anak memandang sesuatu dari perspektif orangtua dan orangtua dari anak.<br /> Bahan pewarna dalam air. Dengan meneteskan setitik bahan pewarna ke dalam segelas air kita dapat menerangkan bahwa menyimpan dendan dpat membuat kita merasa susah.<br /><br />Metode bagi remaja :<br /> “kisah-kisah Narnia”. Remaja yang gemar membaca dapat diarahkan untuk membaca kaya-karya sastra yang bersangkutan demgan masalah keadilan dan kemurahan hati.<br /> Kisah: “Olga dan Helga”. Biasakan anak-anak menghadapi danmenyelesaikan masalah alih-alih menghinadari dan mengabaikanya melalui certita tersebut.<br /> Diskusi : “ menerima keadilan, memberi maaf”. Ini akan membantu remaja yang sudah agak besar untuk melihat pentingnya kedua nilai itu serta hubungan antara keduanya.<br /> Kisah tentang selumbar dan balok. Remaja perlu diingatkan bahwa kita biasanya tidak berada dalam posisi yang panyas intuk menghakimi oranglain karena itu alangkah baiknya bila kita mencoba memahami dan memaakan mereka.uswatun hasanahhttp://www.blogger.com/profile/01323476874555814395noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6182959814010691700.post-36913357372864212412010-10-02T01:07:00.000-07:002010-12-09T20:48:30.017-08:00Evaluasi, Pengukuran, dan Penilaian di PAUDPenilaian pendidikan prasekolah (usia dini) dapat diartikan sebagai proses pengambilan keputusan tentang kedudukan program pendidikan prasekolah (usia dini) yang dilaksanakan. Sedangkan secara lengkap batasan dari penilaian pendidikan prasekolah (usia dini) dapat didefinisikan sebagai suatu upaya dan proses memilih, mengumpulkan, serta menafsirkan informasi tentang posisi program maupun anak, baik terkait dengan pertumbuhan, perkembangan, kemajuan, perubahan serta kemampuan yang menjangkau berbagai aspek (bidang pengembangan) melalui cara-cara yang benar, tepat, akurat, terencana dan sistematis pada dimensi proses maupun hasil; sehingga keputusan yang diambil sesuai dengan kriteria yang semestinya, yaitu tidak merugikan, sesuai tujuan dan nilai sebagaimana yang telah ditetapkan.<br /><br /><a name='more'></a><br /><br />Prinsip-prinsip Penilaian sebagai berikut: <br />1) berbasis/orientasi/fokus pada perkembangan. <br />2) menyeluruh/komprehenship.<br />3) mendidik/edukatif.<br />4) berkesinambungan.<br />5) obyektif.<br />6) kebermaknaan.<br />7) alat dan caranya sahih (valid) dan terpercaya/ handal (reliable).<br />8) penilaian harus dikaitkan dan sesuai dengan program. <br />9) hasil penilaian harus dimanfaatkan untuk kepentingan anak, <br />10) penilaian harus mengakui perbedaan individual anak baik kemampuan maupun tipe belajarnya, <br />11) Penilaian harus mencakup seluruh aspek perkembangan anak (fisik, sosial, emosi, kognitif, bahasa, dan motorik), <br />12) penilaian melibatkan observasi yang teratur dan periodik dari anak dalam berbagai keadaan yang menggambarkan tingkah laku anak setiap saat, <br />13) penilaian didasarkan pada prosedur yang menggambarkan kegiatan anak secara khusus dan menolak pendekatan yang menempatkan anak dalam situasi yang dibuat-buat (artificial). <br /><br />Aplikasi asesmen dalam PAUD<br />Proses evaluasi dalam PAUD, yaitu pengamatan, pencatatan, dan pendokumentasian kinerja dan karya siswa serta bagaimana proses anak menhasilkan karya tersebut (Grace dan Shore, 1991;Kumano, 2002). Asesmen tidak digunakan untuk mengukur suatu keberhasilan suatu program tetapi untuk mengetahui perkembangan atau kemajuan belajar anak. Dalam aplikasinya di PAUD asesmen tersebut tidak dilakukan di kelas pada akhir program atau akhir tahun tetapi dilakukan secara bertahap dan berkesinambungan. Dengan cara misalnya, saat anak bermain, mengambar, atau dari karya yang dihasilkan. Dengan asesmen guru dapat mengetahui bakat,minat, kelebihan,dan kelemahan anak.Guru bersama orang tua siswa dapat memberi bantuan belajar yang tepat untuk anak sehingga dapat diperoleh hasil belajar yang optimal.<br />Komponen Asesmen yaag dipantau terdiri dari semua aspek perkembangan anak, yaitu:<br />1. Perkembangan Fisik Motorik (kasar/ halus)<br />2. Perkembangan Kognitif/ Intelektual<br />3. Pekembangan Moral dan Sosial<br />4. Perkembangan Emosional<br />5. Perkembangan Bahasa dan Seni<br />Kegiatan pengamtan dapat dilakukan melalui berbagai teknik pengamatan, yaitu:<br />1. Narative observation yaitu catatan hasil observasi.<br />2. Anecdotal Record yaitu catatan yang dianggap lucu.<br />3. Running Record yaitu catatan cepat atau uraian singkat.<br />4. Time sampling yaitu sampel waktu atau kejadian.<br />5. check list yaitu laporan yang berupa daftar chek.<br /><br />Asesmen digunakan untuk tujuan sebagai berikut:<br /> Untuk mengetahui berbagai aspek perkembangan anak secara individual, dan sebagainya.<br /> Untuk diagnosa adanya hambatan perkembangan maupun identifikasi penyebab masalah belajar pada anak.<br /> Untuk memberikan tempat dan program yang tepat untuk anak, dalam hal ini untuk mengetahui apakah anak membutuhkan pelayanan khusus.’<br /> Untuk membuat perencanaan program (curriculum planning), dalam hal ini asesmen digunakan untuk memodifikasi kurikulum, menentukan metodelogi, dan memberikan umpan balik (fedback).<br /> Untuk mengidentifikasi dan memperbaiki masalah perkembangan pada anak.<br /> Untuk kajian penelitian<br />Adapun secara spesifik, tujuan asesmen perkembangan adalah sebagai berikut:<br /> Memberikan informasi perkembangan spesifik<br /> Membantu guru menetapkan tujuan dan merencanakan program<br /> Mendapat profil anak (guru dan orang tua)<br /> Bermanfaat untuk diagnosa anak berkebutuhan khusus sehingga dapat dibuat program pendidikan individual dan lyanan untuk keluarga.<br /> Evaluasi keberhasilan program, dan lain-lain<br />Sementara itu, tujuan asesmen untuk bayi dan batita adalah untuk menentukan apakah anak berkembang sesuai dengan tahap perkembangannya ataukah mengalami hambatan sehingga membutuhkan intervensi.uswatun hasanahhttp://www.blogger.com/profile/01323476874555814395noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6182959814010691700.post-55787831495648771202010-10-01T22:24:00.000-07:002010-12-09T20:48:52.127-08:00Pembahasan Asesmen Perkembangan Motorik Anak Usia Dini<div style="text-align: justify;">Motorik merupakan perkembangan pengendalian gerakan tubuh melalui kegiatan yang terkoordinir antara susunan saraf, otot, otak, dan spinal cord. Perkembangan motorik meliputi motorik kasar dan halus. Motorik kasar adalah gerakan tubuh yang menggunakan otot-otot besar atau sebagian besar atau seluruh anggota tubuh yang dipengaruhi oleh kematangan anak itu sendiri. Contohnya kemampuan duduk, menendang, berlari, naik-turun tangga dan sebagainya.</div><div style="text-align: justify;"><br /><a name='more'></a><br /></div><div style="text-align: justify;">Sedangkan motorik halus adalah gerakan yang menggunakan otot-otot halus atau sebagian anggota tubuh tertentu, yang dipengaruhi oleh kesempatan untuk belajar dan berlatih. Misalnya, kemampuan memindahkan benda dari tangan, mencoret-coret, menyusun balok, menggunting, menulis dan sebagainya. Kedua kemampuan tersebut sangat penting agar anak bisa berkembang dengan optimal. Perkembangan motorik sangat dipengaruhi oleh organ otak. Otak lah yang mensetir setiap gerakan yang dilakukan anak.Semakin matangnya perkembangan system syaraf otak yang mengatur otot memungkinkan berkembangnya kompetensi atau kemampuan motorik anak. Perkembangan motorik anak dibagi menjadi dua:</div><div style="text-align: justify;">1. Keterampilan atau gerakan kasar seperti berjalan, berlari, mmelompat, naik turun tangga.</div><div style="text-align: justify;">2. Keterampilan motorik halus atau keterampilan manipulasi seperti menulis, menggambar, memotong, melempar dan menagkap bola serta memainkan benda-benda atau alat-alat mainan .</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Pengembangan Motorik sangat memerlukan bantuan orangtua atau pembimbing untuk melatih dalam pertumbuhanya, sehingga potensi motirik anak bisa berkembang secara optimal. Gerak motorik baru bagi anak usia dini memerlukan pengulangan-pengulangan dan bantuan oranglain, pengulangan itu merupakan bagian dari belajar. Setiap pengulangan dalam keterampilan baru, memerlukan konsentrasi untuk melatih koneksitas dan koordinasi gerak dengan indera lainya (Papalia, 2001:144). Masih dalam konteks pengembangan motorik anak usia dini ini, juga perlu melihat dan mempertimbangkan kebuthan anak, dan ragam perbedaan pertumbuhan mental secara individual. Hal ini penting diperhatikan untuk memberikan layanan yang akomodatif. Terkait dengan pengembangan motorik ini, perlu juga diperhatikan kematangan motorik yang terjadi pada anak, baik motorik halus maupun motorik kasar. Kematangan ini merupakan hasil dari awal penstabilan yang dilakukan dari setiap penguasaan ketrampilan baru (Papalia,2001:140), secara skuensi (Seifert and Hoffnung, 1987:179) yang memiliki dua prinsip utama yaitu chepalocaudal dan proximodistal.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Pengembangan motorik pada anak usia dini sangat memerlukan banyk frekuensi dan kesempatan untuk pengembangan fisik secara fundamental. Misalnya berlari, melompat, melempar, mendorong, dan menarik. Perkembangan gross motor skills ini terutama daya gerak, ketrampilan keseimbangan , sangat memerlukan kebebasan gerak. Selain gross motor skills yang harus dikembangkan, anak usia dini juga memerlukan pengembangan fine motor skills, sehingga akan terjadi pertumbuhan yang seimbang diantara keduanya. Untuk pengembangan fine motor skills harus didesain berbagai jenis bermain, misalnya:</div><div style="text-align: justify;">1. bermain memegang</div><div style="text-align: justify;">2. menggenggan</div><div style="text-align: justify;">3. mengepalkan tangan</div><div style="text-align: justify;">4. mengkoordinasikan ketangkasan bermain dengan menggunakan kedua tangan</div><div style="text-align: justify;">5. koordinasi mata-tangan</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Aktivitas perkembangan gross motor skills dan fine motor skills pada anak model bermainnyaadalah untuk melatih konsentrasi kemampuan motorik, sehingga mereka memiliki ketrampilan yang mapan sebagai akibat dari latihan konsentrasi berbuat. Gross motor dan fine motor sulit terbentuk tanpa adanya latihan konsentrasi gerak.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Perkembangan motorik merupakan salah satu faktor yang sangat penting dalam perkembangan individu secara keseluruhan. Beberapa pengaruh perkembangan motorik terhadap konstelasi perkembangan individu dipaparkan oleh Hurlock (1996) sebagai berikut:</div><div style="text-align: justify;">a. Melalui keterampilan motorik, anak dapat menghibur dirinya dan memperoleh perasaan senang. Seperti anak merasa senang dengan memiliki keterampilan memainkan boneka, melempar dan menangkap bola atau memainkan alat-alat mainan.</div><div style="text-align: justify;">b. Melalui keterampilan motorik, anak dapat beranjak dari kondisi tidak berdaya pada bulan-bulan pertama dalam kehidupannya, ke kondisi yang independent. Anak dapat bergerak dari satu tempat ke tempat lainnya dan dapat berbuat sendiri untuk dirinya. Kondisi ini akan menunjang perkembangan rasa percaya diri.</div><div style="text-align: justify;">c. Melalui perkembangan motorik, anak dapat menyesuaikan dirinya dengan lingkungan sekolah. Pada usia prasekolah atau usia kelas-kelas awal Sekolah Dasar, anak sudah dapat dilatih menulis, menggambar, melukis, dan baris-berbaris.</div><div style="text-align: justify;">d. Melalui perkembangan motorik yang normal memungkinkan anak dapat bermain atau bergaul dengan teman sebayannya, sedangkan yang tidak normal akan menghambat anak untuk dapat bergaul dengan teman sebayanya bahkan dia akan terkucilkankan atau menjadi anak yang fringer (terpinggirkan)</div><div style="text-align: justify;">e. Perkembangan keterampilan motorik sangat penting bagi perkembangan self-concept atau kepribadian anak.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Melatih motorik dengan bermain</div><div style="text-align: justify;">Bermain dengan anak haruslah dalam suasana yang menyenangkan. Bagi anak di bawah 5 tahun, dapat melatih motorik sambil bermain. Lewat bermain ada banyak keuntungan yang bisa diperoleh, antara lain;</div><div style="text-align: justify;">1. Membuang ekstra energi</div><div style="text-align: justify;">2. Mengoptimalkan pertumbuhan seluruh bagian tubuh, seperti tulang-tulang dan organ-organ.</div><div style="text-align: justify;">3. Aktivitas yang dilakukan dapat meningkatkan nafsu makan anak.</div><div style="text-align: justify;">4. Anak belajar mengontrol diri.</div><div style="text-align: justify;">5. Berkembangnya berbagai ketrampilan yang akan berguna sepanjang hidunya.</div><div style="text-align: justify;">6. Meningkatkan daya kreativitas.</div><div style="text-align: justify;">7. Mendapatkan kesempatan menemukan arti dari benda-benda yang ada di sekeliling anak.</div><div style="text-align: justify;">8. Merupakan cara untuk mengatasi kemarahan, kekhawatiran, iri hati dan kedukaan.</div><div style="text-align: justify;">9. Kesempatan untuk belajar bergaul dan bersosialisasi dengan anak lain.</div><div style="text-align: justify;">10. Kesempatan untuk menjadi pihak yang kalah atau menang di dalam bermain.</div><div style="text-align: justify;">11. Kesempatan untuk belajar mengikuti aturan-aturan.</div><div style="text-align: justify;">12. Dapat mengembangkan kemampuan intelektualnya.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Pilih alat permainan yang bersifat edukatif, yang dapat mengoptimalkan perkembangan anak, sesuai dengan usianya dan tingkat perkembangan. Permainan edukatif adalah mainan yang dapat mendorong 4 aspek, antara lain;</div><div style="text-align: justify;">• pengembangan aspek fisik</div><div style="text-align: justify;">• pengembangan bahasa</div><div style="text-align: justify;">• pengembangan aspek kognitif, pengenalan suara, ukuran, bentuk, dan warna</div><div style="text-align: justify;">• pengembangan aspek sosial, dalam hubungannya dengan interaksi dengan ibu dan anak, keluarga serta masyarakat.</div><div style="text-align: justify;">Dari berbagai macam alat permainan, berikut ini adalah contoh alat permainan yang dapat digunakan untuk melatih motorik kasar dan motorik halus.Permainan untuk pertumbuhan fisik/motorik kasar:</div><div style="text-align: justify;">• sepeda roda tiga atau dua</div><div style="text-align: justify;">• bola berwarna-warni</div><div style="text-align: justify;">• mainan yang ditarik atau didorong</div><div style="text-align: justify;">• tali, dll</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Permainan untuk memicu motorik halus:</div><div style="text-align: justify;">• gunting</div><div style="text-align: justify;">• pensil</div><div style="text-align: justify;">• bola</div><div style="text-align: justify;">• balok</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Bermain merupakan seluruh aktivitas anak, termasuk bekerja, penyaluran hobi, dan merupakan cara mereka mengenal dunia. Lewat bermain terjadi stimulasi pertumbuhan otot-ototnya ketika anak melompat, melempar, atau berlari. Selain itu anak bermain dengan menggunakan seluruh emosi, perasaan, dan pikirannya.Perkembangan motorik anak akan lebih teroptimalkan jika lingkungan tempat tumbuh kembang anak mendukung mereka untuk bergerak bebas. Kegiatan di luar ruangan bisa menjadi pilihan yang terbaik karena dapat menstimulasi perkembangan otot (CRI, 1997). Jika kegiatan anak di dalam ruangan, pemaksimalan ruangan bisa dijadikan strategi untuk menyediakan ruang gerak yang bebas bagi anak untuk berlari, berlompat dan menggerakan seluruh tubuhnya dengan cara-cara yang tidak terbatas. Selain itu, penyediaan peralatan bermain di luar ruangan bisa mendorong anak untuk memanjat, koordinasi dan pengembangan kekuatan tubuh bagian atas dan juga bagian bawah. Stimulasi-stimulasi tersebut akan membantu pengoptimalan motorik kasar. Sedangkan kekuatan fisik, koordinasi, keseimbangan dan stamina secara perlahan-lahan dikembangkan dengan latihan sehari-hari. Lingkungan luar ruangan tempat yang baik bagi anak untuk membangun semua keterampilanini.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Kemampuan motorik halus bisa dikembangkan dengan cara anak-anak menggali pasir dan tanah, menuangkan air, mengambil dan mengumpulkan batu-batu, dedaunan atau benda-benda kecil lainnya dan bermain permainan di luar ruangan seperti kelereng. Pengembangan motorik halus ini merupakan modal dasar anak untuk menulis.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Keterampilan fisik yang dibutuhkan anak untuk kegiatan serta aktifitas olah raga bisa dipelajari dan dilatih di masa-masa awal perkembangan. Sangat penting untuk mempelajari keterampilan ini dengan suasana yang menyenangkan, tidak berkompetisi agar anak-anak mempelajari olah raga dengan senang dan merasa nyaman untuk ikut berpartisipasi. Hindari permainan di mana seseorang atau sekelompok orang menang dan kelompok lain kalah. Anak-anak yang secara terus menerus kalah dalam sebuah permainan memiliki kecenderungan merasa kurang percaya akan kemampuannya dan akan berkenti berpartisipasi. Tujuan pendidikan fisik untuk anak-anak yang masih kecil adalah untuk mengembangkan keterampilan dan ketertarikan fisik jangka panjang (CRI, 1997).</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"><br /></div>uswatun hasanahhttp://www.blogger.com/profile/01323476874555814395noreply@blogger.com1 ×Ads by Info
Baca Selanjutnya-