APSI Nganjuk

My photo
Kabupaten Nganjuk, Jawa Timur
Sebagai Media Informasi Pendidikan & Pembelajaran (Dari Kita Untuk Semua) Kontak: 082143737397 atau 085735336338

Sunday, July 24, 2011

Apakah Lesson study

Istilah lesson study diambil dari bahasa Jepang jugyokenkyuu yang digunakan oleh Makoto Yoshida yang berarti penelitian mengenai belajar atau ‘research lesson’ (RBS Currents, Spring/ Summer 2002). Pada dasarnya istilah ini digunakan Jepang dalam mengembangkan profesionalisme guru dengan tujuan tercapainya pengembangan kemampuan mengajar secara berkelanjutan agar siswa dapat meningkatkan kemampuan belajarnya. Yang menjadi fokus perhatian dalam kegiatan adalah bagaimana siswa berpikir dan belajar.
Lesson Study merupakan bagian dari proses pembinaan profesi yang guru-guru Jepang lakukan melalui pengujian secara sistematis dengan cara mengamati pelaksanaan belajar dalam kelas. Tujuannya adalah meningkatkan efektivitas belajar siswa. Dalam melakukan pengamatan beberapa guru berkolaborasi dalam kelompok kecil. Seluruh anggota tim terlibat dalam perencanaan, melaksanaan pembelajaran, mengoboservasi, dan mengamati dengan kritis cara belajar (http://www.tc.columbia.edu/lessonstudy/lessonstudy.html; 2007).Menurut Jim Stigler dan James Hiebert (http://www.aft.org/teachers/ downloads/lesson_study.pdf, 2007) berbeda dengan model pengembangan professional lain karena kegiatan itu langsung dikaitkan pada kegiatan belajar mengajar. Dijelaskannya bahwa yang menjadi fokus perhatian adalah kegiatan mengajar bukan guru; siswa belajar bukan produk belajar siswa. Sukses lesson study diukur dengan indikator guru belajar, bukan dari seberapa keterpenuhan syarat kegiatan belajar. Kesempurnaan kegiatan mengukur bagaimana proses bukan pada tujuan. Sukses guru dalam bekerja kelompok ditentukan oleh keberhasilan merumuskan perencanaan, pengamatan, dan membahas data hasil pengamatan.

Kegiatan lesson study bermanfaat untuk meningkatkan kemampuan professional guru. Yang menarik dalam kegiatan ini adalah memanfaatkan kepakaran para guru melalui kegiatan kerja sama untuk memperbaiki kinerja mengajar dengan memanfaatkan hasil pengamatan pelaksanaan tugas mengajar dalam pelaksanaan tugas yang sesungguhnya.
Dengan melaksanakan kerja sama memperbaiki pelaksanaan tugas pada level sekolah yang dilaksanakan langsung oleh para guru akan sangat bermanfaat karena akan mengurangi tingkat kebergantungan para guru dalam meningkatkan pengetahuan dan keterampilan terbaiknya melalui peningkatan pemahaman terhadap efektivitas kinerja belajar siswa.
Lesson study menjadi penting karena kegiatan itu bermanfaat meningkatkan kemampuan guru dalam menguasai materi pelajaran, meningkatkan keterampilan merencanakan pembelajaran, meningkatkan keterampilan menerapkan metode dan pelaksanaan pembelajaran secara umum, meningkatkan kemampuan guru dalam melakukan pengamatan terhadap siswa yang sedang melaksanakan belajar, meningkatkan kemampuan kerja sama dengan teman sejawat serta dengan memperluas jaringan kerja, memperbaiki kinerja melalui pelaksanaan tugas sehari-hari dan membuka isolasi kelas sehingga peningkatan kemampuan diperoleh dengan tidak mengurangi hak siswa untuk mendapat pelayanan belajar.
Lebih jauh lagi, dengan melaksanakan pengamatan yang terencana guru memperoleh data tentang kegiatan belajar siswa dalam kelas sehingga dapat mengolahnya menjadi informasi yang berguna untuk menyusun karya tulis dalam bentuk penelitian tindakan kelas.
Dalam melakukan kegiatan kelompok guru bersama-sama mempersiapkan kegiatan secara sistematis dan terperinci dengan pentahapan sebagai berikut :
1. Membentuk kelompok peneliti kegiatan belajar
2. Menentukan judul dan tujuan penelitian
3. Merencanakan penelitian siswa belajar
4. Menghimpun data pelaksanaan belajar
5. Menganalisis data pelaksanaan belajar
6. Mengulang seluruh proses penelitian
7. Melaksanakan kegiatan tindak lanjut; kulminasi
Dalam melaksanakan kegiatannya guru fokus pada tujuan yang jelas. Untuk keperluan itu guru perlu menyusun sejumlah pertanyaan penelitian yang terkait dengan indikator pencapaian tujuan.
Contoh:
1. Apa yang ingin guru ketahui dari proses pelaksanaan kegiatan?
2. Kompetensi belajar siswa yang mana yang akan menjadi fokus perhatian?
3. Apa yang siswa butuhkan selama pelajaran berlangsung?
Untuk mendapatkan jawaban atas pertanyaan di atas maka guru perlu berpaling pada teori belajar, kurikulum, pokok bahasan, metode belajar, yang akan berproses selama pelaksanaan belajar berlangsung.
Pelaksanaan lesson study dapat dilakukan oleh sejumlah guru yang membentuk kelompok baik yang berasal dari satu sekolah maupun dari lintas sekolah. Dalam pelaksanaannya juga dapat dilakukan oleh guru mata pelajaran sejenis maupun gabungan berbagai mata pelajaran, atau gabungan guru-guru yang mengajar pada berbagi tingkatan. (http://www.tc.edu/ lesson studi/faqs.html)
Pada saat guru yang hadir berasal dari berbagai sekolah, maka dapat diperoleh keuntungan dalam membentuk jalinan kerja sama lintas sekolah yang luas sehingga alternatif pemikiran akan menjadi lebih variatif. Namun demikian, dengan pertemuan sekelompok guru yang berasal dari satu sekolah pun juga dapat meningkatkan kerja sama antar guru baik dalam satu tingkatan maupun antar tingkatan.
Disarankan setiap kelompok terdiri atas 4-6 guru, namun lebih sedikit dari itu pun tidak menjadi masalah. Setiap kelompok menurut pengalaman akan bekerja antara 2-4 minggu. Dan, tiap kelompok akan bertemu paling banyak 3 atau dua kali dalam setahun. Dengan adanya variasi pertemuan dalam ruang lingkup satu sekolah dan ruang lingkup kerja sama sistem sekolah, maka akan terbuka banyak peluang bagi guru untuk bekerja sama merencanakan, melaksanakan, dan mendiskusikan peningkatan kompetensi pedagogic dan professional secara berkala.
Untuk memperoleh tingkat keterlatihan guru meningkatkan strategi pelaksanaan pembelajaran, maka perlu diusahakan agar setiap anggota kelompok memiliki pengalaman melaksanakan tugas dalam kelompok secara variatif yang direncanakan dengan jelas sehingga setiap orang tidak hanya piawai sebagai pengamat, namun menguasai keterampilan terbaik mengelola pembelajaran.
Guru-guru Jepang tempat ide pengembangan lesson study bermula yakin benar bahwa kinerja kolektif lebih baik daripada hasil kerja sendiri-sendiri. Mereka percaya bahwa untuk memperbaiki kinerja dalam pelaksanaan tugas harus melalui kerja sama (Westheimer, 1998). Itulah sebabnya keterbukaan setiap individu untuk melakukan kerja sama terbuka lebar. Kerja sama dapat dilakukan tidak hanya dengan guru namun juga dengan pemangku kepentingan lain.
Menurut pengalaman yang dilakukan di berbagai Negara, yang dapat mengikuti kegiatan ini ialah para kepala sekolah, wakil kepala sekolah dan para pengawas yang memiliki kepedulian tinggi terhadap usaha meningkatkan kemampuan profesi guru.
Pihak lain yang dapat berparitisipasi dalam kegiatan ini adalah para pakar yang diundang untuk turut mengamati atau memberikan saran-saran, pengarahan untuk meningkatkan efektivitas pelaksanaan lesson studi.
Pihak lain yang dipandang perlu seperti pengurus komite sekolah sepanjang diperhitungkan dapat memberikan sumbangsih yang berharga bagi peningkatan kinerja mengajar sehingga dapat meningkatkan kinerja belajar siswa dapat menjadi pengamat kegiatan ini.
Yang perlu dipertimbangkan dalam menentukan tujuan ialah tujuan pendidikan nasional yang merupakan unsur dasar yang perlu dikuasai guru. Menentukan tujuan khusus siswa belajar setelah melakukan seleksi secara menyeluruh terhadap kemungkinan tujuan yang dapat dirumuskan. Berikutnya mempertimbangkan standar nasional. Kemudian, isi kurikulum serta analisis kekuatan maupun kelemahan. Seluruh pertimbangan untuk membantu siswa mudah mengikuti pembelajaran sehingga mereka dapat memperoleh manfaat yang bermakna.
Proses ini mengarahkan guru pada perumusan masalah yang akan diteliti. Kejelasan masalah yang akan diteliti akan menjadi salah satu kunci keberhasilan pelaksanaan kegiatan. Masalah diangkat dari pelaksanaan tugas, apa yang yang sesungguhnya menjadi kesulitan siswa dalam proses belajar, apa yang menjadi kendala, hal apa yang masih dianggap kurang, mengapa masih ada yang belum tuntas, bagaimana siswa menyelesaikan tugas, semua dapat menjadi pilihan sebagai sumber masalah.
Tujuan penelitian dapat dirumuskan untuk menentukan sasaran yang diharapkan yang dapat membantu siswa memahami konsep, menerapkan konsep, dan trampil menggunakan konsep. Namun tujuan dapat dibatasi pada kegiatan-kegiatan yang terbatas. Untuk membatasi masalah yang diteliti perlu menggunakan landasan teori yang dipilih dari sumber yang terpercaya.
Rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) didisain guru-guru untuk memenuhi kebutuhan siswa pada tingkat satuan pendidikan. Untuk menyelaraskan dengan kebutuhan khas sekolah guru perlu memahami visi serta indikator pencapaiannya. Mimpi yang ada dalam visi perlu diwujudkan dalam indikator oprasional pembelajaran yang terukur dalam bentuk aktivitas siswa dalam kelas. Guru harus dapat mempertimbangkan ruang lingkup materi minimum memenuhi standar nasional. Proses belajar dan hasil belajar siswa juga harus memenuhi standar. Guru perlu menentukan metode belajar, sumber belajar, alat belajar yang paling sesuai dengan kekuatan siswa dengan tipe belajar siswa. Di samping itu dapat menelaah pelaksanaan dan hasil evaluasi.
Hal yang paling utama yang perlu guru tempuh adalah penerapan rencana belajar itu harus tepat waktu, artinya sesuai dengan kalender pendidikan yang telah disahkan. Juga yang tidak kalah penting adalah, apa yang telah tertuang dalam rencana pelaksanaan pembelajaran sesuai dengan apa yang guru perankan dalam kelas.
Karena yang menjadi titik berat pengamatan dalam Lesson Studi adalah proses kegiatan siswa belajar, maka dari RPP inilah instrumen diturunkan dengan menentukan fokus kajian telebih dahulu. Pertanyaan oprasional dapat dikembangkan dalam proses yang terkait pada prilaku belajar siswa yang mereka tampilkan; dalam penguasaan konsep, dalam memecahkan masalah, menghadapi kesulitan belajar, dalam menggunakan sumber belajar, dalam berinteraksi dengan teman, dalam mempergunakan alat peraga, sehingga berdampak pada mempercepat penguasaan pengetahuan, sikap dan keterampilan dsb.
Sebelum memulai pelaksanaan kegiatan lesson studi, sebagai bagian dari kegiatan pengembangan profesi berlandaskan pada hasil kegiatan pengamatan lapangan secara ilmiah, ada baiknya guru memperhatikan ruang lingkup pengembangan kompetensi profesi dan pedagogic seperti diuraikan dalam diagram di bawah ini.

Visi idealnya menjadi poros pengembangan tiga dimensi utama yaitu menguasai tujuan pendidikan, kurikulum, materi pelajaran, dan indikator kinerja belajar yang harus siswa kembangkan, menguasai teori belajar, konteks pengembangan, dan ketiga menguasi keterampilan mengelola keragaman siswa dan manajemen kelas. Semua komponen yang menjadi masukan, proses, dan keluaran perlu diorganisasikan dengan cermat.
Langkah berikut yang menjadi bagian penting pada awal penelitian adalah merumuskan masalah yang jelas, sederhana, lengkap dan bermanfaat untuk dipecahkan

1 comment:

  1. Konon katanya LS masuk Indonesia tahun 1998 melalui UPI, UNY dan UM bekerja sama dengan JICA (Japan International Coeperation Agency) mengimplementasikan IMSTEP (Indonesia Mathematics and Science Teacher Education Project) untuk meningkatkan kualitas pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam d Indonesia.
    IMSTEP memperluas kegiatanya pad tahun 2001 dengan kegitan piloting. ......
    Tahun 2006 selanjut program kkerjasama teknis JICA diimplementsikan ke 3 kab. yaitu Sumedang, Bantul dan Pasuruhan.Tahun 2009 LS dirintis 3 propisnsi yaitu Sulut, Kalsel, dan Sumbar.
    Di negara asalnya LS sukses pada mata pelajaran Matematika dan Ilmu pengetahuan Alam, dan semua unsur yang berkepentingan berkomitmen melaksanakan, sukses LS dapat meningkatkan kualitas pembelajaran MIPA

    ReplyDelete